Homili 9 Maret 2017

Hari Kamis, Pekan Prapaskah I
T.Est. 3:10a,10c-12,17-19
Mzm. 138:1-2a,2bc-3,7c-8
Mat. 7:7-12

Aku selalu berdoa dan mengucap syukur

Salah satu hal yang dapat membantu pertumbuhan hidup rohani selama masa pra paskah ini adalah berdoa. Tuhan Yesus menasihati kita supaya meningkatkan kualitas hidup doa kita. Ia berkata: “Kalau kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik” (Mat 6:5). Orang-orang munafik memang suka berperilaku agamawi, mengaku diri beragama tetapi sebenarnya mereka tidak beriman. Hidup mereka tidaklah sinkron dengan ajaran iman yang mereka terima dalam agama mereka. Misalnya, mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan tikungan-tikungan jalan raya supaya dilihat orang, suka mengenakkan gaun atau hal-hal lain yang sifanya eksternal supaya menunjukkan sifat religius tertentu tetapi hidupnya jauh dari sifat religius sebenarnya. Hal-hal lahiria ini belum merupakan faktor penentu kualitas doa. Doa yang berkualitas itu berasal dari sikap kita, di mana kita mengarahkan bathin dan pikiran kita hanya kepada Tuhan Allah saja. Kita tidak berdoa sendiri-sendiri sebagai manusia tetapi kita percaya bahwa kita berdoa bersama Tuhan.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini membantu kita untuk meningkatkan kualitas doa kita kepada Tuhan. Dalam bacaan pertama kita semua diarahkan untuk belajar dari pengalaman rohani Esther. Ratu Esther mengalami kesulitan-kesulitan tertentu dalam hidupnya, berupa bahaya maut yang menyerangnya. Di saat-saat seperti ini Ratu Esther mengandalkan Tuhan sebagai satu-satunya pelindung. Ia pun mengangkat hati dan pikirannya kepada Tuhan dalam doa penuh syukur.

Esther mengawali doanya dengan menyapa Tuhan sebagai Raja yang tunggal. Esther memiliki kepercayaan bahwa Tuhan adalah Raja yang memiliki kuasa dan kehendak bagi setiap pribadi. Esther percaya akan satu Allah sebagaimana kita imani saat ini di dalam Gereja. Allah yang esa adalah satu-satunya penolong yang diandalkannya ketika menghadapi bahaya maut tertentu. Esther mengandalkan pertolongan dari Tuhan karena pengalaman imannya itu berawal dari pengalamannya di dalam keluarga. Ia belajar dari keluarga ayahnya bahwa Tuhan Allah Israel adalah penolong utama. Ia memilih Israel menjadi bangsa pilihan dan miliki abadi-Nya. Tuhan sendiri menepati semua janji kepada Israel dengan mengantar mereka keluar dari tanah Mesir untuk menghuni tanan Kanaan.

Pengalaman akan Allah yang dirasakan nenek moyang Esther ini menjadi acuannya untuk tetap beriman yang teguh kepada Tuhan. Sebab itu ia berdoa dan berharap agar Tuhan melakukan yang terbaik dalam hidupnya untuk menghadapi bahaya maut. Ia berharap supaya Tuhan memberikan keberanian kepadanya, meletakkan perkataan yang sedap di dalam mulutnya untuk berhadapan dengan para musuh. Ia juga memohon keselamatan melalui tangan Tuhan, dan pertolongan-Nya karena hanya kepada Tuhanlah Esther menaruh harapannya.

Doa Esther ini merupakan doa penuh iman untuk memohon kuasa Allah sebagai satu-satunya pelindung baginya. Hal yang menarik perhatian kita adalah pertama, Esther belajar untuk mengalami kasih Allah mulai dari dalam keluarganya sendiri. Ia belajar dari keluarga ayahnya yang begitu menyatu dengan Tuhan. Iman dalam keluarga mengubah hidup Esther untuk tetap berpegang teguh kepada Tuhan. Esther memang sedang berhadapan dengan bahaya maut yang sedang mengincarnya namun ia tetap percaya kepada Tuhan Allah sebagai satu-satunya penolong. Sikap Esther ini patut kita miliki. Banyak di antara kita yang mudah putus asa ketika berhadapan dengan masalah kehidupan, bahaya maut dan mereka menjauh dari Tuhan.

Raja Daud pernah berdoa ketika berhadapan dengan bahaya maut yang sedang mengincarnya: “Pada hari aku berseru, Engkau menjawab aku, ya Tuhan” (Mzm 138:3a). Daud hendak bersyukur dengan segenap hati kepada Tuhan dan akan bermzmur bagi-Nya. Nama Tuhan dipuji sebab kasih setia Tuhan berlimpah kepadanya. Tangan kanan Tuhan menjadi kekuatan yang menyelamatkannya. Pengalaman Esther dan Daud ini mendorong kita untuk tidak lagi bersifat pesimis tetapi selalu mengandalkan Tuhan di dalam hidup kita. Tuhan selalu menjadi andalan utama maka kita perlu berdoa dan mengucap syukur kepada-Nya. Di waktu sehat dan sakit, susah dan senang selalu bersyukur kepada Tuhan dalam doa.

Tuhan Yesus dalam kotbah dibukit memberikan motivasi yang kuat kepada para murid-Nya untuk meningkatkan kualitas doa mereka kepada Tuhan. Doa bukan hanya sekedar berdoa tetapi berdoa tanpa henti dan penuh iman bahwa pertolongan Tuhan selalu tepat pada waktunya. Doa dengan penuh keyakinan bahwa Tuhan pasti akan mengabulkan doa yang tulus dan penuh iman. Tuhan Yesus berkata: “Mintalah, maka kamu akan diberi, carilah maka kamu akan mendapat, ketoklah makan pintu dibukakan bagimu. Sebab setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu akan dibukakan” (Mat 7: 7-8). Tuhan akan memberi segala sesuatu yang kita butuhkan karena Dia pengasihi dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Ia memberi segala sesuatu yang baik kepada orang yang tulus dan penuh iman meminta kepada-Nya.

Apa yang harus kita lakukan?

Ketika kita berdoa tentu kita berharap supaya Tuhan memberi yang terbaik bagi kita. Tuhan sanggup untuk memberikan pertolongan kepada kita tepat pada waktunya. Sebab itu kita juga perlu belajar dari Tuhan, supaya dalam masa prapaskah ini kita juga bermurah hati dan selalu siap untuk melakukan karya amal kasih kepada sesama yang sangat membutuhkan. Pengalaman akan Allah dalam hidup kita setiap hari haruslah menjadi nyata dalam hidup kita. Berkaitan dengan ini, Tuhan Yesus memberikan aturan emas yang berbunyi: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan Kitab para nabi” (Mat 7:12).

Pada hari ini kita belajar untuk membenahi hidup kita dalam hal berdoa. Kalau anda mengalami kesulitan maka jangan mudah putus asa, percayalah kepada Tuhan. Belajar berbuat baik karena perbuatan baik yang kita lakukan itu akan kembali ke dalam diri kita. Berdoalah bagi orang lain maka mereka juga akan mendoakanmu. Satu prinsip yang baik pada hari ini: “Aku selalu berdoa dan mengucap syukur kepadaTuhan”.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply