Homili 10 Mei 2017

Hari Rabu, Pekan Paskah ke-IV
Kis 12:24-13:5a
Mzm 67:2-3.5.6.8
Yoh 12:44-50

Aku percaya pada-Mu

Seorang Bapa pernah membagi pengalamannya dalam sebuah sharing Kitab Suci bersama di sebuah lingkungan. Ia mengaku pernah mengalami krisis iman selama hampir setahun. Ketika itu, ia meragukan bahkan lebih tepat tidak percaya kepada Tuhan. Krisis iman ini berawal dari pengalaman penderitaan dan kemalangan yang dialaminya dalam keluarganya sendiri. Misalnya, ada anggota keluarga yang sakit, ada yang meninggal dunia, ada yang mendatangkan aib dan yang lainnya kehilangan pekerjaan. Tentu saja deretan pengalaman ini dapat membawanya kepada sebuah krisis iman yang besar. Singkatnya ia merasa Tuhan adalah musuh! Akibatnya ia tidak aktif dalam hidup menggereja dan dalam kehidupan bersama di lingkungan. Pada suatu kesempatan ia diminta oleh anaknya untuk mengantarnya ke gereja untuk mengikuti misa harian dengan sebuah intensi khusus. Ia mengantarnya, lalu menunggu di parkiran Gereja. Pada waktu itu Romo memberi sebuah homili sederhana dengan mengatakan bahwa kalau kita tidak saling percaya dalam keluarga, bagaimana mungkin kita dapat percaya kepada Tuhan yang tidak kelihatan? Kalau seorang anak tidak percaya kepada orang tuanya, bagaimana mungkin ia dapat percaya kepada Tuhan? Kalau seorang suami tidak percaya kepada istrinya, bagaimana mungkin ia dapat percaya kepada Tuhan yang tidak kelihatan? Baginya, perkataan-perkataan ini mengubah hidupnya. Ia berkata kepada Tuhan: “Tuhan, sekarang aku percaya kepada-Mu. Ampunilah aku orang yang kurang percaya ini”

Kisah sederhana ini menggambarkan hidup kita di hadirat Tuhan. Banyak kali kita sangat egois di hadapan Tuhan. Kalau saja keinginan kita tidak dipenuhi oleh Tuhan maka cepat sekali Tuhan menjadi musuh kita. Banyak yang memilih untuk tidak mau berdoa dan mengucap syukur kepada-Nya. Namun demikian Tuhan tetap mengerti dan peduli dengan kehidupan kita. Bacaan Injil hari ini membantu kita untuk berefleksi bahwa iman dan kepercayaan kepada Tuhan adalah anugerah Tuhan sendiri bagi kita, sebab itu kita harus setia dalam iman, percaya kepada-Nya dengan segenap hati dan jiwa. Kalau saja kita merasa kurang beriman maka kita berani memintanya dalam doa: “Tuhan tambahkanlah iman kami”.

Pada hari ini Tuhan Yesus menasihati kita: “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia percaya bukan kepada-Ku, tetapi kepada Dia yang mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia yang mengutus Aku” (Yoh 12: 44-45). Perkataan Yesus ini mengingatkan kita pada perkataan sebelumnya: “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 12:30). Yesus dan Bapa adalah satu maka konsekuensinya adalah ketika kita percaya kepada Yesus, sama dengan kita percaya kepada Bapa yang mengutus-Nya. Ketika kita melihat Yesus, kita melihat Bapa yang telah mengutus-Nya ke dunia untuk menyelamatkan kita semua.

Mengapa Yesus mengatakan hal ini kepada kita? Sebab Ia menyadari bahwa diri-Nya adalah Sabda dari Bapa yang telah menjadi manusia (berinkarnasi). Sabda yang keluar dari mulut Allah Bapa. Yesus sungguh Sabda hidup dari Bapa, datang ke dunia untuk melakukan kehendak Bapa. Maka segala sesuatu yang diucapkan dan dikerjakan berasal dari Bapa. Dengan demikian kehendak Bapa sungguh terlaksana di dalam diri Yesus Kristus.

Di samping iman dan kepercayaan, Tuhan Yesus juga mengungkapkan diri-Nya sebagai terang. Ia sendiri mengatakan: “Akulah terang dunia” (Yoh 8:12). Dialah terang bagi kita supaya kita tidak tinggal dalam kegelapan. Dialah terang yang datang ke dunia dan kegelapan sendiri tidak mampu mengalahkan-Nya. Tugas kita adalah tinggal di dalam terang dan membawa terang yakni Tuhan Yesus kepada sesama.

Apa yang harus kita lakukan supaya dapat percaya dan melihat-Nya sebagai Terang? Tuhan Yesus hanya meminta satu hal yakni setia mendengar perkataan-Nya. Kemampuan kita untuk mendengar Yesus akan membantu kita untuk taat kepada-Nya, percaya dan mengasihi-Nya dengan segenap hati. Bagaimana dengan anda dan saya? Apakah kita sudah mendengar Yesus? Apakah kita sudah percaya bahwa Dialah Terang di dalam hidup kita?

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply