Homili 23 Juli 2016

Hari Sabtu, Pekan Biasa ke-XVI
Yer 7: 1-11
Mzm 84: 3.4.5-6a.8a.11
Mat 13:24-30

Kesabaran dan Kerahiman Allah

imageAdalah Titus Maccius Plautus (254-184sM). Dia adalah seorang penulis dan dramawan terkenal pada masa Kerajaan Romawi, dan pernah berkata begini: “Kesabaran adalah obat paling baik untuk semua permasalah”. Membaca pernyataannya ini, saya yakin bahwa kita semua mungkin memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang makna kesabaran tetapi intinya adalah kesabaran itu seperti obat yang membuat kita tenang dalam menghadapi semua masalah kehidupan. Kesabaran itu mahal dan menjadi orang sabar itu laksana permata. Setiap hari orang mengalami salah satu ujian hidup yakni ujian kesabaran.

Tuhan Yesus memberi sebuah perumpamaan tentang seorang penabur yang menaburkan benih lalang-gandungyang baik di ladangnya. Pada malam hari datanglah orang jahat untuk menaburkan benih lalang di antara gandum yang sudah ditaburkan pada siang hari. Hal mengherankan muncul, ketika para hamba menyadari bahwa pada saat gandum bertumbuh dan mulai berbulir nampak juga lalang. Mereka meminta kepada tuannya dan bertanya tentang hal yang mengherankan mereka ini.Tuannya berkata bahwa ada musuh yang malam hari datang untuk menaburkan lalang. Mereka meminta supaya mencabut lalang tetapi dengan bijaksana tuan itu mengatakan kepada mereka bahwa nanti gandumnya ikut tercabut. Tuan kebun juga berkata: “Biarkanlah keduanya tumbuh bersama-sama sampai waktu menuai tiba. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai, “Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berkas-berkas untuk dibakar, kemudian kumpulkanlah gandumnya ke dalam lumbungku.” (Mat 13:30).

Musim menuaiApa yang mau Tuhan Yesus katakan kepada kita melalui perumpamaan ini? Tuhan selalu menaburkan benih-benih sabda-Nya berupa kebaikan-kebaikan yang berguna untuk hidup kita setiap hari. Satu-satunya tujuan dari Tuhan adalah supaya kita menjadi pribadi yang bahagia dan saling membahagiakan. Kita dapat menjadi gandum, sebagai santapan yang lezat bagi sesama dalam kebajikan dan pelayanan-pelayanan kita. Kita dapat menjadi seperti Kristus, gandum hidup yang memberi kehidupan kepada semua manusia. Dia menjadi santapan rohani bagi kita semua dalam Ekaristi.

Kebaikan-kebaikan dari Tuhan tidak lepas dari kejaran kuasa kegelapan yang datang dari iblis. St. Petrus mengatakan bahwa iblis itu seperti singa. Sebab itu ia mengingatkan kita seperti ini: “Sadarlah dan berjaga-jagalah! lawanmu si iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (1Ptr 5:8). Iblis selalu mencari saat gelap untuk menaburkan lalang di dalam hidup kita. Lalang dapatlah menjadi sisi gelap dalam kehidupan kita, yang selalu berlawanan dengan kebajikan-kebajikan dari Tuhan. Mari kita melihat diri kita di hadirat Tuhan. Kita selalu ingin berbuat baik dan menjadi gandum tetapi di saat yang sama ada lalang yang selalu menghalangi kita untuk berbuat baik.

Lalu apa yang Tuhan lakukan bagi kita? Ia menunjukkan kesabaran sebagai dasar kerahiman-NyaSabar sayang bagi manusia. Ia mengetahui hidup manusia dan selalu memberi kesempatan kepada manusia untuk berubah. Ia tidak serta merta membinasakan kaum pendosa, tetapi menunjukkan kesabarannya dengan memberi kesempatan orang berdosa untuk tinggal bersama orang baik. Mungkin saja orang berdosa bisa bertobat karena tinggal berdampingan dengan orang baik. Tuhan Allah kita panjang sabar dan besar kasih setia-Nya.

Melalui nabi Yeremia, Tuhan juga menunjukkan kesabaran-Nya kepada umat Israel. Ia berkata: “Perbaikilah tingkah langka dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama kalian di tempat ini.” (Yer 7: 3). Di samping memperbaik tingkah laku, Tuhan juga meminta kita untuk melakukan keadilan, tidak menindas orang-orang kecil seperti orang asing, para yatim dan janda, tidak menumpahkan darah orang tak bersalah dan tidak mengikuti Allah lain. Tuhan begitu menyesal dan nyaris hilang kesabaran-Nya karena manusia percaya kepada pendusta. Manusia masih terbiasa mencuri, membunuh, berzinah, bersumpah palsu, membakar kurban kepada Baal dan mengikuti Allah yang tidak dikenal. Tuhan melihat semua kekejian manusia. Namun satu hal yang Tuhan tunjukkan kepada kita adalah Ia selalu sabar dengan manusia.

Pada hari ini kita belajar dari Tuhan tentang kesabaran sebagai penopang kerahiman-Nya. Luar biasa kasih dan kerahiman Tuhan bagi kita semua sebagai orang berdosa. Mari kita belajar dari Tuhan yang begitu sabar dan kita juga boleh menjadi orang yang sabar. Perkataan ini menjadi inspiratif bagi kita semua: “Patience is not about how long one can wait, but how well one behaves while waiting.” Apakah anda juga orang sabar?

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply