Hari Jumat, Pekan Biasa II
Ibr. 8:6-13
Mzm. 85:8,10-11,13-14
Mrk. 3:13-19
Keharmonisan itu indah!
Saya pernah merayakan Misa Syukur Hari Ulang Tahun perkawinan sepasang suami istri ke-15. Mereka memilih tema perayaannya: “Keharmonisan itu indah!” Saya bertanya kepada mereka mengapa memilih tema perayaan demikian. Mereka memberi jawaban yang menggambarkan bagaimana mereka berjuang sejak hari pertama menikah untuk tetap harmonis sebagai suami dan istri selamanya. Sekarang pasutri ini sudah memiliki seorang putra dan seorang putri yang ikut memperindah dan memperkuat keharmonisan relasi sebagai suami dan istri. Satu hal yang saya tangkap dalam perbincangan kami adalah bahwa untuk menjadi keluarga yang harmonis maka masing-masing anggota keluarga harus berusaha, berjuang untuk mewujudkannya.
Antifon Pembuka untuk perayaan Ekaristi hari ini diambil dari Mazmur Tanggapan. Bunyinya: “Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan keselamatan saling berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan turun dari langit.” (Mzm 85:11-12). Ungkapan hati sang Pemazmur ini luar biasa. Kasih dan kesetiaan akan bertemu. Dua kebajikan luhur yakni kasih menunjukkan jati diri Allah sendiri (1Yoh 4:8.16) dan kesetiaan juga berasal dari Allah. Ia tetap setia kepada manusia meskipun manusia tidak setia kepadaNya. Kasih dan kesetiaan akan tetap bertemu dan menyatu dalam hidup manusia. Kesetiaan akan bertumbuh dalam hati setiap orang di dunia ini. Keadilan dan keselamatan saling berpelukan: sebenarnya keadilan dan keselamatan adalah satu kesatuan karena sama-sama mencerminkan wajah seorang Allah yang penuh kasih kepada manusia. Keadilan akan diturunkan Tuhan dari surga bagi setiap orang di atas bumi sehingga mereka dapat hidup dalam damai.
Sang Pemazmur membuka dirinya kepada Tuhan seraya memohon supaya Tuhan boleh memperlihatkan kasih setiaNya kepada setiap orang dan menganugerahkan keselamatan kepada manusia. Keselamatan dari Tuhan berkenan kepada orang-orang yang takwa dan kemuliaanNya diam di negeri mereka. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan kepada manusia. Keadilan akan berjalan di depan dan damai sejahtera akan menyusul di belakangNya. Ungkapan hati dan pikiran Pemazmur ini menunjukkan betapa Tuhan berperan untuk menyertai anak-anakNya di dunia ini. Dia tidak pernah membiarkan salah seorang dari kita binasa.
Masalahnya adalah pada diri kita sebagai manusia. Banyak orang belum menyadari kehadiran Tuhan. Kita lebih cepat merasa berjalan sendiri bukan berjalan dengan Tuhan. Pada hari ini melalui doa dalam Mazmur ini kita disadarkan bahwa dalam segala aspek kehidupan kita, Tuhan tetap menyertai kita semua. Melalui kebajikan-kebajikan yang ada dalam Mazmur seperti kasih, kesetiaan, keadilan dan damai sejahtera yang saling menyatu seperti mata rantai membantu kita untuk sadar diri bahwa Tuhan sungguh baik dan menyertai kita hingga akhir zaman. Marilah kita selalu menyadari kehadiran Tuhan.
Penulis surat kepada umat Ibrani mengatakan bahwa sekarang Tuhan Yesus Kristus telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi. Tuhan memang sudah mengadakan Perjanjian dengan Umat Israel di gunung Sinai, tetapi Perjanjian itu dilanggar oleh umat Israel selama perjalanan di padang gurun. Mereka tidak setia kepada Tuhan selama berabad-abad. Untuk itu Tuhan berniat untuk mengadakan perjanjian baru dengan umatNya. Ia berjanji: “Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: K enallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku. Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka.” (Ibr 8:8-12).
Dalam Bacaan Injil, Tuhan Yesus naik ke atas bukit. “Naik ke atas sebuah bukit” menjadi kesempatan bagi Yesus untuk berdoa. Ia bersatu secara total dengan Bapa di Surga dalam doa. Setelah selesai bersatu dengan Bapa, Ia memanggil para murid untuk dijadikan Rasul atau utusanNya. Tugas mereka adalah menyertai Yesus, dan siap diutus untuk memberitakan Injil. Tuhan Yesus memberi kuasaNya kepada para Rasul untuk mengusir setan. Orang-orang pilihan Tuhan Yesus ini juga tidak semuanya sempurna. Mereka adalah mantan pemungut cukai, pendirian tidak tetap dan penakut, kurang percaya, geriliawan, dan pengkhianat. Para rasul yang dipilih menjadi mitra kerja Yesus adalah pribadi-pribadi yang tidak sempurna, namun Tuhan sendiri menyempurnakan mereka. Tuhan memberi keharmonisan di dalam hidup komunitasNya. Para rasul mengusahakan keharmonisan bersama dan semangatnya berlanjut dalam Gereja masa kini.
Sabda Tuhan pada hari ini mengajak kita untuk merasakan kehadiran Tuhan yang penuh kasih setia. Kehadiran Tuhan di tengah umatNya sebagai Imanuel. Dia senantiasa membuat perjanjian Baru dengan kita umatNya supaya kita juga memperoleh keselamatan. Ia memberi hati baru bagi kita semua. Hati yang baru adalah hati kudus di hadirat Tuhan. Keharmonisan itu indah dan patut diperjuangkan bersama!
P. John Laba, SDB