Homili 16 November 2017

Hari Kamis, Pekan Biasa ke-XXXII
Why. 4:1-11
Mzm. 150:1-2,3-4,5-6
Luk. 19:11-28

Kerajaan Allah sudah ada!

Seorang umat pernah bertanya tentang kedatangan Tuhan Yesus Kristus dalam sebuah pertemuan untuk pendalaman iman bersama di sebuah lingkungan. Ia mengaku sudah membaca banyak ulasan dan kesaksian yang menggambarkan tentang kedatangan Tuhan Yesus untuk mengadili orang yang hidup dan mati. Ia sendiri merasa terprovokasi untuk percaya kepada kesaksian dan ulasan-ulasan yang ia baca di buku-buku, selebaran-selebaran dan di dunia maya. Namun demikian ia merasa bahwa suara hatinya selalu bertentangan dengan apa yang ia baca sehingga ia belum sampai pada tingkat percaya sepenuhnya akan ulasan dan kesaksian tentang kedatangan Tuhan Yesus. Ia bertanya kepada sesama umat di lingkungannya saat itu tentang kapan waktu yang tepat untuk menyaksikan kedatangan Tuhan Yesus. Umat lingkungan yang hadir dalam pertemuan itu memiliki reaksi yang berbeda-beda. Ada yang mengakui bahwa pengalamannya mirip dengan pengalaman pribadinya, ada yang menanggapinya dengan usulan-usualan praktis untuk membicarakannya dengan romo dan ada yang menyarankannya supaya ia banyak berdoa dan memohon supaya Tuhan menambah imannya. Saya senang mendengar sharing pengalaman umat seperti ini, dan berusaha untuk mengarahkan mereka dalam pendalaman iman bersama sesuai dengan ajaran Gereja Katolik.

Sebenarnya pertanyaan seorang umat dalam pendalaman iman ini sudah lumrah. Banyak umat memiliki pertanyaan yang mirip yakni kapan waktu real kedatangan Tuhan Yesus di tengah-tengah kita. Semua orang merindukan kedatangan-Nya, lebih lagi kita semua percaya bahwa Ia akan datang untuk mengadili orang yang hidup dan mati. St. Bernardus, dalam sebuah khotbahnya untuk masa Adventus, membicarakan tentang tiga macam kedatangan (adventus) Tuhan Yesus Kristus yang pasti kita alami sebagai pengikut-Nya. Kedatangan pertama, kita senantiasa mengenangkannya pada perayaan Natal. Ini adalah kedatangan Yesus dalam sejarah. Kedatangan ketiga adalah pada saat Parousia atau akhir zaman. Pada saat itu Tuhan Yesus Kristus akan datang untuk mengadili orang-orang yang hidup dan yang mati, dan serta untuk membawa kita kepada diri-Nya sendiri. Selanjutnya St. Bernardus menjelaskan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua, nampak sebagai “waktu kunjungan” dimana Ia sekarang hadir dan aktif dalam kehidupan pribadi kita masing-masing. Kedatangan Tuhan Yesus memang sudah bergema sekarang di dalam hati kita masing-masing tetapi belum menjadi nyata dalam hidup kita.

Dalam bacaan Injil hari ini kita mendengar bahwa kaum Farisi datang kepada Yesus dan bertanya tentang kapan Kerajaan Allah datang. Kita dapat membayangkan bahwa pada waktu itu orang-orang juga sudah bertanya-tanya tentang kedatangan Kerajaan Allah. Mungkin ada orang yang tampil beda dan menyesatkan banyak orang bahwa mereka adalah mesias yang menghadirkan Kerajaan Allah padahal mereka adalah mesias palsu. Ada yang mengklaim dirinya berada di berbagai tempat sebagai Mesias. Tuhan Yesus mendengar pertanyaan ini dan menjawab mereka bahwa Kerajaan Allah itu datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Tidak ada yang mengklaim bahwa Kerajaan Allah itu ada di sini atau di sana sebab Kerajaan Allah memang sudah berada di tengah-tengah mereka. Kerajaan Allah bukan sesuatu tetapi seseorang yakni Yesus Kristus. Dialah yang menghadirkan Kerajaan Allah. Dialah Kerajaan Allah itu sendiri.

Tuhan Yesus juga mengingatkan mereka bahwa akan tiba saatnya mereka ingin melihat salah satu hari Anak Manusia. Namun menurut Yesus, mereka tidak akan melihatnya. Mungkin saja ada yang mengklaim bahwa Anak Manusia ada di suatu tempat tertentu namun Ia melarang mereka untuk tidak pergi ke sana. Tuhan Yesus akan datang pada waktu yang tidak diketahui banyak orang. Ia justru menunjukkan diri-Nya sebagai pribadi yang menderita dan mengalami banyak penolakan. Maka, sesungguhnya Yesus adalah Mesias. Dialah Kerajaan Allah yang sedang berada di tengah-tengah umat manusia. Namun banyak orang tidak mengenal-Nya.

Tuhan Yesus mengoreksi cara hidup kita sebagai pengikut-pengikut-Nya yang mudah terprovokasi untuk percaya sia-sia. Mulai dari hal-hal sederhana yakni banyak orang masih percaya kepada dukun-dukun. Kadang-kadang, kuasa para dukun itu dianggap melebihi kuasa Tuhan sendiri pada hal kuasa menyembuhkan itu berasal dari Tuhan. Masih banyak di antara kita yang percaya pada surat dan pesan berantai yang beredar. Ada saja ancaman tertentu bila surat atau pesan itu tidak diteruskan kepada orang lain. Hal ini mirip dengan apa yang dikatakan dalam Injil hari ini tentang Anak Manusa: “Lihat dia ada di sana! Lihat, dia ada di sini!” Tuhan Yesus bahkan tegas mengatakan: “Janganlah kalian pergi ke situ, janganlah kalian ikut”. Apakah anda pernah ikut menyebarkan surat dan pesan berantai? Pada saat itu mungkin anda sedang lupa bahwa Tuhan itu ada dan Dia mahakuasa bagi hidup ini. Kembalilah kepada Tuhan dan mengabdilah kepada-Nya.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply