Homili 4 Juli 2017

Hari Selasa, Pekan Biasa ke-XIII
Kej. 19:15-29
Mzm. 26:2-3,9-10,11-12
Mat. 8:23-27

Kita juga masih takut dan kurang percaya!

Mukjizat itu sungguh nyata dan terjadi di dalam hidup kita. Ini adalah sebuah perkataan yang diucapkan oleh seorang sahabat setelah divonis oleh dokter sebagai salah seorang penderita gagal ginjal. Ia melihat laporan medisnya dan mendengar nasihat dokter tentang penyakitnya ini dengan penuh perhatian. Dalam perjalanan kembali ke rumahnya, ia merenungkan semuanya ini dan berkata dalam hatinya bahwa Tuhan pasti menyembuhkannya. Ia tidak merasa takut. Ia percaya bahwa Tuhan jauh lebih besar daripada penyakit yang dideritanya. Ini adalah kepercayaannya kepada Tuhan. Dan sungguh, ia mengalami kasih dan kebaikan Tuhan. Perlahan-lahan ia mengalami pemulihan dan kesembuhan pun menjadi miliknya. Semua orang merasa heran akan pengalaman kesembuhan ini. Dokter yang menanganinya berkata kepadanya: “Sungguh, Tuhanmu tidak pernah melupakan engkau”.

Pada hari ini kita mendengar sebuah kisah yang menarik perhatian kita dalam Injil. Pada suatu hari Yesus naik ke atas sebuah perahu bersama para murid-Nya dan karena kelelahan ia langsung tidur dengan tenang. Mereka berlayar di danau Galilea. Danau ini letaknya 315 meter di bawah permukaan laut tengah, dengan panjang 21km dan lebar 11km. Dengan posisi seperti ini maka angin yang berasal dari daerah pegunungan dan dataran tinggi Golan akan mudah sekali mempengaruhi pelayaran di danau ini. Maka penginjil Matius melukiskan bahwa sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut dan perahu mereka ditimbus gelombang besar. Tentu ini sangatlah menakutkan mereka semua. Orang-orang Yahudi juga percaya bahwa ada kekuatan-kekuatan gaib di dalam air yang dapat mematikan mereka. Singkatnya: air itu selalu menakutkan mereka.

Namun demikian ada satu hal yang unik di sini. Para murid Yesus dan orang-orang di dalam perahu merasa ketakutan padahal banyak di antara mereka adalah nelayan-nelayan sebelum mengikuti Yesus. Sementara Yesus sendiri tidur dengan tenang. Nah, inilah bedanya manusia dengan Tuhan. Para murid sedang ada bersama Yesus tetapi mereka masih merasa takut karena mereka belum percaya sepenuhnya kepada kuasa Tuhan Yesus. Sebab itu Yesus berkata: “Mengapa kamu takut dan kurang percaya?” Tuhan Yesus mengungkapkan dua kelemahan manusiawi kita yakni biasa takut dan kurang percaya kepada Tuhan. Untuk itu Tuhan Yesus menunjukkan kuasa-Nya yang mengagumkan semua orang yakni menghardik angin dan danau sehingga danau menjadi tenang kembali. Fenomena alam yang menakutkan saja takluk kepada Yesus.

Pada hari ini Tuhan Yesus mengoreksi hidup iman kita. Banyak kali kita mengakui iman kita kepada Tuhan tetapi ketakutan dan kecemasan lebih menguasai hidup kita. Ketika mengalami kegagalan, sakit dan penyakit, masalah keluarga dan hubungan antar pribadi, kita selalu berkata bahwa Tuhan sudah tidur nyenyak dan melupakan kita. Mudah sekali kita mengadili Tuhan padahalah semua itu karena kelemahan manusiawi kita.

Apa yang harus kita lakukan pada hari ini?

Kita belajar dari pengalaman Lot dan keluarganya. Ketika Sodom dan Gomora hendak dihancurkan karena dosa-dosa mereka, Tuhan berkata kepada Lot: “Larilah, selamatkanlah dirimu. Jangan menoleh ke belakang dan janganlah berhenti di mana pun di lembah Yordan. Larilah ke pegunungan sehingga engkau jangan mati binasa” (Kej 19:17). Tuhan menghendaki kita untuk bertobat, dengan tidak menoleh ke belakang. Ia mau menyelamatkan kita karena kasih setia-Nya kepada kita. Hendaknya mata kita tertuju kepada kasih setia-Nya (Mzm 26:3). Mari kita keluar dari kebiasaan kita yang selalu takut dan kurang kercaya kepada kuasa Tuhan. Ia tetap setia kepada kita.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply