Homili 21 Oktober 2017

Hari Sabtu, Pekan Biasa ke-XXVIII
Rm 4:13.16-18
Mzm 105: 13.16-18
Luk 12:8-12

Roh Kudus menghidupkanmu

Pada suatu hari saya diundang untuk merayakan misa syukur di sebuah keluarga. Mereka memberi kepada saya daftar lagu-lagu yang akan dinyanyikan dalam buku Madah Bakti. Di dalam buku Madah Bakti yang sama, saya menemukan sebuah tulisan yang berbunyi: “Roh Kudus menghidupkanmu”. Pikiran dan hati saya terfokus pada kalimat ini dan saya mengatakan dalam hati saya bahwa saya percaya akan Roh Kudus menghidupkanku. Ada dua buah pokok pikiran yang hendak saya bagikan berikut ini:

Pikiran saya pertama-tama tertuju pada sakramen pembaptisan yang sudah kita terima. Ini adalah kesempatan paling pertama di dalam hidup kita di mana kita menerima Roh Kudus. Kita semua dibaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Kita menjadi orang kharismatis karena Roh Kudus menghidupkan kita dari dalam diri kita melalu sakramen Pembaptisan. St Paulus mengatakan: “Kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Kristus oleh pembaptisan dalam kematian, supaya sama seperti Kristus tekah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru” (Rm 6:4).

Pikiran saya yang kedua tertuju pada perkataan Paulus tentang Roh Kudus yang membangkitkan Yesus Kristus. Tentang hal ini Paulus berkata: “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.” (Rm 8:11). Kita semua percaya bahwa sejak misteri Inkarnasi, Roh Kudus turun ke atas Bunda Maria maka ia mengandung dari Roh Kudus. Ini adalah saat pertama Roh Kudus berkarya dalam diri Yesus sang Anak di dalam Rahim Bunda Maria. Roh Kudus yang satu dan sama memenuhi hati Maria hingga melahirkan dan membesarkan Yesus Kristus. Roh Kudus yang sama membangkitkan Yesus dari kematian-Nya. Konsekuensinya, kita pun bangkit bersama Kristus karena Roh Kudus. Roh Kudus yang sama menghidupkan Gereja sejak Hari Raya Pentekosta. Kedua pokok pikiran ini menandakan bahwa Roh Kudus benar-benar ada dan menghidupkan kita serta membuka hati dan pikiran kita untuk memberi kesaksian tentang Yesus Kristus dan ajaran-Nya.

Tuhan Yesus dalam bacaan Injil hari ini berkata: “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah.” (Luk 12:8-9). Kita perlu memiliki iman untuk mengakui Yesus Kristus sebagai satu-satunya Tuhan dan Penyelamat kita. Dengan iman kita mengakui Yesus sebagai Anak Allah, maka keselamatan adalah milik kita. Kita tidak hanya sekedar meneriakan nama-Nya: “Yesus..Yesus.. Tuhan” tetapi kita sungguh percaya kepada-Nya. Apabila kita menyangkal Yesus maka upah dari menyangkal Dia adalah dosa dan hukuman atas dosa kita. Yesus akan menyangkal kita juga di hadapan para malaikat Allah. Perkataan Yesus ini menjadi nyata dalam hidup kita ketika kita meragukan-Nya. Kita bertanya dengan sadar: Apakah Yesus benar-benar ada? Apakah Yesus menyelamatkan kita? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang membuat kita semakin jauh dari Tuhan Yesus. Sebagai orang beriman, kita harus berani berubah dalam batin kita untuk menerima dan mengakui Yesus sebagai satu-satunya Penyelamat kita.

Selanjutnya Yesus berkata: “Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni”. (Luk 12:10). Kita menyangkal Yesus dan meragukan-Nya masih ada pintu yang terbuka untuk pengampunan berlimpah. Petrus pernah menyangkal Yesus tiga kali tetapi Tuhan Yesus mengampuninya. Petrus juga tiga kali mengulangi janjinya untuk mengasihi Yesus lebih dari yang lain (Yoh 21:15-17). Yesus juga mengatakan bahwa barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni.

Apa makna dosa yang melawan Roh Kudus sehingga tidak ada pengampunan? Katekismus Gereja Katolik mengajarkan: “Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus”, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, tetapi bersalah karena berbuat dosa kekal” (Mrk 3:29). Kerahiman Allah tidak mengenal batas; tetapi siapa yang dengan sengaja tidak bersedia menerima kerahiman Allah melalui penyesalan, ia menolak pengampunan dosa-dosanya dan keselamatan yang ditawarkan oleh Roh Kudus. Ketegaran hati semacam itu dapat menyebabkan sikap yang tidak bersedia bertobat sampai pada saat kematian dan dapat menyebabkan kemusnahan abadi.” (KGK, 1864). Dosa menghujat Roh Kudus merupakan suatu dosa yang benar-benar bertentangan dengan tujuan akhir manusia yakni keselamatan kekal. Orang memanifestasikannya dengan keputus-asaan dan tidak mempunyai sikap untuk sampai pada tujuan akhir hidupnya di dunia ini. Jadia, apabila seseorang menolak Roh Kudus, ia menolak kebenaran dan menolak kasih Allah sendiri. Ia juga menolak pengampunan dari Allah sehingga ia tidak mungkin diampuni baik di kehidupan sekarang maupun yang akan datang.

Roh Kudus mengajarkan dan menginsafkan segala sesuatu yang diajarkan Yesus. Sebab itu, dalam segala situasi hidup kita, terutama ketika kemartiran menuntut, maka kita tidak perlu ragu atau kuatir akan apa yang hendak kita katakan sebagai pembelaan diri. Roh Kudus yang satu dan sama akan membuka pikiran kita untuk mempertanggungjawabkan iman kita. Banyak kali kita mengalami kesulitan dalam berdialog atau dalam mempertanggungjawabkan iman kita. Suasana ketakutan menguasai hidup kita. Namun kalau kita beriman maka apa yang harus kita takuti? Yesus akan memberikan Roh-Nya untuk menerangi akal budi kita supaya mampu mempertanggungjawabkan iman kita di hadapan Tuhan dan sesama. Roh Kudus bersaksi tentang Kristus, kita pun bersaksi tentang Kristus yang satu dan sama.

Apa yang harus kita lakukan?

St. Paulus dalam Bacaan Pertama, sekali lagi membuka pikiran kita tentang pentingnya iman kepada Tuhan. Ia kembali menghadirkan sosok Abraham. Bagi Paulus, Abraham dibenarkan bukan karena hukum Taurat melainkan karena imannya kepada Tuhan. Iman Abraham membenarkan dirinya di hadapan Tuhan dan sesama. Iman adalah kebenaran yang dianugerahkan Tuhan secara gratis kepadanya. Iman yang sama juga dianugerakan gratis kepada anda dan saya saat ini di dalam Gereja. Tuhan berjanji untuk menjadikan Abraham sebagai bangsa yang besar seperti pasir di laut dan bintang di langit. Janji Tuhan tertap terlaksana hingga saat ini di dalam Gereja.

Mari kita memohon agar Allah Roh Kudus menguduskan kita, menguatkan kita supaya semakin hari semakin mengiman Yesus Kristus, Anak Allah yang menjadi satu-satunya Penyelamat kita. Hanya Yesus saja yang menyelamatkan kita. Sebab itu janganlah meragukan atau menyangkal-Nya. Apa untungnya anda menyangkal dan meragukan Yesus dalam hidup-Mu. Dia mengasihi anda dan saya apa adanya. Kita bersyukur sebab Roh Kudus juga menghidupkan kita di dalam Gereja dan dunia masa kini.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply