Homili 6 April 2016 (Injil untuk Daily Fresh Juice)

Hari Rabu Pekan Paskah II
Kis 5: 17-26
Mzm 34: 2-3.4-5.6-7.8-9
Yoh 3:16-21

Begitu Besar Kerahiman Allah!

imageSelama beberapa hari terakhir ini, saya membaca sebuah buku berjudul: “Testimone della Misericordia. Il mio viaggio con Francesco”, yang diterbitkan oleh penerbit Garzanti, Milano, Italia. Buku ini berisi wawancara antara seorang jurnalis senior RAI dan Vaticanista bernama Raffaele Luise dan Kardinal Walter Kasper. Pada bagian awal buku itu terdapat sebuah pertanyaan dari Raffael seperti ini: “Bagaimana pandangan Bapa Kardinal tentang perkataan Paus Fransiskus ketika mengunjungi Molise pada bulan Juli 2014 yang lalu, bahwa: “Kerahiman Allah adalah nubuat tentang sebuah dunia yang baru dan adil?” Kardinal Walter Kasper menjawabnya: “Pernyataan Paus Fransiskus ini sangat bagus dan menarik. Memang, Kerahiman Allah adalah sebuah kepenuhan, sebuah kebenaran yang sempurna, karena manusia tidak hanya membutuhkan sebuah pengenalan yang formal saja, melainkan kasih yang melebihi segalanya.”

Perkataan Paus Fransiskus dan dikomentari dengan bagus ooleh Kardinal Walter Kasper ini, semakin mempertegas sebuah gelar yang diberikan kepada Paus Fransiskus sendiri sebagai Paus Kerahiman Allah. Paus Fransiskus selalu mengatakan bahwa kerahiman Allah itu begitu agung dan selalu mengalir laksana sebuah sungai kehidupan bagi manusia. Pada hari Minggu Kerahiman Ilahi, tanggal 3 April 2016 yang lalu, Paus Fransiskus mengatakan bahwa Injil Kerahiman tetaplah menjadi sebuah buku yang terbuka karena menunjukkan aliran kerahiman Allah bagi manusia. Dikatakannya: “Injil adalah Kitab tentang Kerahiman Allah yang harus dibaca dan terus dibaca lagi, sebab segala sesuatu yang dikatakan Yesus dan dilakukan-Nya merupakan ekspresi kerahiman Bapa.” Pada kesempatan yang sama, Paus juga mengingatkan kita semua akan sebuah panggilan untuk menjadi penulis-penulis Injil kehidupan, dan yang mampu mewartakan Injil sebagai kabar sukacita kepada semua pria dan wanita di dunia saat ini. Perkataan Paus Fransiskus ini mempertegas apa yang sudah dikatakannya dalam Bulla Misericordiae Vultus bahwa Yesus Kristus benar-benar menunjukkan wajah kerahiman Allah Bapa bagi manusia.

Kita semua sedang berjalan bersama sebagai Gereja di tahun Yubileum Kerahiman Allah ini. Ada yang menunjukkan cintanya kepada kerahiman Allah dengan berziarah ke gereja-gereja, melewati pintu kudus, membangun niat-niat yang indah untuk bertobat. Bagaimana dengan anda? Apakah anda juga sedang berjalan bersama Gereja di tahun Yubileum Kerahiman Allah dan mau merasakan kerahiman Allah? Sungguh, kerahiman Allah itu agung dan luhur dan patut kita alami di dalam hidup kita. Maka berziarah saja belum cukup, pengalaman kerahiman yang indah adalah ketika dengan tulus dan jujur kita mengakui dosa-dosa dan bermetanoia`

Pada hari ini kita membaca dan merenungkan Injil tentang percakapan lanjutan antara Yesus dan Nikodemus dalam Injil Yohanes. Mereka sebenarnya sedang mempercakapkan betapa agungnya kerahiman Allah bagi manusia di dunia ini. Tuhan Yesus sudah menerangkan sebelumnya kepada Nikodemus tentang rencana keselamatan dari Bapa, yang akan mengorbankan Anak-Nya yang tunggal dalam drama penyaliban hingga kematian-Nya. Yesus sudah tahu bahwa Ia akan menggenapi semuanya ini, tetapi demi kerahiman dan kasih sayang Bapa kepada manusia di dunia maka Ia taat kepada kehendak Bapa.

Kini Yesus melanjutkan perkataan-Nya kepada Nikodemus seperti ini: “Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.”(Yoh 3:16). Apa yang mau Tuhan Yesus katakan kepada Nikodemus dan kita semua yang membaca serta mendengar Injil pada hari ini? Tuhan Yesus mau menagaskan bahwa keselamatan adalah rencana Allah Bapa. Oleh karena itu Dia memiliki inisiatif pertama untuk menyelamatkan manusia. Caranya adalah dengan mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal yaitu Yesus Kristus sendiri. Maka dapatlah dikatakan bahwa “mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal” merupakan manifestasi tertinggi dari kerahiman Bapa bagi manusia.

Perkataan Tuhan Yesus, “Sebab begitu besar kasih Allah” (Yunani: egapesen) atau “begitu besar kerahiman Bapa” kepada manusia merujuk pada peristiwa Inkarnasi, di mana Sabda menjadi Manusia dalam diri Yesus Kristus dan tinggal bersama kita. Implikasi nyatanya adalah pada Paskah Kristus. Dalam hal ini, kematian Yesus Kristus sebagai epifani atau penampakan kasih atau agape Allah demi keselamatan dunia. Satu kondisi yang penting supaya memiliki hidup adalah senantiasa percaya kepada Yesus sebagai Anak Tunggal Allah, satu-satunya Penyelamat kita.

Wujud kerahiman Allah Bapa yang begitu agung juga terlihat dalam misi Yesus. Ia datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Untuk itu sangat dibutuhkan iman dan kepercayaan kepada Tuhan Yesus sebagai Anak Tunggal Allah. Yesus juga menghadirkan kerahiman Allah sebagai Terang bagi dunia. Dia sebagai Terang dunia, datang ke dunia untuk menerangi mereka yang hidup dalam kegelapan karena dosa supaya juga bisa memiliki pertobatan sejati. Mereka bisa merasakan kerahiman Allah yang agung dan luhur.

Pada hari ini kita semua dikuatkan oleh Tuhan melalui Kabar Sukacita (Injil), bahwa apa pun hidup kita, dan siapakah diri kita di hadapan-Nya, Ia tetaplah maharahim. Sebab Ia tidak memperhitungkan dosa-dosa kita melainkan melihat iman dan kepercayaan kita kepada-Nya. Betapa agung dan luhur kerahiman Allah bagi kita semua.

Doa: Tuhan Yesus, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau menampakkan wajah Kerahiman Allah Bapa kepada kami. Semoga kami juga boleh menjadi tanda dan pembawa kasih dan kerahiman Bapa kepada sesama yang lain sepanjang hari ini. Amen.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply