Homili 7 Oktober 2017

Hari Sabtu, Pekan Biasa ke-XXVI
Ba 4: 5-12.27-29
Mzm 69: 33-35.36-37
Luk 10:17-24

Semoga namaku terdaftar di surga

Saya pernah mendengar sambutan dari seorang penderma yang membangun sebuah gedung Gereja di stasi misionaris terpencil. Mulanya ia merasa kaget ketika melihat begitu banyak umat yang datang untuk beribadah, namun gedung gerejanya tidak layak untuk disebut rumah Tuhan. Sebab itu, ia berinisiatif untuk membantu stasi tersebut dengan membangun sebuah gedung Gereja bagi umat di stasi itu. Proses pembangunan gedung gereja berlangsung cepat, menghasilkan sebuah bangunan yang indah dan megah. Pada saat pemberkatan gedung gereja tersebut, sang penderma diminta untuk ikut memberikan sambutan. Ia dengan rendah hati mengatakan bahwa dirinya bukanlah orang kaya yang memberi dari kelimpahan hartanya. Dia adalah orang miskin yang memberi dari apa yang dimilikinya untuk kemuliaan Tuhan. Dia mengakhiri sambutannya dengan mengatakan, “Semoga sumbanganku yang sederhana ini berkenan bagi Tuhan dan nama saya juga ikut terdaftar di surga kelak”. Saya setuju dengan perkataan ini: “Setiap perbuatan baik yang kita lakukan kepada siapapun akan datang kembali kepada kita”.

Pada hari ini seluruh Gereja Katolik memperingati Santa Perawan Maria, Ratu Rosario. Kita semua mengenal dosa Rosario, doa sederhana yang sangat disukai oleh umat Katolik. Ketika Gereja Katolik mengalami kesulitan maka Sri Paus sebagai pemimpin Gereja mempercayakan Gereja kepada Bunda Maria. Dalam sejarah Gereja, kemenangan di Lepanto adalah salah satu contoh bagaimana Bunda Maria melindungi Gereja dari berbagai ancaman karena umat Katolik mendoakan Rosario. Ini menjadi momen penting Bunda diberi gelar Ratu Rosario dan Penolong Umat Kristiani. Dengan mendoakan Rosario kita semua merenung tentang peristiwa kehidupan Tuhan Yesus dalam Injil. Ad Iesum per Mariam. Kita menuju kepada Tuhan Yesus melalui Bunda Maria.

Bacaan Injil hari ini mengisahkan tentang kembalinya ketujupuluh murid yang diutus Yesus. Mereka pergi berpasangan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan Yesus yakni memberitakan dekatnya Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang yang sakit. Ketika mereka kembali kepada Yesus, hati mereka penuh sukacita dan bersaksi: “Tuhan, setan-setan pun takluk kepada kami demi nama-Mu.” Yesus dengan penuh sukacita bersaksi: “Sesungguhnya Aku telah memberi kalian kuasa untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan musuh, sehingga tidak ada yang membahayakan kalian.Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu terdaftar di surga.” (Luk 10:19-20). Kita melihat cara berpikir para murid dan Tuhan sangat berbeda. Para murid bersukacita karena tanggapan positif dari orang-orang yang merasakan kerasulan mereka dalam nama Yesus. Mereka tentu ikut mendapat pujian karena nama Yesus yang mereka bawa. Namun Yesus mengubah mindset mereka. Kebahagiaan terbesar adalah surge bagi mereka sebab segala pekerjaan yang mereja lakukan adalah pekerjaan Tuhan bukan pekerjaan mereka.

Tuhan Yesus membuka wawasan mereka dan mengajar mereka untuk tahu bersyukur kepada Bapa di surga. Inilah doa syukur Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi karena semuanya itu Kausembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa itulah yang berkenan di hati-Mu. Segala sesuatu telah diserahkan Bapa kepada-Ku dan tiada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak berkenan menyatakan.” (Luk 10: 21-22). Tuhan Yesus bersyukur kepada Bapa sebab Kerajaan Allah dapat dinyatakan dan dirasakan oleh orang-orang kecil yakni para murid Yesus. Orang-orang bijak dan pandai ternyata tidak mampu mengalami Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus Kristus. Kerajaan Allah adalah persektuan Allah Tritunggal Mahakudus, Bapa, Anak dan Roh Kudus yang merajai setiap pribadi yang berkenan kepada-Nya. Hanya orang-orang yang beriman dapat memahami rahasia yang agung ini. Para murid Yesus adalah orang-orang kecil yang mendapat anugerah khusus untuk melihat dan mendengar Yesus sang Mesias.

Satu hal yang perlu kita renungkan lebih lanjut adalah bersyukur. Tuhan Yesus saja bersyukur kepada Bapa di surga. Apakah kita semua juga bersyukur kepada Tuhan Bapa di dalam Surga? Banyak kali kita tidak tahu bersyukur kepada Tuhan. Kita hanya bisa mengeluh dan menjauh dari Tuhan. Manusia mudah sekali jatuh dalam dosa karena lupa bersyukur, lebih banyak menuntut supaya Tuhan memberi dan memberi.

Nabi Barukh dalam bacaan pertama mengingatkan bangsa Israel yang sering jatuh ke dalam dosa karena tidak tahu bersyukur kepada Tuhan. Barukh berkata, “Kuatkanlah hatimu, hai bangsa yang menyandang nama Isarel!” Karena dosa dan salah yang mereka lakukan yakni me nyembah berhala bukan me yembah Tuhan Allah yang benar maka penderitaan pun mereka rasakan. Mereka dijual ke negeri dan bangsa asing. Namun mereka tidak untuk dibinasakan. Dia justru akan mengirimkan sukacita abadi bersama dengan penyelamatanmu. Tuhan tetap menunjukkan kerahiman-Nya kepada manusia yang berdosa bukan membinasakannya.

Pada hari ini kita boleh bersyukur dan bersukacita karena Allah kita baik. Dia baik karena tidak menghitung-hitung dosa kita tetapi memperhatikan iman dan kepercayaan kita kepada-Nya. Dia baik karena memilih orang-orang kecil bukan orang bijak. Dia baik selamanya karena mencatat nama anda dan saya di surga. Jangan berhenti berbuat baik. Bunda Maria, Ratu Rosario adalah guru kehidupan kita.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply