Hari Rabu, Pekan I Prapaskah
Yun 3:1-10
Mzm 50:3-4.12-13.18-19
Luk 11:29-32
Yesus lebih dari segalanya
Seorang peziarah melakukan perjalanan yang jauh. Ia kelelahan dan duduk di bawah pohon beringin. Ia mengamati pohon-pohon disekitarnya dan merasa heran dengan pohon durian. Pohonnya berdahan kecil tetapi memiliki buah yang lebat sampai dahannya tak mampu menahannya. Dia menatap pohon beringin dan merasa kagum dengan kekuatannya tetapi sayang buahnya kecil. Ia berpikir dalam hatinya bahwa Tuhan keliru menciptakan kedua pohon ini. Ia pun tertidur di bawah pohon beringin. Dia akhirnya terbangun setelah buah pohon beringin yang kering itu jatuh dan mengenai daun telinganya. Dia terbangun dan berkata dalam hatinya bahwa sangat beruntung baginya karena yang jatuh bukan buah durian yang masak melaikan buah beringin yang kering. Lalu dia menjadi sadar bahwa Tuhan tidak keliru dalam menciptakan segala sesuatu.
Kisah Yunus membuktikan rencana Allah yang besar bagi keselamatan manusia. Ninive adalah sebuah daerah di Asiria yang dihuni oleh orang-orang dari Kerajaan Israel. Penduduk Ninive jatuh dalam dosa dan mendapat pengajaran dan seruan tobat dari Yunus kira-kira delapan abad sebelum Kristus lahir. Mereka jatuh dalam dosa dan Tuhan memilih dan mengutus Yunus untuk mempertobatkan penduduk Ninive. Ia menyeruhkan tobat dengan hal-hal praktis seperti melakukan puasa dan menyesali dosa-dosa. Dampaknya adalah semua penduduk termasuk rajanya bertobat dan menyesali dosa-dosa mereka. Tuhan menunjukkan belas kasihNya kepada mereka.
Tuhan Yesus mengambil pengalaman Yunus sebagai contoh. Perjalanan Yunus untuk mempertobatkan orang-orang Ninive tidaklah mudah. Ia sebelumnya masuk dan menghuni perut ikan selama tiga hari dan tiga malam (Yun 1:17). Pada akhirnya ia sukses mempertobatkan orang-orang Ninive. Yesus mengambil pengalaman Yunus untuk menegaskan bahwa diriNya juga akan masuk dalam perut bumi dan pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati. Yesus melebihi Salomo yang bijaksana dan Yunus yang berani menyeruhkan pertobatan Ninive.
Kalau mau mengubah dunia, jangan pernah mengandalkan kata-kata tetapi andalkanlah perbuatan-perbuatanmu. Mengapa? Karena perbuatan-perbuatan baik lebih banyak berbicara dari pada kata-kata karena kadang-kadang kata-kata itu kosong. Yunus berhasil mempertobatkan orang Ninive karena dia sendiri berkorban bukan hanya dengan berkata-kata tetapi dirinya juga di buang ke laut, masuk perut ikan dan bekerja keras dalam menyeruhkan pertobatan Ninive. Yesus menyeruhkan seruan tobat, menghadirkan Kerajaan Allah dan mengorbankan dirinya dengan sengsara, wafat dan masuk perut bumi dan bangkit pada hari ketiga. Tidak ada seorang pun yang dapat mengalahkan Yesus yang wafat dan bangkit! Itulah sebabnya Ia mengatakan bahwa dirinya melebihi Salomo dan Yunus.
Tuhan juga tidak pernah keliru menciptakan pribadi-pribadi tertentu yang dapat mengubah kehidupan orang lain. Masing-masing orang diciptakan untuk berbagi bakat-bakat, kemampuan dan waktu kehidupan untuk kebaikan orang lain. Betapa indahnya orang yang berani memberi diri atau berbagi demi kebahagiaan orang lain. Yunus melakukannya dan Yesus menggenapinya bahkan melebihi segalanya.
Mari kita berbenah diri. Seruan tobat Yunus juga masih berlaku untuk kita. Hendaknya seruan tobat dan hadirnya Kerajaan Allah dalam diri Yesus mengubah seluruh hidup kita. Dia melebihi segalanya dan semua orang. Dia juga tidak pernah keliru dalam menebus dan menyelamatkan manusia. Terima kasih Tuhan Yesus!
PJSDB