Homili 18 Oktober 2016

Pesta St. Lukas
2Tim 4:10-17a
Mzm 145:10-11.12-13ab.17-18
Luk 10:1-9

Hanya Lukas yang tinggal bersama aku

imagePada hari ini 18 Oktober, seluruh Gereja Katolik merayakan Pesta St. Lukas. Menurut tradisi, Lukas adalah seorang mantri yang berasal dari daerah Siria (Kol 4:14). Ia menjadi rekan seperjalanan Paulus dalam perjalanan apostoliknya yang kedua. Ia melayani rasul Paulus ketika berada di dalam penjara (2Tim 4:11). Selanjutnya ia pergi ke Yunani dan diangkat menjadi uskup di Tebe hingga meninggal dunia. Lukas adalah pelindung para tenaga medis dan para pelukis. Dia juga di kenal sebagai pelukis hidup Yesus. Dikatakan demikian karena di dalam Injil, ia menulis tentang panggilan dari Bunda Maria sebagai ibu Yesus. Ia melukiskan seluruh kehidupan Yesus dari panggilan Bunda Maria di Nazaret, hingga wafat dan kebangkitan-Nya di Yerusalem.

Di dalam Injilnya, ia mengembangkan gagasan tentang panggilan semua orang untuk mencapai keselamatan. Semua orang yang dimaksud adalah kaum miskin, para pendosa, para wanita, kaum lemah, orang-orang asing. Mereka semua mendengar pewartaan Yesus tentang kasih dan kerahiman Allah bagi mereka. Dia juga menulis Kisah para Rasul yang mengisahkan perjalanan gereja dari komunitas para rasul atau komunitas gereja perdana hingga gereja lokal yang mandiri karena pekerjaan dan pelayanan para rasul.

St. Paulus dalam suratnya yang kedua kepada Timotius, menceritakan pengalamannya di dalam penjara. Dalam mencurahkan isi hatinya, Paulus mengatakan kepada Timotius bahwa orang-orang meninggalkannya seorang diri karena mereka merasa takut. Sebab itu hanya Lukas seorang diri yang tinggal bersamanya dan melayani sebagai seorang medis. Paulus menceritakan bahwa Demas telah meninggalkannya ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia. Titus ke Dalmatia. Paulus benar-benar mengalami kesepian karena tinggalkan sendirian oleh sahabat-sahabatnya. Maka ia mengatakan bahwa hanya Lukas yang tinggal dan melayaninya.

Paulus juga menyebutkan beberapa orang lain yang aktif dalam membantu pelayanannya. Mereka adalah Markus yang pelayanannya dianggap penting baginya. Tikhikus dikirim Paulus untuk pelayanan di Efesus. Timotius sendiri diharapkan untuk waspada terhadap Alexander karena bersikap jahat terhadapnya dan melayani ajaran kristiani. Namun Paulus berdoa supaya Tuhan membalas perbuatannya. Paulus juga menceritakan pengalamannya ketika melakukan pembelaannya yang pertama, di mana semua orang takut dan meninggalkannya seorang diri. Satu hal yang baik adalah Tuhan tetap menyertainya. Ia mendampingi Paulus dalam mewartakan Injil kepada semua orang.

Paulus menceritakan pengalamannya sebagai abdi Tuhan. Ia berada di dalam penjara, merasa sendirian karena ditinggalkan sesamanya. Namun Tuhan tetaplah menguatkannya untuk mewartakan Injil. Paulus juga merasa diteguhkan karena pelayanan Lukas. Semua orang boleh meninggalkan Paulus, namun Lukas tetap setia melayani Paulus. Ini adalah sebuah persahabatan yang kudus. Kesetiaan sebagai sahabat itu indah, bukan hanya pada saat yang membahagiakan tetapi juga pada saat-saat yang sulit. Banyak kali kita belum menjadi sahabat sejati. Pada hari ini kita belajar dari Lukas dan Paulus.

Dalam bacaan Injil kita mendengar kisah perutusan tujuh puluh murid Yesus untuk pergi berdua-dua. Mereka diutus pergi berdua-dua supaya kesaksian mereka dapat diterima. Mereka juga bekerja sebagai persekutuan atau komunitas. Mereka menyiapkan tempat-tempat yang akan dikunjungi Yesus untuk mewartakan Injil dan menghadirkan Kerajaan Allah. Yesus meminta kepada mereka supaya berdoa, memohon kepada Tuhan yang memiliki pekerja supaya mengutus para pekerja bagi tuaian. Pikiran kita dibuka oleh Tuhan bahwa para pekerja adalah miliknya. Tugas kita adalah berdoa, meminta supaya Tuhan yang empunya pekerja itu bisa mengirimnya untuk tuaian.

Supaya dapat menjadi pekerja yang baik maka perlu belajar untuk tahan banting terhadap semua kesulitan yang akan mereka hadapi, mereka perlu memiliki kesederhanaan dalam hidup. Tugas mereka adalah membawa damai kepada semua orang yang mereka jumpai. Setiap orang yang mereka jumpai perlu memberikan rasa hormat dengan memberi salam damai. Kalau ada orang yang layak menerima salam maka salam akan tetap tinggal bersama mereka. Kalau orang itu tidak layak menerima salam maka salam akan kembali kepada sang murid. Seorang murid yang setia akan sadar diri bahwa ia sedang melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan. Sebab itu ia harus berusaha untuk tinggal dengan orang, makan dan minum dari pekerjaannya di dalam rumah itu, Mereka juga bertugas untuk menyembuhkan orang-orang sakit dan bersaksi bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.

Sambil kita merayakan pesta St. Lukas, marilah kita membaharui diri kita untuk setia sebagai sahabat dalam melayani Tuhan dan sesama. Banyak kali kita mengalami tekanan, dan aneka penderitaan seperti St. Paulus, namun satu hal yang penting adalah kita berusaha untuk tabah dan setia sebagai sahabat. Lukas menunjukkan hal ini kepada kita di dalam Injilnya. Tuhan Yesus dalam Injil Lukas digambarkan sebagai pribadi yang maharahim. Ia menunjukan kerahimanNya kepada kita tanpa batas. Sekarang kita dapat hidup bersama sebagai sebuah keluarga atau komunitas.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply