Homili 27 Mei 2017

Hari Sabtu, Pekan Paskah ke-VI
Kis18:23-28
Mzm 47:2-3.8-9.10
Yoh 16:23b-28

Yesus adalah Mesias!

St. Lukas dalam Kisah Para Rasul melaporkan bahwa Rasul Paulus setelah bertobat, melakukan tiga perjalanan misionernya untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa. Dalam Kis 13:1-14:28 Paulus melakukan perjalanan misioner yang pertama, dan terjadi sekitar tahun 46-48. Ia bertolak dari Antiokhia mengikuti rute persinggahan Selamis ke Pafos ke Perga ke Antiokhia ke Ikonium ke Listra ke Derbe dan kembali ke Listra ke Ikonium ke Antiokhia ke Pamfilia ke Perga ke Atalia dan sampai di Antiokhia. Dalam Kis.15:40-18:21, Paulus melakukan perjalanan misioner kedua, sekitar tahun 49-52. Dalam Kis 18:23 – 21: 17, Paulus melakukan perjalanan misionernya yang ketiga, sekitar tahun 50-52 dan 55-58. Dalam setiap perjalanan misionernya, Paulus menunjukkan kesetiannya kepada Yesus Kristus.

Pada hari ini perikop kita mengisahkan perjalanan misioner Paulus yang ketiga. Sebagaimana dikisahkan sebelumnya bahwa Paulus meninggalkan Korintus setelah nyaris dijebloskan ke dalam penjara. Ia lalu memilih untuk kembali ke Antiokhia di Siria. Ia tinggal di sana selala beberapa saat untuk menguatkan iman jemaat yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Dari Antiokhia, Paulus menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia dengan satu tujuan yang sama yakni memberi peneguhan kepada para murid Tuhan.

Pada saat yang sama, muncul seorang apologet keturunan Yahudi bernama Apolos. Ia adalah seorang Yahudi tulen dari Alexandria mendatangi kota Efesus. Ia dikenal memiliki kebajikan yang luhur, serta fasih berbicara dan mahir dalam soal-soal Kitab Suci. Apolos sendiri telah menerima pengajaran dalam jalan Tuhan. Ia memang hanya mengetahui baptisan Yohanes, namun amat teliti ketika berbicara tentang Yesus Kristus. Ia berani mengajar di rumah-rumah ibadat tentang Yesus Kristus. Pada waktu itu Priskila dan Akwila sempat mendengar pengajarannya. Mereka lalu membawanya ke rumah mereka dan berusaha menjelaskan dengan teliti Jalan Tuhan. Apolos kemudian melanjutkan perjalanannya ke Akhaya dan diterima dengan baik di sana. Ia berperanan penting sebagai seorang apologet yang membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus Kristus adalah Mesias.

Kisah sederhana ini membuka wawasan kita untuk mengerti dinamika yang terjadi pada awal perkembangan Gereja. Paulus melakukan perjalanan misionernya untuk memberikan peneguhan persaudaraan kepada jemaat yang sudah mengenal Tuhan Yesus dan Injil-Nya. Pada saat yang sama Tuhan juga menampilkan figur lain seperti Apolos yang dikenal sebagai apologet atau pembela kehidupan Kristus sebagai Mesias di hadapan sesama orang Yahudi. Tuhanlah yang memiliki rencana yang indah untuk mengembangkan Gereja-Nya dari dahulu hingga saat ini. Inilah yang dinamakan penyertaan Tuhan.

Tugas misioner para rasul dahulu dan misi Gereja masa kini adalah menunjukkan wajah Tuhan sebagai Raja di seluruh bumi. Pemazmur pernah berdoa: “Allah adalah Raja seluruh bumi. Bermazmurlah dengan lagu yang paling indah! Allah merajai segala bangsa, di atas takhta-Nya yang kudus Ia bersemayam” (Mzm 47:8-9). Tuhan Allah adalah raja kita. Segala puji dan syukur hanya bagi-Nya. Hanya Dia sendiri yang layak dipuji dan di sembah.

Tentang perantara (intercessor) doa kepada Allah di Surga. Yang menjadi perantara doa kepada  Allah Bapa adalah para malaikat dan para kudus yang siang dan malam melayani Dia. Di dalam Kitab Perjanjian Lama, tedapat banyak intercessor seperti Abraham, Moses, David, Samuel, Hezekiah, Elia, Jeremiah, Yehezkiel, and Daniel. Bunda Maria dan santo serta santa lainnya adalah perantara doa kepada Allah Bapa dalam Roh Kudus. Kehadiran Bunda Maria dan para kudus di surga tidak mengurangi kedudukan Yesus sebagai satu-satunya Pengantara tunggal manusia dan Allah Bapa.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply