Food For Thought: Butuh Keberanian

Keberanian itu perlu dan harus!

Saya pernah berbincang-bincang dengan seorang sopir Grab taksi dalam sebuah perjalanan di kota Jakarta. Ketika itu saya bertanya kepadanya tentang pekerjaan dan penghasilannya setiap hari. Ia terbuka untuk menceritakan hidupnya kepada saya. Saya merasa terbantu untuk tidak mengantuk di jalan. Ia mengaku memilih pekerjaan sebagai sopir Grab taksi karena memiliki hobi jalan-jalan, supaya lebih berkembang wawasannya karena belajar berkomunikasi dengan orang lain, mengenal orang dengan kultur yang berbeda-beda dan yang lebih penting adalah dapat menambah penghasilan dalam keluarga. Saya menyadari bahwa dia cukup realistis dengan kehidupannya di kota besar seperti Jakarta.

Saya bertanya kepadanya bagaimana perasaannya pertama kali menjadi sopir Grab taksi. Ia menjawabku: “Mulanya saya merasa minder dengan teman-temanku. Mereka lebih beruntung karena memiliki pekerjaan yang bagus dibandingkan denganku. Namun ketika mulai duduk di dalam mobil ini, saya mengarahkan padangan jauh-jauh ke depan dan dari dalam hatiku ada dorongan bagiku untuk maju. Saya melihat jalan raya yang harus saya lewati setiap hari. Saya bahkan semakin terdorong untuk melakukan pekerjaan ini ketika membaca sebuah spanduk di jalan berbunyi: “Keberanian itu perlu dan harus”. Saya harus berani maju, melawan arus rasa minder saya. Saya mengatakan kepada diri saya bahwa saya pasti bisa!”

Kata-katanya ini tetap saya ingat. Saya melihat bahwa orang ini memiliki daya juang yang tinggi. Ia kelihatan sangat percaya diri karena menyadari potensi yang dimilikinya. Dari situ ia merasa mampu untuk melakukan segala sesuatu. Saya selalu yakin bahwa setiap pribadi memiliki potensi yang besar untuk mengubah dunia kehidupannya. Kalau orang tidak berani meyakini potensi dirinya maka ini merupakan sebuah kegagalan. Orang yang kurang percaya diri adalah orang yang mati sebelum waktunya meskipun ia masih hidup.

Adalah Rabidranath Tagore. Dia berkebangsaan India dan dikenal sebagai mistikus, penyair dan peraih nobel sastra pada tahun 1913. Ia berkata: “You cannot cross the sea merely by standing and staring at the water” (Anda tidak akan mampu menyeberangi lautan hanya dengan berdiri dan memandang air laut). Apalah artinya anda hanya memandang air laut dengan segala misterinya tanpa berusaha untuk masuk dan merasakannya, berusaha untuk menyeberanginya dengan cara apa saja. Tentu saja kita harus memanfaatkan potensi diri kita untuk menyeberangi laut dengan berkata: “Jalesveva Jayamahe” (Di laut, kita jaya).

Apakah anda masih berani menghadapi kehidupanmu saat ini? Atau anda masih diliputi rasa takut? Never give up!

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply