Food For Thought: Cinta selalu baru

Cinta selalu baru

Pada malam hari ini saya membaca kembali sebuah buku karya Paulo Coelho, berjudul “No margem do rio piedra eu sentei e chorei” (Di tepi sungai Piedra aku duduk dan menangis). Saya menemukan kata-kata yang bagus dan inspiratif buat kita semua:

“Cinta selalu baru. Tak peduli kita pernah jatuh cinta satu, dua, ataukah lusinan kali dalam kehidupan kita, kita selalu menghadapi situasi yang sama sekali baru. Meskipun dapat membawa kita ke neraka maupun surga, cinta selalu membawa kita suatu tempat. Kita hanya perlu menerimanya, karena cintalah yang memelihara keberadaan kita. Jika kita menolak cinta, kita akan mati kelaparan, karena kita tidak lagi memiliki keberanian untuk mengulurkan tangan dan memetik buah-buah dari dahan pohon kehidupan. Kita harus menyambut cinta di mana pun kita menemukannya, meskipun itu berarti berjam-jam, berhari-hari, bahkan berminggu-minggu kekecewaan dan kegetiran. Di saat kita mulai mencari cinta, cinta pun mulai mencari kita dan menyelamatkan kita.”

Saya senang untuk membagikan kutipan ini kepadamu karena saya yakin bahwa anda juga memiliki pengalaman mencintai dan dicintai. Saya sebagai seorang gembala, menerima tahbisan suci untuk menjadi gembala umat Tuhan Yesus di dalam Gereja Katolik. Saya merasakan cinta kasih Tuhan yang begitu besar sehingga tidak ada alasan bagiku untuk tidak mencintai-Nya dengan cara yang khusus dan istimewa. Cinta yang khusus dan istimewa ini menjadi nyata ketika mengikrarkan kaul-kaul kebiaraan secara publik, dan menerima tahbisan suci sebagai diakon dan imam. Seiring dengan perjalan waktu, saya sendiri merasakan kejenuhan tertentu sebagai biarawan dan imam. Ini adalah hal yang sangat manusiawi.

Apa yang harus saya lakukan?

Paulo Coelho mengatakan: “Cinta itu selalu baru. Tak peduli kita pernah jatuh cinta satu, dua, ataukah lusinan kali dalam kehidupan kita, kita selalu menghadapi situasi yang sama sekali baru.” Saya sepakat bahwa cinta itu selalu baru dan kita selalu menghadapi situasi yang baru. Sebab itu saya selalu berusaha untuk membaharui cinta saya, komitmen saya kepada Tuhan dalam doa-doa dan pengurbanan diri. Setiap kali mengalami kesulitan sebagai seorang salesian, saya mengambil salib kaul kekal saya, menciumnya dan mengenakannya. Setiap kali mengalami kesulitan dalam pelayanan imamat, saya berbisik kepada Tuhan Yesus, “Maafkan aku yang lemah ini, Yesus!”

Saya yakin bahwa ibu dan bapa atau siapa saja yang memiliki ikatan tertentu, dan ikatan itu berdasar pada suatu janji cinta kasih maka pikirkanlah bahwa cinta itu selalu baru. Sepasang suami dan istri mengatakan bahwa mereka tetap mengasihi sebagai pasangan hidup sebab setiap hari mereka mengulangi janji perkawinan mereka. Ketika mengalami masalah sebagai pasangan hidup, mereka selalu mengingat saat-saat pertama jatuh cinta. Paulo Coelho mengatakan: “Kita harus menyambut cinta di mana pun kita menemukannya, meskipun itu berarti berjam-jam, berhari-hari, bahkan berminggu-minggu kekecewaan dan kegetiran. Di saat kita mulai mencari cinta, cinta pun mulai mencari kita dan menyelamatkan kita.”

Setiap kali anda mengalami suatu masalah kehidupan dengan panggilanmu, ingatlah saat pertama anda merasakan panggilan Tuhan, mengikrarkan kaul kebiaraan dan mengucapkan janji imamat. Setiap kali mengalami kesulitan dalam menjalani keluarga sebagai suami dan istri, ingatlah saat-saat pertama anda menggebu-gebu karena jatuh cinta dengan pasanganmu, dan selalu mencari perhatiannya, mencuri pandang, dan selalu berusaha untuk memberi yang terbaik. Saat-saat seperti ini harus diulangi sepanjang hayatmu.

Selamat membaharui cintamu. Ingat, cinta selalu baru!

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply