Homili 14 Desember 2017

Hari Kamis, Pekan Adven II
Yes 41: 13-20
Mzm 145: 1.9-13b
Mat 11:11-15

Yesus itu lebih dari segalanya!

Pada suatu kesempatan saya mengunjungi sebuah keluarga. Sambil menunggu di ruang tamu, saya memperhatikan beberapa lukisan yang bagus, sudah dibingkai dengan rapi dan dipajang di dinding. Mata saya tertuju pada sebuah lukisan tangan yakni dua pria sebaya, sama-sama berambut gondrong, hanya beda cara berpakaiaannya. Pria pertama berpostur tinggi, brewok, mengenakan mantel berwarna coklat sambil memegang tongkat dan berbicara. Pria kedua berpostur tinggi, berewok, berambut gondrong dan mengenakan mantel berwarna putih. Kedua-duanya berada di tengah sungai. Pria yang mengenakan mantel coklat mengambil air dan menyirami kepala pria kedua. Ada sebuah tulisan pada gambar itu: “Yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar dari padanya”. Sambil membaca tulisan itu, pikiran saja tertuju kepada figur Yohanes Pembaptis yang mendapat panggilan dan perutusan khusus untuk membaptis Yesus Kristus. Saya selalu mengingat lukisan tangan yang bagus itu.

Dalam pekan kedua Adven, kita berjumpa dengan figur Yohanes Pembaptis. Kita mengenal figur ini sebagai pribadi yang bersuara di padang gurun untuk menyiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan Yesus Kristus, sang Mesias. Dia memiliki kehidupan yang sederhana dalam hal makanan dan pakaian. Ia menyerukan pertobatan kepada semua orang, berani melakukan kritik sosial terhadap para pemimpin yang tidak benar seperti Herodes. Kebajikan yang ditunjukkannya adalah kerendahan hatinya di hadapan Tuhan. Meskipun dia membaptis Yesus, namun ia juga mengatakan bahwa Yesus lebih besar daripadanya. Menunduk untuk membuka tali sepatunya juga ia tidak layak. Dia menyiapkan para muridnya untuk mengikuti Yesus sebagai Anak Domba Allah. Ia juga sempat mengutus para muridnya untuk bertanya apakah Yesus benar-benar Mesias atau bukan. Ini adalah pengenalan umum kita tentang Yohanes Pembaptis. Semua hal menyangkut kehidupan pribadi Yohanes Pembaptis memang kelihat sederhana di mata manusia, namun berbeda di mata Yesus.

Penginjil Matius hari ini melaporkan bahwa pada suatu kesempatan Tuhan Yesus berkata kepada orang banyak: “Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis.” Perkataan Tuhan Yesus ini bukan tanpa alasan. Dia adalah figur yang dikagumi pada zamannya sebab memilih hidup yang unik. Kehidupan pribadinya mentransfromasi hidup pribadi banyak orang yang lain pada masanya. Yesus juga menambahkan bahwa sejak Yohanes tampil dan bersuara lantang tentang pertobatan dan kebaikan, selaku saja ada pihak tertentu yang tidak menerimanya sehingga mereka merong-rong Kerajaan Surga bahkan mereka ingin menguasai Kerajaan Surga. Yohanes menyiapkan kedatangan Mesias maka ia sebanding dengan nabi Elia yang juga diyakini masyarakat zaman itu bahwa dia akan datang mendahului Mesias.

Tuhan Yesus mengarahkan pikiran kita untuk memandang figur Yohanes Pembaptis. Kita semua tentu mengagumi kepribadiannya yang bersahaja dan komitmennya yang kuat untuk menyiapkan banyak orang supaya menyambut kedatangan Mesias. Ada sinkronisasi antara setiap perkataan dan kehidupannya yang nyata. Namun di saat yang sama Tuhan Yesus juga mengarahkan kita untuk memadang-Nya sebagai pribadi yang dinantikan kedatangannya. Dialah Mesias sejati dan Yohanes adalah Elia barunya. Yesus mengagumi kepribadian Yohanes karena hidupnya yang nyata. Tuhan Yesus berkata: “Namun yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar daripadanya”. Perkataan Yesus ini diakui sendiri oleh Yohanes Pembaptis bahwa Yesus lebih besar dari padanya sehingga membuka tali sepatunya juga ia tidak layak. Yohanes juga mengatakan bahwa ia hanya membaptis dengan air sebagai simbol pertobatan, sedangkan Yesus membaptis dengan Roh Kudus.

Tuhan Yesus adalah Mesias yang dinantikan kedatangannya dengan penuh harapan. Hampir semua lagu dalam perayaan Ekaristi atau pertemuan umat KBG kita menyanyikan lagu berupa ajakan “Datanglah ya Tuhan, kami menantikan-Mu dengan rindu”. Semua ajakan, penantian dengan penuh kerinduan. Berbagai ungkapan ini menandakan cinta kasih kita sebagai orang-orang yang mengimani Yesus sebagai Mesias, satu-satunya Penebus kita.

Dalam bacaan pertama kita mendengar nubuat nabi Yesaya tentang kehadiran Tuhan Allah di tengah-tengah umat-Nya. Dialah yang memengang tangan kanan bangsa Israel dan berkata: “Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau”. Berbagai ekspresi yang dinubuatkan Yesaya untuk menunjukkan kuasa Tuhan bagi bangsa Israel: “Jangan takut hai cacing Yakub, hai si ulat Israel!” Tuhan digambarkan sebagai penolong sejati dan penebus. Dialah yang Mahakudus, Allah Israel. Dia tidak akan meninggalkan umat Israel menderita berkepanjangan. Ia akan menciptakan sungai-sungai, mata air yang membual di tengah dataran, air memancar di tanah kering. Tuhan juga menciptakan berbagai jenis pohon yang berguna bagi umat Israel.

Pada hari ini kita memadang Tuhan Allah Bapa yang begitu mencintai kita semua melalui Yesus Kristus Putera-Nya. Untuk menyiapkan kita supaya menyambut kedatangan Yesus, putera-Nya, Ia mengutus Yohanes Pembaptis. Untuk menyiapkan umat perjanjian Lama, Ia mengutus para nabi seperti nabi Yesaya. Tuhan benar-benar pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya (Mzm 145:8). Mari kita menggunakan telinga kita untuk mendengar-Nya dan jangan bertegar hati di hadirat-Nya.

Datanglah ya Tuhan Yesus Kristus, kami menantikan-Mu. Engkau lebih dari segalanya! St. Yohanes dari Salib, doakanlah kami.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply