Food For Thought: Jangan takut menjadi miskin

Jangan takut menjadi miskin

Mo orem hare-hare! Ini adalah sebuah ungkapan yang selalu saya dengan ketika masih kecil. Kadang-kadang ada tamu yang singgah di rumahku, setelah mereka disuguhi makan dan minum oleh orang tuaku, mereka selalu mengulangi kalimat yang sama: ‘Mo orem hare-hare’ artinya ‘anda adalah orang yang murah hati’. Kalimat ini dapatlah menjadi pengganti ucapan syukur dan terima kasih kepada orang yang berbuat baik kepada kita. Saya mengingat banyak kali ayah saya memaksa ibu saya untuk menyiapkan makanan terbaik untuk para sahabat atau tamu-tamunya. Ia selalu mengatakan bahwa kalau kita berbuat baik kepada orang maka perbuatan baik akan kembali kepada kita penuh dengan kelimpahan. Saya yakin bahwa ayah saya percaya kepada penyelenggaraan ilahi dari Tuhan. Ia juga percaya bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik dan berkelimpahan. Benar! Kami tidak pernah kelaparan di rumah. Bermurah hati adalah kebajikan yang sangat luhur dan patut kita miliki.

Kalau dalam dunia politik kita mengenal istilah ‘The power of emak-emak’. Para emak-emak dapat mengatakan kebenaran atau hoax tertentu untuk kepentingan politik pribadi atau kubu tertentu. Para emak-emak kadang-kadang mereka berpikir bahwa mereka pemikir dan boleh beropini tanpa berbasis data. Pada hari Minggu ini kita justru berjumpa dan menimbah ‘The Power of Widows’. Ada dua janda tanpa nama yang menunjukkan kepada kita kemurahan hati, harapan besar akan penyelenggaraan ilahi dari Tuhan. Janda di Sarfat menunjukkan kemurahan hatinya kepada Nabi Elia. Janda dalam Injil menunjukkan harapannya akan penyelenggaraan ilahi. Kedua-duanya tidak takut menjadi semakin miskin. Kemurahan hati mereka telah mengubah hidup mereka menjadi kaya di hadapan Tuhan dan sesama. Mereka benar-benar ‘orey hare-hare’ atau bermurah hati kepada sesama.

Masih banyak orang yang lupa untuk berbagi dengan sesama manusia sebab mereka takut menjadi miskin. Apalagi dalam suasana sekarang, sangat sulit bagi orang untuk berbagi atau berempati dengan sesama. Masalah ekonomi dan politik turut menghalangi pribadi tertentu untuk berbagi atau berbelarasa dengan sesama yang sangat membutuhkan. Namun hari ini kita belajar bahwa semakin kita bermurah hati, kita akan semakin bahagia. Kita jangan takut menjadi miskin, tetapi terus bermurah hati, terus mengurbankan diri bagi sesama yang lain. Cinta kasih dan kebaikan harus semakin berkembang dalam hidup kita karena kita adalah pengikut Kasih.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply