Homili 3 Mei 2017 (Injil Untuk Daily Fresh Juice)

Pesta St. Filipus dan Yakobus Muda, Rasul
1Kor 15:1-8
Mzm 19:2-3.4-5
Yoh 14:6-14

Tunjukkanlah Bapa kepada kami

Pada hari ini kita merayakan pesta Rasul St. Filipus dan Yakobus Muda. Siapakah rasul Filipus dan Yakobus? Filipus berasal dari Betsaida di Galilea, merupakan salah seorang murid Yohanes Pembaptis. Ia mengenal Yesus karena diperkenalkan oleh Yohanes Pembaptis sebagai Anak Domba Allah. Ada episode-episode tertentu dalam Injil yang menggambarkan jati diri Filipus sebagai rasul. Ia berkata kepada Nathanael: “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam Kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, Anak Yusuf dari Nazaret” (Yoh 1:45). Sifat spontan, ditunjukkannya kepada Yesus: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja” (Yoh 6:7). Perikop kita hari ini menunjukkan kejujuran Filipus: “Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami, dan itu sudah cukup bagi kami.” (Yoh 14:8). Ia mewartakan Injil di Frigia, mengalami banyak penganiayaan hingga disalibkan dengan posisi kepala ke bawah.

Yakobus Muda, adalah nama seorang rasul untuk membedakannya dengan Yakobus Tua yang lebih dahulu menjadi rasul. Ia dikenal sebagai Anak Alfeus, saudara sepupu Yesus. Ibunya bernama Maria, termasuk salah seorang wanita yang senantiasa melayani Yesus. Ia menjadi uskup di Yerusalem. Rasul Paulus menyebutnya sebagai sokoguru Gereja sejajar dengan Petrus dan Yohanes. Ia berperan penting dalam konsili pertama di Yerusalem. Hidupnya sederhana dan memiliki banyak waktu untuk berdoa. Ia ditangkap dan dilemparkan dari menara Bait Allah lalu dirajam hingga wafat pada tahun 62.

Bacaan Injil hari ini mengisahkan tentang wejangan perpisahan Yesus dengan para murid-Nya. Ia secara terus terang mengungkapkan diri-Nya begini: “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorangpun dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14:6). Perkataan Yesus ini merupakan inti dari pewahyuan diri-Nya bahwa Ia dan Bapa adalah satu. Yesus sendiri adalah Jalan (he hodόs), adalah satu-satunya Pengantara kepada Bapa di Surga. Tidak seorangpun dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku. Maka kita tidak dapat bertemu dengan Bapa dan tinggal bersama-Nya kalau tidak melalui Yesus Kristus. Yesus adalah Kebenaran (aletheia). Ia mengkomunikasikan kepada manusia hidup ilahi-Nya. Manusia menjadi ilahi di dalam Yesus Kristus.

Yesus adalah Anak yang bersatu dengan Bapa. Ini adalah sebuah persekutuan ilahi. Mengenal Yesus berarti mengenal Bapa, mengenal Bapa berarti mengenal Anak. Yesus menjadi pewahyuan yang nyata dari Bapa dalam sejarah manusia. Untuk dapat melihat Bapa maka perlu mata iman untuk melihat-Nya dalam Yesus Kristus. Perkataan Yesus ini membuka pikiran Filipus untuk bertanya kepada Yesus: “Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami, dan itu sudah cukup bagi kami”. Perkataan ini megingatkan kita akan perkataan Musa kepada Yahwe di gunung Sinai: “Tunjukanlah kemuliaan-Mu” (Kel 33:18).

Yesus menegur Filipus karena sudah mengenal dan tinggal bersama Yesus, namun ia sendiri belum mengenal Bapa di dalam diri Yesus Kristus. Memang mengherankan karena Yesus sendiri sebelumnya sudah menegaskan: “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 10:30). Kali ini Ia mengulangi lagi: “Tidak percayakah engkau bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?” (Yoh 14:10). Persekutuan yang mendalam antara Bapa dan Putera merupakan persekutuan dalam tindakan yakni Sabda yang diucapkan dan pekerjaan-pekerjaan luar biasa yang dilakukan-Nya berasal dari Bapa. Untuk itu Yesus meminta kepada para murid untuk percaya kepada-Nya.

Filipus adalah pribadi yang sangat inspiratif dalam dialognya dengan Tuhan Yesus. Ia menunjukkan sikapnya yang jujur, polos di hadapan Tuhan Yesus. Ia tidak mengada-ada dalam mengimani Tuhan Allah. Ia berkata benar kepada Tuhan Yesus dengan meminta-Nya untuk menunjukkan Bapa kepada-Nya. Pada akhirnya Yesus meminta untuk selalu percaya kepada-Nya karena Dia dan Bapa adalah satu. Filipus adalah gambaran hidup kita di hadirat Tuhan. Banyak kali kita sama seperti Filipus yang meminta Yesus untuk menunjukkan Bapa kepada kita.

Pikirkanlah saat-saat kita mengalami krisis iman, saat-saat doa kita belum dikabulkan. Sikap protes kepada Tuhan, bersungut-sungut, menjauh dari Tuhan selalu ada di dalam diri kita. Tetapi Tuhan Yesus mengenal hidup kita. Ia mengerti dan peduli dengan kehidupan iman kita. Sebab itu Ia meminta kepada kita untuk selalu percaya kepada-Nya. Kita berani untuk meminta apa saja kepada Bapa dalam nama-Nya. Kita juga percaya bahwa Yesus dan Bapa adalah satu dalam Roh Kudus. Mari kita memohon agar Yesus tetap menjadi Jalan, Kebenaran dan Hidup kita. Dialah satu-satunya Pengantara kita kepada Bapa.

Apa yang harus kita lakukan? Mari kita mengingat kehidupan St. Yakobus. Beliau menginspirasikan kita pada hari ini untuk hidup sederhana dan bertekun dalam doa. Melalui hidup sederhana kita dapat mengenal Bapa dalam diri Yesus Kristus yang berkata: “Berbahagialah orang yang miskin di hadirat Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Mat 5:3). Melalui Doa kita dapat bersatu dengan Bapa sama seperti Yesus juga bersatu dengan-Nya.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply