Food for thought:
Tetaplah berharap
Siang itu saya membuka jendela kamarku. Seorang muda sedang mendengar lagu “Pasti Sanggup” yang dinyanyikan bersama Maria Shandy dan Mike Idol. Beberapa kali ia memutarnya kembali dan tanpa sadar dia ikut menyanyikan lagu itu: “Kuatkanlah hatimu, Lewati setiap persoalan, Tuhan Yesus selalu menopangmu, Jangan berhenti harap padaNya.. Tuhan pasti sanggup…TanganNya takkan terlambat ‘tuk mengangkatmu, Tuhan masih sanggup…Percayalah, Dia tak tinggalkanmu…” Saya juga sempat ikut-ikutan menyanyikan lagu itu dari balik jendela kamarku.
Ya, Tuhan pasti sanggup. Jangan berhenti harap padaNya! Saya lalu mengingat kembali sharing bersama teman-teman beberapa hari yang lalu. Masing-masing orang memiliki pergumulan tertentu. Seorang rekan imam merasa heran ketika salah seorang pastor paroki yang lebih senior marah tanpa mengendalikan dirinya. Umat yang berada di depan pintu gereja dimarahinya karena mereka tidak masuk dalam gereja untuk berdoa dan salah seorang ibu dengan suara lantang berkata, “Pak Romo, kami bukan orang katolik, kami hanya baby sister aja!” Seorang ibu mengaku marah sama suami dan tidak mau berbicara lagi dengan suaminya karena suami terlalu keras dan pelit. Seorang anak muda kurang percaya diri karena tidak didengar oleh orang tuanya. Yah ini beberapa hal yang pernah dialami oleh beberapa temanku. Pengalaman-pengalaman ini kadang-kadang membawa orang kepada titik ekstrim: kehilangan harapan! Mungkin mirip dengan pengalaman Ayub: “Hari-hariku berlalu lebih cepat daripada torak dan berakhir tanpa harapan” (Ayub 7:6) dan juga “Dimana harapanku? Siapakah yang melihat adanya harapan bagiku?” (Ayub 17:15).
Jangan berhenti berharap! Tuhan pasti sanggup, “Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah” (Mzm 71:5). Dan Tuhan juga akan menjawab: ”Masih ada harapan untuk masa depanmu” (Yer 31:17). Mengapa? Karena “Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepadaNya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci” (1Yoh 3:3).
Saya teringat kata-kata bijak ini dan patut kita renungkan:
“Man can live about forty days without food, about three days without water, about eight minutes without air, but only for one second without hope”
Mari, tetaplah berharap padaNya
PJSDB