Homili 5 Juli 2017 (Injil untuk Daily Fresh Juice)

Hari Rabu, Pekan Biasa ke-XIII
Kej. 21:5,8-20
Mzm. 34:7-8,10-11,12-13
Mat. 8:28-34

Roh jahat saja takluk!

Pada suatu kesempatan saya melihat seorang eksorsis mengusir roh jahat yang sedang merasuki seorang pemuda. Pemuda itu berjalan sambil berteriak-teriak seperti orang gila. Beberapa orang yang mengenal pemuda itu membawanya kepada seorang eksorsis untuk mendoakannya. Setelah beberapa saat didoakan, pemuda yang dikenal galak itu jatuh ke tanah dan tidak menyadarkan diri. Setelah itu ia sadar, terbangun dan berkeringat. Ia mulai berkata-kata dengan bahasa yang dapat dimengerti orang banyak orang. Ia menjadi tenang dan mulai mengenal keluarga dan sahabat-sahabat yang lain. Hingga saat ini pemuda yang dikenal galak itu sudah menjadi normal. Banyak orang mengatakan bahwa doa itu dapat mengubah seluruh hidup manusia, bahkan orang yang kerasukan setan pun dapat pulih seratus persen.

Pada hari ini kita mendengar sebuah kisah Injil yang menarik. Tuhan Yesus dan para murid-Nya barusan mendarat setelah mengalami angin sakal di tengah danau yang menakutkan. Kini mereka meninggalkan pantai danau Galilea menuju ke sebuah daerah bernama Gadara di sebelah tenggara danau Galilea. Hal ini membuktikan bahwa Yesus selalu berkeliling dan berbuat baik. Ia pergi dari satu tempat ke tempat lain untuk mewartakan Injil Kerajaan Allah. Di Gadara terdapat sebuah pekuburan yang menakutkan banyak orang. Mereka percaya bahwa ada banyak roh jahat berada di tempat itu. Sebab itu ada banyak orang yang mengalami kerasukan roh jahat di pekuburan tersebut. Ketika itu ada dua orang, tanpa nama yang mengalami kerasukan setan dan sangat ditakuti oleh orang-orang di Gadara datang untuk menemui Yesus. Di sinilah terjadi pertemuan dua kuasa yakni kuasa gelap dan kuasa terang. Kedua orang yang mengalami kerasukan setan itu mengalami kuasa gelap, kini berhadapan dengan Yesus sang Terang sejati dan kuasa-Nya.

Siapakah yang lebih berkuasa? Apakah kuasa gelap atau kuasa terang? Ini adalah dua buah pertanyaan yang mungkin melintas di dalam pikiran manusiawi kita. Kedua orang di Gadara itu pikiran mereka dikuasai oleh roh-roh jahat. Kuasa kejahatan itu senantiasa merong-rong kuasa Allah di dalam diri Yesus Kristus. Roh jahat sendiri mengenal kuasa Allah di dalam diri Yesus Kristus. Sebab itu mereka ketakutan dan merasa akan kalah ketika berhadapan dengan Yesus yang lebih berkuasa atas mereka. Itulah sebabnya mereka mempertanyakan kehadiran Yesus: “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?” Karena merasa akan kalah maka mereka meminta Yesus untuk memasukkan mereka ke dalam babi-babi, dan dalam waktu singkat babi-babi itu terjun ke dalam danau dan mati. Roh jahat di sini menunjukkan kepatuhan mereka pada kuasa Allah dalam diri Tuhan Yesus.

Para pemilik babi-babi ini mungkin orang Yahudi. Kebetulan Gadara dihuni oleh orang-orang Yahudi yang dipimpun oleh Herodes Filipus. Orang-orang Yahudi di wilayah ini melanggar hukum Musa karena memelihara babi. Sebab itu mereka tidak menuntut ganti rugi kepada Yesus tetapi meminta-Nya untuk meninggalkan Gadara secepat mungkin.

Saya mengatakan bawa kisah Injil ini sangat menarik perhatian kita karena berbicara tentang hidup kita setiap hari. Roh jahat atau iblis itu benar-benar ada dan selalu mencari jalan untuk merasuki kehidupan kita. St. Petrus mengatakan: “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu si iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dpat ditelannya” (1Ptr 5:8). Banyak kali iblis dan roh-roh jahat mencari cela untuk menguasai hidup kita sehingga kita selalu jatuh atau mengulangi dosa yang sama. Apakah kita berani melawan kuasa roh jahat atau kita taat kepada roh jahat dan mengulangi dosa yang sama?

Sadarlah, berjaga-jagalah dan lawanlah! Kata-kata ini menunjukkan bahwa kita adalah milik Kristus. Bersama Kristus, kuasa apa pun pasti takluk. Kejahatan dikalahkan Yesus, bahkan maut saja kalah. Bagaimana dengan kita? Mengapa kita begitu lemah dan mudah jatuh ke dalam dosa yang sama? Mengapa kita menyukai kesukaan iblis yakni dosa dari pada kesukaan Yesus yakni kasih? Renungkanlah hidupmu di hadapan Tuhan. Bertobatlah dan terimalah Tuhan Yesus Kristus dalam hidupmu.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply