Homili Hari Minggu Paskah VI/C -2016

Hari Minggu Paskah VI/C
Kis 15:1-2.22-29
Mzm 67:2-3.5.6.8
Why 21: 10-14.22-23
Yoh 14:23-29

Roh Kudus tetap bekerja!

imagePada pagi hari ini saya mendapat pesan singkat bergambar dari seorang sahabat sambil mengucapkan Happy Sunday. Bunyinya: “God did not give us spirit of timidity but a spirit of power, of love, and of self discipline.” Artinya: Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (2Tim 1:7). Saya berkata dalam hati Yes! St. Paulus tidak salah. Ia mengatakan sebuah kebenaran Kitab Suci yang sangat menguatkan iman kita. Roh Kudus itu dijanjikan oleh Tuhan Yesus salam amanat perpisahan-Nya sebagai Penghibur bagi setiap pribadi. Roh Kudus Penghibur itu diutus oleh Bapa dalam nama Yesus, bertugas untuk mengajarkan segala sesuatu kepada kita, dan membuka pikiran kita untuk mengingat segala sesuatu yang sudah diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus sendiri (Yoh 14: 26).

Roh Kudus adalah pribadi Ilahi yang sama dengan Bapa dan Putra. Banyak kali kita sebagai umat beriman melupakan Allah Roh Kudus, padahal Dia adalah Pribadi ilahi yang luar biasa. Ia selalu hadir pada saat-saat istimewa di dalam hidup kita, khususnya saat kita mau mengambil keputusan tertentu untuk seluruh hidup kita. Di dalam Kitab Suci, kita menemukan pentingnya sosok Allah Roh Kudus. Roh Kuduslah yang menjadikan Yesus Anak Allah dikandung oleh Bunda Maria (Mat 1:18), mengurapi-Nya sebagai Anak Allah yang terkasih (Luk 4:16-19), menuntun Dia (Mrk 1:12) serta menguatkan-Nya hingga akhir hidup-Nya (Yoh 19:30). Di atas kayu salib, Tuhan Yesus Kristus menghembuskan Roh-Nya untuk kembali kepada Bapa. Setelah bangkit dari mati, Ia sekali lagi menghembuskan Roh-Nya kepada para murid-Nya dengan berkata: “Terimalah Roh Kudus” (Yoh 20:22). Ini juga menjadi kesempatan bagi Yesus mengaruniakan Roh-Nya kepada para murid-Nya. Roh yang satu dan sama turun ke atas Gereja. Tuhan Yesus berkata: “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu” (Yoh 20:21).

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari Minggu Paskah VI ini, mengajak kita semua untuk membuka hati dan pikiran kepada Allah Roh Kudus, sebelum merayakan hari Raya Pentekosta dua Minggu mendatang. Ada beberapa hal menarik di dalam bacaan-bacaan Kitab Suci hari Minggu ini, yang menunjukkan betapa pentingnya peran Roh Kudus di dalam Gereja:

Pertama, Roh Kudus mempersatukan gereja. Gereja mengalami penyertaan Roh Kudus sejak semula hingga saat ini. St. Lukas menggambarkan sebuah persoalan besar di dalam Gereja perdana, khususnya di Antiokia, Siria dan Kilikia. Barnabas dan Paulus yang dipilih secara khusus oleh Roh Kudus bertugas untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa asing. Maka orang-orang bukan Yahudi yakni orang Yunani dan Romawi juga menerima Yesus dengan sukacita. Dalam suasana penuh sukacita bersama Yesus, datanglah orang-orang beriman dari Yudea dan menyampaikan mereka bahwa untuk bisa memperoleh keselamatan maka mereka harus menerima adat istiadat Yahudi seperti disunat. Dengan kata lain, supaya bisa diselamatkan oleh Yesus maka orang-orang bukan Yahudi harus menjadi Yahudi dulu.

Tentu saja perkataan orang-orang dari Yudea ini membingungkan kaum beriman di Antiokhia. Maka Roh Kudus bekerja dengan menggerakan jemaat untuk meminta kesediaan Paulus dan Barnabas supaya pergi ke Yerusalem untuk meminta petunjuk dari para rasul dan penatua. Konsili pertama di Yerusalem pun diadakan untuk menjawabi persoalan internal Gereja ini. Pada akhirnya, Roh Kuduslah yang turut bekerja sehingga dihasilkan kesepakatan tertentu. Para rasul berkata: “Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami supaya kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan untuk berhala, dari darah dan dari daging binatang yang dicekik dan dari percabulan.” (Kis 15:28-29).

Penulis Kitab Wahyu yakni Yohanes juga merasa berada dalam Roh, sehingga malaikat Tuhan membawanya ke atas sebuah gunung besar dan tinggi untuk melihat Yerusalem baru yang turun dari sorga. Kiranya Yohanes mau mempersatukan rencana Allah bagi gereja di dunia dan di surga. Para rasul akan menjadi landasan atau dasar bagi Yerusalem baru. Di atas para rasul ini, Yesus membangun Gereja-Nya sebagai Yerusalem baru yang turun dari surga. Tuhan juga berkenan untuk menerima umat kesayangan-Nya dalam kerajaan abadi di Surga. Kemuliaan Allah sendiri akan menerangi Yerusalem baru dan Anak Domba adalah lampunya. Benar sekali. Gereja menjadi satu karena rencana Allah untuk menerangi dan menguduskannya. Sekali lagi semua ini bisa terwujud karena Allah Roh Kudus selalu bekerja di dalam Gereja.

Dalam bacaan Injil, Roh Kudus dijanjikan oleh Tuhan Yesus sebagai penghibur bagi gereja. Roh Kudus itu diutus oleh Bapa melalui Yesus Putera-Nya. Lihatlah persekutuan komunitas Tritunggal Mahakudus. Allah Bapa dan Putera dan Roh Kudus adalah satu adanya. Roh Kudus akan mengajarkan dan mengingatkan para rasul tentang segala sesuatu yang berasal dari Bapa melalui Putera-Nya. Roh Kudus benar-benar ada dan menjiwai Gereja dengan caranya sendiri.

Kedua, Roh Kudus mengajar dan mengingatkan kita tentang persekutuan kasih Allah. Ini adalah salah satu buah Roh Kudus. Hal ini sejalan dengan perkataan Tuhan Yesus dalam Injil: “Jika seseorang mengasihi Aku, Ia akan menuruti Firman-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia” (Yoh 14:23). Cinta kasih yang diajarkan Yesus adalah cinta kasih ilahi. Allah adalah kasih, dan kasih ilahi ini menyatu dengan manusia. Kita pun harus bertumbuh dalam kasih.

Ketiga, Roh Kudus mengajar kita untuk menyadari damai sejahtera dari dari Allah melalu Yesus Kristus. Tuhan Yesus berkata: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan itu tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu” (Yoh 14:27). Salah satu buah Roh Kudus adalah damai sejahtera. Tuhan menitip damai-Nya kepada kita maka marilah kita melanjutkan damai-Nya kepada sesama lain.

Pada hari ini kita boleh bersukacita. Tuhan menganugerahkan Roh Kudus-Nya sebagai Penghibur bagi Gereja. Kita merenungkan buah-buah Roh Kudus yang dikemukakan oleh St. Paulus yakni kasih, sukacita, samai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan dan kesetiaan (Gal 5:22). Apakah kita sudah memilikinya dan membaginya di dalam hidup setiap hari?

Saya mengakhiri homili ini dengan mengutip perkataan Paus Emeritus, Benediktus XVI: “Pengertian kita terbatas: maka tugas Roh Kudus adalah memperkenalkan Gereja dalam cara yang baru dari generasi ke generasi, masuk dalam keagungan misteri Allah”. Allah Roh Kudus, tinggalah beserta kami.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply