Beato Philipus Rinaldi
Yes 35:1-10
Mzm 85:9-14
Luk 5:17-26
Tuhan datang untuk menyelamatkan
Tuhan Yesus membuat sebuah mujizat! Setelah Yesus dibabtis di Sungai Yordan dan dipenuhi dengan Roh Kudus maka Ia mulai tampil di depan umum dan melakukan “hal-hal yang sangat mengherankan”. Dikisahkan oleh Penginjil Lukas: ada seorang lumpuh yang percaya kepada Yesus bahwa Ia akan disembuhkan. Niatnya ini disampaikan kepada beberapa orang dan meminta bantuan mereka untuk mengusungnya kepada Yesus. Ada banyak halangan yang mereka lewati namun mereka tetap berusaha melewati halangan dan berhasil berjumpa dengan Yesus. Melihat usaha dan ketekunan iman orang lumpuh dan para pengusungnya maka Yesus berkata, “Hai saudara dosamu sudah diampuni!” Yesus kemudian menyembuhkan orang lumpuh itu karena ia mengimani Yesus.
Tindakan Yesus dengan membuat mujizat ini adalah sebuah perbuatan baik bagi manusia. Di samping orang lumpuh, para pengusung, ada juga banyak orang lain yang takjub dan memuliakan Allah dan ada juga yang takut karena baru melihat mujizat seperti itu. Tetapi ada juga yang tidak puas dengan kebaikan yang dibuat Yesus: para ahli Taurat dan orang-orahng Farisi. Mereka berpikiran yang negatif terhadap Yesus dengan mengatakan bahwa Yesus menghujat Allah.
Menghujat Allah (blasphemies) adalah kata-kata yang keluar dari mulut manusia melawan Allah. Dalam tradisi Yahudi, arogansi diri dengan melawan kuasa penyelamatan dari Allah juga termasuk menghujat Allah (2 Raj 19:4) dan kemuliaanNya (Yeh. 35:13) serta umatNya (2 Mak 15:24). Bagi mereka, orang yang menghujat Allah harus dibunuh. Menghujat di dalam Injil selalu dihubungkan dengan orang-orang yang melawan Yesus. Dalam Injil Yohanes misalnya, orang-orang Yahudi mau membunuh Yesus karena Ia mau merobohkan Bait Allah dan menyapa Allah sebagai BapaNya (Yoh 5:18). Perikop dari Lukas pada hari ini dikatakan Yesus menghujat Allah karena Ia mengampuni dosa orang, padahal yang punya kuasa mengampuni dosa adalah Allah.
Setiap orang mendambakan keharmonisan di dalam hidupnya. Harmonis dengan diri dan dengan alam sekitarnya. Yesaya dalam bacaan pertama mengungkapkan rencana Tuhan untuk menciptakan sebuah keharmonisan alam. Manusia yang menderita diteguhkan sehingga memiliki sukacita. Hal ini terbukti dengan tindakan Tuhan untuk menyembuhkan sakit penyakit manusia. Keharmonsan yang bersal dari Tuhan inilah yang harus kita bangun di dalam kehidupan kita setiap hari.
Pengalaman hidup menunjukkan bahwa banyak kali kita menghakimi sesama yang selalu berbuat baik. Mengapa harus iri hati dengan orang yang berbuat baik? Mengapa kita tidak mengambil hal positif dari hidup mereka supaya kita juga berbuat baik? Banyak kali kita menyombongkan diri dan berpikir bahwa segalanya dapat kita lakukan dengan kekuatan kita sendiri. Tuhan bukanlah andalan kita. Banyak kata hujatan keluar dari mulut untuk sesama dan Tuhan manakala kita mengalami kegagalan tertentu. Mari kita bertobat!
PJSDB