Homili 6 September 2017 (Dari Bacaan Pertama)

Hari Rabu, Pekan Biasa ke-XXII
Kol 1:1-8

Sabda Kebenaran telah sampai kepadamu!

Kita memasuki hari keenam dalam bulan September atau bulan Kitab Suci Nasional. Tema Bulan Kitab Suci Nasional tahun 2017 adalah “Khabar Gembira di tengah gaya hidup modern”. Tema ini memang menarik perhatian kita semua yang sedang berada, sekaligus sedang bergumul dengan dunia modern. Tentu saja kita tidak dapat menutup mata terhadap perkembangan sains dan teknologi. Berbagai jenis kemajuan sains dan teknologi ini telah mendekatkan yang jauh menjadi lebih dekat lagi, sekaligus menjauhkan yang dekat menjadi lebih jauh lagi. Dunia hunian kita ini menjadi semakin kecil, semua pekerjaan manusia semakin mudah diselesaikan. Manusia perlu bekerja secara efektif dan efisien.

Gereja juga kena imbas atas kemajuan dan teknologi. Misalnya, dahulu para romo mendoakan brevir dengan menggunakan buku brevir. Pada saat ini banyak Romo sudah meninggalkan buku brevirnya dan menggunakan aplikasi android atau Ios di smartphone atau Ipad. Model pewartaan Sabda Tuhan melalui mimbar, melalui media cetak dan elektronika, perlahan-perlahan beralih ke bentuk pewartaan di dunia maya dengan bantuan sarana internet. Tentu saja realitas ini mengundang kita sebagai Gereja untuk semakin kreatif dalam evangelisasi. Injil harus benar-benar menjadi khabar baik bagi bangsa-bangsa, menyapa semua orang dari berbagai lapisan masyarakat.

Pada hari ini kita berjumpa dengan tokoh-tokoh tertentu dalam Kitab Suci yang menunjukkan bahwa Sabda Tuhan yang diwartakan merupakan tugas yang sangat mulia. Tuhan Yesus mengatakan: “Juga di kota-kota lain Aku harus mewartakan Injil Allah sebab untuk itulah Aku diutus”. Tuhan Yesus tidak hanya berbicara. Aksi nyata yang dilakukan-Nya adalah kesiapan-Nya untuk mewartakan Injil di rumah-rumah ibadat di Yudea. Dalam bacaan pertama kita mendengar St. Paulus, sang rasul Kristus dan misionaris segala bangsa mengakui bahwa Sabda kebenaran telah sampai kepada kita masing-masing, demikian juga kepada seluruh dunia.

St. Paulus menunjukkan karakternya yang kuat sebagai pewarta Injil. Ia mengakui diri sebagai rasul Yesus Kristus karena kehendak Allah sendiri bukan atas kehendaknya. Ia merencanakan dan melakukannya. Ia memiliki pikiran yang positif terhadap jemaat di Kolose yang sudah mulai percaya kepada Tuhan Yesus dan Injil-Nya. Ia mengaruniakan kasih karunia berlimpah kepada jemaat. Paulus membagi pengalamannya ini dengan orang-orang lain. Ia sendiri selalu bersyukur kepada Tuhan atas semua anugerah berlimpah yang telah diterimanya.

Paulus juga merasa bangga karena tugas penginjilan yang sudah sedang dilakukannya itu tidak sia-sia saja. Semua saudara di Gereja Kolose mendengar pewartaan Injil dari Paulus, dan Injil benar-benar merupakan Sabda Kebenaran yang sudah menjadi bagian dari kehidupan semua umat beriman. Injil dapat berbuah dan berkembang di seluruh dunia.

Pada hari ini kita semua percaya bahwa Sabda Kebenaran sudah masuk dalam diri kita masing-masing, sejak menerima sakramen pembaptisan. Kini tugas kita adalah mengasihi Sabda Kebenaran. Mengasihi Sabda kebenaran berarti kita siap untuk membaca, merenungkan dan melakukan Sabda dalam hidup setiap hari. Kita juga dengan sendirinya menjadi rasul Sabda Kebenaran. Pada bulan Kitab Suci Nasional ini marilah kita siap untuk mewartakan Injil di dunia modern dengan penuh sukacita.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply