Homili 3 Agustus 2017

Hari Kamis, Pekan Biasa ke-XVII
Kel. 40:16-21,34-38
Mzm. 84:3,4,5-6a,8a,11
Mat. 13:47-53

Semoga anda adalah pilihan-Nya!

Saya mengingat perkataan ibu saya ketika pertama kali saya mengutarakan niat saya untuk masuk seminari. Saya mengatakan bahwa saya berminat untuk masuk ke seminari dan selanjutnya melanjutkan sekolah sampai menjadi pastor. Ibu saya saat itu terdiam sejenak dan berkata kepada saya: “Kalau itu adalah keinginanmu maka silakan saja. Semoga engkau menjadi salah satu pilihan Tuhan”. Saya selalu merenungkan kata-kata ini, terutama ketika sedang mengalami kesulitan dalam menapaki panggilan saya. Kata-kata ini adalah kepercayaan dan harapan dari dia yang pernah mengandung dan melahirkanku. Saya percaya bahwa Tuhan yang mahabaik turut bekerja dan rencana serta kehendak-Nya ini menjadi nyata.

Pada hari ini kita mendengar sebuah perumpamaan Yesus yang sangat bagus tentang pukat. Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada orang banyak yang mendengarnya saat itu dan orang banyak yang saat ini membaca Injil dan mendengarnya. Yesus mengatakan bahwa hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut dan banyak ikan masuk ke dalam pukat itu. Sang pemilik pukat melihat bahwa pukatnya sudah penuh maka ia menariknya ke pantai. Sesampai di pantai, sang nelayan duduk dan memilih ikan-ikan itu. Ia memisahkan ikan yang baik dan memasukannya ke dalam pasu, sedangkan ikan yang buruk dibuang.

Kita dapat membayangkan suasana batin dari sang nelayan yang memiliki pukat itu. Ia pasti bergembira melihat ikan-ikan yang baik, akan mati tetapi enak untuk di makan. Kalau dijual, ia pasti mendapat uang secukupnya. Ikan-ikan yang buruk dia buang kembali ke dalam air danau dan masih hidup, ada yang masih ada di atas tanah kering dan mati begitu saja. Tuhan Yesus lalu mengatakan kepada orang banyak itu bahwa pada akhir zaman, para malaikat Tuhan juga akan datang dan melakukan hal yang sama. Mereka akan memilih dan memisahkan orang jahat dan orang benar. Orang jahat akan dicampakkan ke dalam dapur api dan mendapat hukuman kekal. Orang benar akan menikmati kehidupan kekal bersama Tuhan selama-lamanya.

Pada akhir bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus juga mengatakan perumpamaan yang lain. Ia mengatakan bahwa setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran hal Kerajaan Allah seumpama seorang tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya. Para ahli Taurat tentu harus mampu menunjukkan keahliannya, pemahamannya tentang Sabda Tuhan. Ia mengetahui manakah yang termasuk harta yang baru yang tentu berguna bagi kehidupan kekal dan harta lama.

Apa yang Tuhan mau katakan kepada kita pada hari ini? Pikiran kita semua diarahkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang akan datang untuk mengadili orang yang hidup dan mati pada akhir zaman. Pertanyaannya adalah kapan akhir zaman akan terjadi? Tuhan Yesus sendiri memberi jawaban yang tepat seperti ini: “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.” (Mat 24:36). Pada saat yang telah Bapa tetapkan, Ia akan mengirim malaikat-malaikat-Nya untuk memisahkan orang jahat dan orang benar. Orang jahat mengalami siksaan kekal, orang benar mengalami kebahagiaan kekal.

Tuhan menghendaki supaya kita pandai memilih manakah yang baik dan benar dan manakah yang buruk dan jahat dalam hidup kita. Banyak di antara kita yang mengatakan bahwa hidup ini adalah pilihan. Anda dan saya memiliki kesempatan untuk memilih dengan bebas. Kita memilih yang baik dan benar dengan menjalani semua perintah dan ketetapan Tuhan atau memilih untuk menjauh dari Tuhan. Tuhan sendiri sudah memberi kesempatan kepada manusia untuk hidup berdampingan dengan orang-orang yang baik dan jahat. Tentu saja Tuhan menghendaki agar orang jahat sekali pun dapat menjadi baik karena kehadiran orang baik.

Satu pertanyaan tambahan kepada kita semua: mengapa ikan-ikan itu harus dipisahkan, yang baik dan buruk? Danau Galilea memiliki lebih dari dua puluh jenis ikan. Pada zaman Yesus, ada jenis ikan tertentu yang tidak boleh dimakan karena hukum Taurat melarangnya sebab dianggap najis. Dalam Kitab Imamat, kita membaca: “Tetapi segala yang tidak bersirip atau bersisik di dalam lautan dan di dalam sungai, dari segala yang berkeriapan di dalam air dan dari segala makhluk hidup yang ada di dalam air, semuanya itu kejijikan bagimu” (Im 11:10). Itulah sebabnya ada ikan yang harus dibuang kembali ke dalam air karena najis dan menjijikan.

Tuhan Allah juga memiliki pilihan-pilihan yang tepat. Ia memilih Musa sebagai pemimpin umat Israel. Musa menjadi sahabat Tuhan Allah dan dapat berbicara berhadapan muka dengan Tuhan. Musa juga melakukan perintah Tuhan dengan mendirikan kemah suci. Pada kemah suci itu Musa akan menempatkan Tabut Perjanjian. Tuhan hadir di tengah umat Israel sebagai pilihan dan kasih-Nya. Ia menunjukkan kehadirannya dalam bentuk awan yang menutupi kemah dan kemuliaan Tuhan menaungi kemah suci itu. Selain awan yang menaungi kemah suci pada siang hari, pada malam hari ada api. Awan dan api itu menjadi pemandu bagi perjalanan Bangsa Israel menuju tanah terjanji. Suasana ini membuktikan betapa Tuhan mengasihi umat-Nya. Pemazmur berkata: “Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam!” (Mzm 84:2).

Kita kembali kepada pertanyaan untuk refleksi kita hari ini: “Apakah anda dan saya adalah pilihan Tuhan sebagai orang benar atau orang jahat?” Ingat, Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk berubah. Ia menempatkan kita untuk hidup berdampingan dengan orang baik dan jahat. Semoga ada kesempatan bagi anda dan saya untuk berubah menjadi yang terbaik bagi Tuhan.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply