Food For Thought: Pengalaman ditolak orang dekat…

Pengalaman penolakan!

Bagaimana rasanya ketika anda mengalami suatu penolakan tertentu? Sebuah penolakan berasal dari orang-orang dekat yang hanya menerapkan prinsip like and dislike terhadap kehadiranmu. Ada dua kondisi yang anda rasakan saat itu: Kondisi pertama adalah anda mungkin akan mengatakan rasa kecewamu sampai tingkat dewa. Kondisi kedua, anda hanya dapat berpasrah dan merasa heran, sambil bertanya dalam hati mengapa ada sejenis animal rationale ini di dunia? Namun satu hal yang pasti, pengalaman penolakan itu memang menyakitkanmu sampai sumsum. Hal ini tentu hal yang sangat manusiawi. Banyak orang mengalami penolakan, bukan hanya pribadimu yang mengalaminya. Anda mengalami penolakan karena mungkin anda tidak sejalan dengan mereka dalam hal pikiran dan tindakan. Anda mungkin bersikap kritis terhadap situasi tetapi anda dinilai sebagai pembangkang oleh sesama yang bernalar sempit. Anda mengalami penolakan karena memiliki prinsip hidup yakni berani melawan arus bukan hanya sekedar mengikuti arus.

Perhatikanlah ikan-ikan yang berani berenang melawan arus sungai dan lautan. Ikan-ikan itu akan tetap bertahan hidup ketika melawan arus karena mendapat banyak makanan, tubuhnya kuat dan lebih berkembang. Ikan yang berenang mengikuti arus hanya akan mati karena tidak mendapat suplai makanan yang cukup dan mati karena terhanyut oleh aliran air. Nah, apakah anda mengalami penolakan karena melawan arus? Anda hebat karena memiliki prinsip hidup yang jelas dan berdaya tahan. Anda adalah seorang pribadi yang mandiri. Namun, anda belum berada di posisi aman karena akan tetap mengalami penolakan sepanjang hidupmu.

Saya mengingat dan sepakat dengan pendapat Anthony Robbins. Beliau adalah seorang motivator dan penulis berkebangsaan Amerika. Ia pernah berkata: “Tidak ada kesuksesan sejati tanpa penolakan. Semakin banyak penolakan yang dialami, semakin unggul, semakin banyak belajar, dan semakin dekat dengan harapan anda.” Robbins benar! Orang sukses adalah orang yang pernah mengalami penolakan dari sesamanya. Orang yang mengalami penolakan itu seperti ikan yang berenang melawan arus laut. Ia akan semakin unggul dan harapannya akan tercapai.

Apakah Tuhan menolak manusia? Pertanyaan ini sempat diungkapkan St. Paulus kepada jemaat di Roma (Rm 11: 1-2a). Paulus menggunakan rumusan pertanyaan ini: “Saudara-saudara, mungkinkah Allah menolak umat-Nya?” Dalam refleksinya, Paulus menegaskan bahwa Tuhan Allah tidak akan menolak umat-Nya. Tuhan Allah yang kita imani itu peduli, menerima semua orang apa adanya. Tuhan menebus semua orang sesuai dengan kehendak-Nya. Semua ini Tuhan lakukan karena kasih. Tuhan Allah adalah kasih. Kasih dari Tuhan penuh dengan pengurbanan. Kasih yang benar adalah sebuah pengurbanan yang tulus dan benar. Tuhan menunjukkan kasih-Nya kepada manusia, tidak dengan menerapkan prinsip like dan dislike seperti kebanyakan orang di dunia ini. Tuhan menunjukkan kasih kepada semua orang sebab Dia adalah kasih itu sendiri. Tuhan tidak menolak manusia tetapi manusia saling menolak, bahkan menolak Tuhan sendiri.

Apakah ini berarti Tuhan tidak ditolak? Sejarah membuktikan bahwa Tuhan saja ditolak oleh banyak orang. Mereka tidak hanya meragukan tetapi kecewa dan menolak Dia dalam hidup mereka. Tuhan saja ditolak apalagi manusia ciptaan-Nya. Tetapi Tuhan masih menunjukkan satu hal yang pasti: Dia ditolak oleh manusia tetapi kasih-Nya kepada manusia tidak akan berkesudahan. Kasih Tuhan itu sampai tuntas (Yoh 13:1). Tuhan saja ditolak, mengapa anda merasa kecewa karena ditolak oleh saudaramu? Mereka juga sudah melakukan penolakan kepada Tuhan. Yah, 11, 12!

Apa yang harus kita lakukan ketika mengalami penolakan? Mari kita belajar untuk mengenal diri kita dengan baik. Kita perlu belajar untuk rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama. Saya mengingat Paulo Coelho, yang pernah berkata: “Penolakan itu bukan suatu masalah. Bagaimana kita menghadapi penolakan itu adalah lebih penting.” Ini aspek positif thinking ala Coelho, sederhana kata-katanya tetapi sangat transformatif.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply