Food For Thought: Setia melayani Tuhan

Aku tidak lalai dalam mewartakan Sabda!

imagePermenungan saya pada akhir hari ini adalah mengingatkan kembali pengalaman misioner St. Paulus di Asia. Dikisahkan di dalam Kisah Para Rasul bahwa pada suatu kesempatan, ia yang merasa ditawan oleh Roh mendapatkan visi tentang masa depannya. Ia lalu mengucapkan selamat tinggal kepada para penatua di Efesus sambil berdoa dan memberi peneguhan kepada para saudara di sana. Selama berada di Efesus, ia memang tidak hanya mewartakan Kerajaan Allah dengan dengan kata-kata tetapi lebih banyak ia mewartakan dengan hidupnya yang nyata. Itulah sebabnya ia mengatakan, “Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu” (Kis 2018).

Apa yang diungkapkan sebagai seorang misionaris? Ia mengaku telah melayani Tuhan dengan rendah hati, mencucurkan air mata karena mengalami banyak penderitaan dan kemalangan. Dalam situasi yang sulit sekalipun ia tetap setia, tidak pernah lalai dalam melayani Tuhan. Ia malahan bersyukur dan berkata: “Aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garus akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus Kristus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah” (Kis 20:24).

Hidup Kristiani memang harus seperti Paulus. Orang kalau mau melayani Tuhan maka ia harus melayani sampai tuntas, bukan hanya melayani setengah-setengah atau melayani setengah hati. Dalam hidup menggereja, kita menjumpai banyak saudara dan saudari yang sekedar melayani, melayani setengah hati dan melayani sepenuh hati. Melayani setengah hati itu ditandai dengan cepat putus asa dan mundur dari pelayanan. Lucu! Orang melayani Tuhan tetapi memakai perhitungan segala. Kadang pengurus lingkungan misalnya, bentrok dengan sesama di lingkungan lalu memilih mundur dari pelayanan.

Kita membutuhkan semangat Paulus dalam hidup menggereja masa kini.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply