Homili Pesta St. Andreas, Rasul

Pesta St. Andreas, Rasul
Rom 10:9-18
MazmurĀ 19:2-3.4-5
Mat 4:18-22

Mengenang Panggilan Hidup kita

Saya pernah menghadiri misa syukur panca windu hidup membiara seorang biarawati. Perayaan misa syukurnya berlangsung sangat meriah. Semua utusan komunitas dari tarekatnya berkumpul untuk memberikan dukungan dan menyatakan syukur atas panggilan hidup membiaranya. Usai perayaan misa syukur dilanjutkan dengan ucapan terima kasih dan sharing pengalaman dari biarawati itu. Biarawati itu menyatakan syukurnya kepada Tuhan karena rahmat panggilannya. Ia bersyukur kepada keluarga, sahabat dan kenalan yang selalu siap memberi aneka bantuan kepada komunitasnya. Ia mengenang hidup membiaranya dan membagikan pengalamannya kepada kami para hadirin. Ia mengatakan bahwa selama empat puluh tahun hidup membiara, ia memiliki dua tugas pelayanan di dalam komunitas. Pertama, ia adalah seorang penjahit terkenal baik dalam komunitasnya maupun di luar komunitas. Semua orang datang dan mencarinya untuk belajar menjahit, mulai dari pakaian biasa, hingga pakaian para suster dan romo dijahitnya. Hasil jahitannya sangat bagus dan ia layak menerima pujian. Kedua, ia dikenal sebagai seorang tukang masak. Ia melayani komunitasnya dengan memasak aneka jenis makanan. Banyak orang senang menyantap makanan hasil masakannya. Semua hadirin merasa bahagia mendengar kesaksian biarawati ini. Ini adalah sebuah panggilan suci yang penuh dengan kasih karunia dari Tuhan.

Pada hari ini kita merayakan pesta St. Andreas, rasul. Dia dikenal sebagai saudara dari Simon Petrus, berasal dari kota Betsaida. Menurut versi Injil Yohanes, Andreas adalah seorang murid Yohanes Pembaptis. Setelah mendengar langsung dari Yohanes Pembaptis bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah maka ia bersama seorang temannya meninggalkan Yohanes dan mengikuti Yesus (Yoh 1:36-42). Versi Injil Markus dan Yohanes, Andreas adalah saudara dari Simon Petrus. Mereka bekerja sebagai nelayan (Mrk 6:45; Yoh 1:44; 12:21). St. Beda Venerabila menyebut Andreas sebagai pengantar kepada Kristus. Ia memiliki peran yang penting dalam beberapa momen penting komunitas Yesus, misalnya ia bersama Simon saudaranya adalah murid-murid Yesus yang pertama. Ia hadir dalam peristiwa Yesus memperbanyak roti dan ikan. Dia menyampaikan kepada Yesus bahwa ada seorang anak kecil yang memiliki lima potong roti dan dua ekor ikan (Yoh 6:5-9). Masih banyak kisah lain yang menceritakan kehidupan Andreas.

Dalam Injil Markus, dikisahkan bahwa Yesu berjalan menyusur danau Galilea. Mungkin sudah beberapa kali Yesus mengadakan perjalanan di pinggir danau Galilea. Ia mengamat-amati banyak orang yang bekerja sebagai nelayan di danau Galilea dan menemukan empat orang nelayan yang layak menjadi murid-Nya. Mereka adalah Simon yang disebut Petrus dan saudaranya Andreas, Yakobus dan Yohanes saudaranya yang dikenal sebagai anak-anak Zebedeus. Tuhan Yesus memanggil mereka pada saat mereka sedang menebarkan jala. Ini adalah pekerjaan keseharian mereka. Tuhan Yesus memanggil mereka dan berjanji untuk menjadikan mereka penjala manusia.

Apa yang dapat kita pelajari dari Injil hari ini?

Pertama, mari kita memandang figur Tuhan Yesus. Ia senantiasa bergerak, mencari dan menemukan orang-orang yang layak menjadi murid-Nya. Ia memanggil para murid tanpa memandang latar belakang mereka. Ia hendak menunjukkan bahwa keselamatan itu bersifat universal. Ia memanggil para nelayan yang menangkap ikan untuk menjadi nelayan yang menangkap manusia. Orang-orang yang mendengar Sabda dan merasakan Kerajaan Allah tidak hanya sejahtera secara rohani tetapi juga secara jasmani.

Kedua, kita memandang keempat murid pertama ini. Mereka mendapat panggilan Tuhan di dalam hidup mereka yang nyata, di tempat di mana mereka bekerja, dan saat itu mereka sedang bekerja. Sikap bathin yang mereka tunjukkan adalah mendengar panggilan Tuhan. Mereka mendengar dengan baik sebab di saat yang sama mereka merasakan kasih dan kebaikan Tuhan. Mereka segera meninggalkan pekerjaan mereka dan mengikuti Yesus. Mereka berani melepaskan diri dari berbagai ikatan seperti pekerjaan, keluarga dan harta kekayaan supaya layak mengikuti Yesus yang memanngil mereka.

Kunci dari ketulusan untuk menjawabi panggilan Tuhan Yesus ini adalah iman dan kepercayaan kepada Tuhan. St. Paulus dalam bacaan pertama mengatakan bahwa sekiranya kita mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati maka kita akan diselamatkan. Bagi Paulus, dengan hati orang percaya dibenarkan dan dengan mulut orang mengaku akan diselamatkan. Sebab itu Paulus dengan tegas mengatakan bahwa iman itu timbul dari pendengaran, dan pendengaran dari firman Kristus. Para murid Yesus mengalami pertumbuhan iman seperti ini. Mereka mendengar Yesus memanggil mereka dengan nama mereka sendiri dan melakukan segala perkataan Yesus.

Perayaan St. Andreas, membantu kita untuk mengenang kembali sejarah panggilan hidup kita masing-masing. Tuhan Yesus selalu melakukan pendekatan pertama kepada kita. Ia menyusuri lorong-lorong kehidupan kita, melihat dan mengenal kita apa adanya dan memanggil kita sesuai kehendak-Nya. Anda menjadi orang tua, itulah panggilan anda. Pengalaman anda jatuh cinta pertama kali dengan pasanganmu adalah mengalaman pertama kali Yesus mengasihimu apa adanya. Bersyukurlah atas panggilanmu. Saya merasakan panggilan Tuhan sebagai tanda kasih-Nya kepadaku. Saya tidak menyadari panggilan-Nya tetapi Dia menuntun dan membantu saya untuk lebih mengerti lagi tentang kasih dan kebaikan-Nya. Panggilan adalah kasih karunia yang berlimpah dari Tuhan, sehingga saya juga selalu bersyukur atas kasih karunia Tuhan ini.

Kita bersyukur kepada Tuhan sebab Ia juga mengunjungi dan memanggil kita semua untuk mengikuti-Nya dari dekat. Kita percaya kepada-Nya sebab Ia juga menjadikan kita sebagai penjala manusia sesuai dengan kenyataan hidup kita. Ia memanggil kita sesuai dengan kehendak-Nya dan dalam hidup kita yang nyata. Sikap bathin yang harus kita tunjukkan sebagai murid adalah berani melepaskan diri dari segala sesuatu yang mengikat dan segera mengikuti-Nya. Kita mengikuti Tuhan Yesus sebab Ia mengasihi kita. Pengalaman yang sama sudah lebih dahulu dialami oleh St. Andreas. Mari kita juga mengantar sesama kepada Yesus.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply