Homili Hari Minggu Paskah VII/C – 2016

HARI MINGGU PASKAH VII/C
Hari Minggu Komunikasi Sedunia
Kis. 7:55-60
Mzm. 97:1,2b,6,7c,9
Why. 22:12-14,16-17,20
Yoh. 17:20-26

Komunikasi dan Kerahiman yang menyembuhkan

imagePada hari ini, hari Minggu Paskah VII/C, kita semua berada dalam masa novena untuk menanti kedatangan Roh Kudus pada hari raya Pentekosta. Bersama seluruh Gereja universal, kita juga merayakan Hari Minggu Komunikasi sedunia. Bapa Suci, Paus Fransiskus memilih sebuah tema perayaan yang bagus yakni: “Komunikasi dan Kerahiman: Suatu Perjumpaan yang Berbuah”. Tentu saja tema perayaan ini dihubungkan dengan Tahun Jubileum Kerahiman Allah. Sangat diharapkan supaya setiap pengikut Kristus dapat membangun komunikasi yang bagus satu sama lain, karena komunikasi adalah ungkapan kasih sehingga apa dan bagaimana mengatakan sesuatu, setiap kata dan sikap dapat mengungkapkan kemurahan, kelembutan dan pengampunan Allah bagi semua orang. Sri Paus mengatakan bahwa kita semua adalah anak-anak Tuhan dan mendapat panggilan yang sama untuk berkomunikasi dengan semua orang. Kita sebagai gereja berkomunikasi untuk menyampaikan kerahiman supaya semua orang mencapai kepenuhan dalam Yesus Kristus. Dengan komunikasi dan kerahiman maka nama Yesus semakin dikenal dan dimuliakan.

Komunikasi bagi Bapa Suci, memiliki kemampuan untuk menciptakan penghubung, memampukan sebuah perjumpaan dan penyertaan yang bias memperkaya masyarakat. Maka komunikasi yang baik ditandai dengan kemampuan untuk memilih kata-kata, tindakan-tindakan yang baik untuk menghindari kesalahpahaman, menyembuhkan kenangan-kenangan yang terluka dan membangun perdamaian dan keharmonisan. Ketika komunikasi tidak bagus maka yang ada adalah ungkapan-ungkapan kebencian, membalas dendam dan saling mempersalahkan satu sama lain. Orang Kristen harus mendukung persekutuan dalam berkomunikasi. Menurut Bapa Suci, disinilah kita menemukan daya kerahiman dalam berkomunikasi, yakni menyembuhkan relasi yang terluka, memulihkan perdamaian dan kerukunan dalam hidup bermasyarakat. Bapa Suci juga memanggil para pemimpin dunia untuk menggunakan komunikasi dengan bahasa politik dan diplomatik dalam bingkai kerahiman. Opini-opini public yang dibangun dalam masyarakat dan bangsa hendaknya menunjukkan kebenaran dan menunjukkan solusi yang tepat dalam menjawabi masalah-masalah yang ada.

Paus mengajak para gembala di dalam gereja supaya jangan memberi kesan superioritas yang angkuh dan sombong atas musuh atau merendahkan orang lain. Para gembala harus mengingat bahwa kerahiman dapat meringankan berbagai kesulitan hidup dan kehangatan bagi mereka yang hanya mengenal dinginya penghakiman. Sikap positif yang harus kita miliki adalah kemampuan untuk mendengarkan bukan hanya sekedar mendengar. Mendengarkan dapat membantu kita untuk melakukan hal-hal yang benar karena menunjukkan komunikasi dan kedekatan. Mendengarkan mengandaikan mengindahkan, kerelaan untuk memahami, menghargai, menghirmati. Ini merupakan sebuah kemartiran. Sedangkan mendengar hanyalah berhubungan dengan kemampuan kita untuk menerima informasi. Media social dapatlah menjadi bentuk komunikasi yang seutuhnya manusiawi. Untuk itu perlu hati dan kemampuan untuk menggunakannya secara bijak. Pada akhirnya Bapa Suci mengatakan bahwa perjumpaan antara komunikasi dan kerahiman menghasilkan kedekatan yang peduli, memberi rasa nyaman, menyembuhkan, menyertai dan merayakan.

Apa yang Tuhan mau sampaikan kepada kita pada hari Minggu Paskah yang ketujuh ini? Kita semua memandang, mengimani dan mengasihi Yesus yang berkomunikasi dengan Bapa supaya Bapa menunjukkan kerahiman-Nya kepada manusia. Tuhan Yesus memberi teladan berdoa kepada Bapa di Surga. Ini adalah sebagai momen penting dalam membangun komunikasi antara Bapa dan Putra dalam Roh Kudus. Buah dari komunikasi itu adalah supaya semua orang yang diserahkan kepada Yesus dapat tinggal dan memandang kemuliaan-Nya. Sambil memandang kemuliaan Yesus Putra Allah, cinta kasih yang keluar dari Bapa dalam Roh Kudus juga dapat menetap dalam hati setiap orang yang percaya kepada-Nya.

Penginjil Yohanes mengisahkan Yesus sebagai Imam Agung yang berdoa bagi Gereja. Pada malam perjamuan terakhir itu Yesus berdoa: “Bapa Yang Kudus, bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi untuk orang-orang yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku” (Yoh 17:20-21). Komunikasi antara Yesus dan Bapa dalam doa ini memiliki dasar yakni cinta. Cinta kasih yang mempersatukan pribadi dan pribadi yang lain. Buah dari cinta kasih adalah persekutuan antar manusia yang bersumber pada persekutuan Tritunggal Mahakudus.

Tuhan Yesus mendoakan persekutuan kita sebagai pribadi dengan pribadi yang lain. Apakah kita menyadari dan percaya pada doa Yesus sang Imam Agung kita? Yesus menghendaki agar kita bersatu sebagai saudara karena menimba inspirasi persekutuan dari Tuhan Allah Tritunggal Mahakudus sendiri. Persekutuan antar pribadi itu dapat mengantar kita untuk bersama-sama memandang Yesus yang mulia yang berdiri di samping kanan Allah. Artinya dalam suasana menderita bahkan kalau kemartiran menuntut sekali pun, kita akan tetap optimis seperti St. Stefanus yang melihat langit terbuka dan memandang Yesus dan kemuliaan-Nya di sebelah kanan Allah.

Komunikasi yang baik akan berjumpa dengan kerahiman Allah ketika Tuhan Yesus sendiri datang untuk menunjukkan wajah kerahiman Allah Bapa. Dialah Alfa dan Omega yang akan datang segera. Roh Kudus sangat dibutuhkan untuk mendampingi dan memberikan daya kerahiman dalam penantian. Roh Kudus yang satu dan sama akan menagajar dan mengingatkan gereja untuk berkata: “Datanglah ya Tuhan Yesus!”

Pada Hari Minggu Komunikasi sedunia ini, kita semua belajar untuk membangun komunikasi yang baik, sebuah komunikasi yang berjumpa dengan kerahiman dan menghasilkan buah yang menyembuhkan setiap pribadi. Komunikasi antara Yesus dan Bapa dalam Roh Kudus telah menyembuhkan kita semua. Mari kita membangun komunikasi dalam kerahiman sehingga di antara kita terjalin persekutuan sebagaimana didoakan oleh Yesus imam Agung kita.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply