Food For Thought: Kapan pikiran negatifmu berakhir?

Kapan pikiran negatifmu akan berakhir?

P. John SDBAda seorang pemuda yang jujur mengakui suatu kelemahan manusiawinya yaitu memiliki kecenderungan untuk berpikiran negatif terhadap orang lain. Ia pernah berusaha untuk mengontrol dirinya supaya dalam satu hari frequensi berpikir negatifnya bisa berkurang, namun ia sendiri masih merasa kesulitan. Semua niat baiknya untuk tidak mengulangi dosa yang sama gagal total. Ia menyerah dan hanya berpasrah kepada Tuhan saja. Baginya Tuhan pasti akan membuka jalan yang terbaik baginya.

Seorang pemuda lain mengaku bisa keluar dari cengkraman berpikiran negatif terhadap sesama ketika membaca sebuah tulisan di mana ada pertanyaan: “Kapan pikiran negatifmu akan berakhir?” Ia merasa bahwa pertanyaan ini menamparnya berkali-kali sampai ia kesakitan dan mau bertobat. Ia semakin sadar bahwa ternyata berpikiran negatif itu adalah dosa melawan cinta kasih kepada sesama. Dengan kesadaran seperti ini maka ia berani keluar dari zona tersebut.

Tuhan Yesus menyadarkan kita hari ini bahwa untuk dapat memberitakan Injil maka perlu kemampuan untuk mengasihi Tuhan dan sesama manusia. Hukum kasih harus ditegakkan karena inti dari pewartaan Injil adalah kasih. Tanpa kasih benih-benih sabda itu tidak akan hidup, dan tidak mungkin mengubah hidup manusia. Sebab itu Ia mengajak kita untuk melepaskan diri kita dari berbagai pikiran negatif. Kita membangun sebuah kultur yang baru supaya jangan menghakimi sesama. Banyak kali kita mampu melihat selumbar dalam mata saudara kita padahal ada balok di mata kita. Terkadang kita menjadi orang munafik yang memiliki balok di mata tetapi masa bodoh dan hanya mau melihat selumbar di mata orang lain.

Cinta kasih tidak berjalan karena pikiran negatif masih menguasai anda dan saya. Lalu kapan anda akan mengakhiri pikiran negatifmu?

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply