Homili 9 Mei 2017

Hari Selasa, Pekan IV Paskah
Kis 11:19-26
Mzm 87:1-3.4-5.6-7
Yoh 10:22-30

Menjadi orang Kristen aktif bukan pasif

Seorang Romo Kepala Paroki memberi sambutan pembukaan dalam sebuah pertemuan RaKa (Rapat Karya) Paroki. Ia mengingatkan para anggota Dewan Paroki yang hadir untuk menjadi pengikut Kristus yang aktif bukan pasif. Ia mengatakan bahwa Yesus Kristus sendiri, selama hidup-Nya selalu berkeliling dan berbuat baik (Kis 10:38). Ia mengajar dengan kuasa dan wibawa. Ia melakukan tanda-tanda heran dengan menyembuhkan orang-orang sakit dan yang sangat membutuhkan-Nya. Yesus senantiasa aktif melakukan karya keselamatan maka kita juga harus menyerupai-Nya dalam segala hal. Semua karya dan pelayanan kita harus menunjukkan pribadi Yesus yang aktif bukan pasif. Perkataan Romo Paroki ini mendorong para anggota Dewan paroki dan umat untuk bekerja sama secara aktif dalam karya-karya pelayanan gereja. Perkataan yang menguatkan kita pada hari ini adalah bagaimana menjadi orang Kristen (Kristus kecil), menjadi orang katolik yang aktif bukan orang katolik yang pasif. Orang katolik yang aktif dalam hidup menggereja: melakukan perbuatan amal kasih, terlibat aktif dalam mewartakan Injil, hidupnya semakin serupa dengan Tuhan Yesus Kristus dan bertahan dalam segala penderitaan.

Pada hari ini kita mendengar kisah kehidupan dan pelayanan para rasul. Sesudah kematian Stefanus sebagai martir banyak saudara meninggalkan Yerusalem menuju ke diaspora yakni Fenisia, Siprus dan Antiokhia. Mereka memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi di diaspora. Namun realitas menunjukkan bahwa mereka tidak hanya berhadapan dengan orang-orang Yahudi saja. Mereka juga berhadapan dengan orang-orang Yunani maka mereka berusaha untuk mewartakan Injil kepada orang-orang Yunani bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Mereka semua mendapat perlindungan dari Tuhan. Banyak orang percaya dan berbalik kepada Tuhan.

Bertambahnya anggota jemaat baik dari kalangan Yahudi maupun Yunani adalah berita bagus bagi komunitas di Yerusalem. Namun komunitas di Yerusalem perlu membuat discernment tentang situasi ini. Sebab itu mereka mengutus Barnabas ke Antiokhia untuk melihat situasi sebenarnya. Barnabas melihat kasih karunia Allah yang berlimpah sehingga hatinya juga bersukacita. Ia menasihati mereka supaya tetap setia kepada Tuhan. Barnabas juga mencari Saulus dan membawanya ke Antiokhia. Selama setahun mereka tinggal bersama-sama. Saulus dan Barnabas mengajar banyak orang di sana. Seluruh jemaat Antiokhia yang percaya kepada Yesus Kristus disebut Kristen. Kristen berarti Kristus kecil.

Kisah kehidupan jemaat perdana ini menggambarkan bagaimana mereka yang masih tertekan karena kemartiran Stefanus, namun berani untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa lain, terutama kaum Yunani. Mereka juga membuat discernment untuk memastikan apakah bertambahnya jemaat adalah karya Roh Kudus atau bukan. Dengan kehadiran Barnabas, orang baik yang penuh Roh Kudus ini maka kasih karunia berlimpah atas jemaat. Barnabas dan Saulus percaya bahwa Tuhan sungguh ada dan berkarya bagi jemaat di Antiokhia.

Tuhan Yesus dalam bacaan Injil hari ini menunjukkan diri sebagai Anak Allah yang aktif untuk menyelamatkan manusia. Dikisahkan bahwa pada hari raya pentahbisan Bait Allah di Yerusalem. Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo. Ini menjadi kesempatan bagi orang-orang saat itu untuk bertanya tentang status Yesus yang sebenarnya karena mereka merasa hidup dalam kebimbangan. Mereka selalu bertanya dalam hati apakah Yesus adalah Mesias atau bukan.

Reaksi Yesus adalah mendengar dan menanggapi perkataan mereka. Yesus sendiri banyak kali mengungkapkan diri-Nya sebagai Mesias namun mereka tidak percaya kepada-Nya. Sebab itu Yesus mengingatkan mereka untuk melihat semua pekerjaan yang sedang dilakukan-Nya. Pekerjaan-pekerjaan itu diberikan oleh Bapa kepada-Nya. Pekerjaan-pekerjaan itu akan menjadi saksi tentang siapakan Yesus sebenarnya. Hanya saja semua pekerjaan Yesus juga tidak dipercaya karena mereka memang bukanlah kawanan domba Yesus. Hanya domba-domba kawanan-Nya yang dapat mengenal suara Yesus. Domba-domba itu juga mengikuti Yesus karena mendengar suara-Nya.

Yesus juga menunjukkan keaktifan-Nya kepada kita dengan kesiapan-Nya untuk menyelamatkan manusia. Ia memberi hidup kekal kepada manusia. Semua ini karena Bapa yang menarik dan memberikannya kepada Yesus. Yesus mengakhiri perkataan-Nya dengan menegaskan: “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 10:30).

Hidup Kristiani akan bermakna kalau kita menerima perbedaan dan memperjuangkan persekutuan. Jemaat di Antiokhia memang merasakan adanya perbedaan sebagai bangsa, namun mereka mengalami kasih karunia Allah sehingga dapat mewujudkan persekutuan, meskipun memiliki aneka perbedaan. Kehadiran Barnabas dan Saulus membawa transformasi yang luar biasa dalam kehidupan jemaat. Supaya Jemaat tetap bertumbuh subur dan kuat maka perlu kehadiran Yesus, satu-satunya penyelamat kita. Apakah anda merupakan orang katolik yang aktif atau pasif?

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply