Hari Minggu Corpus Christi
Kel 24:3-8
Mzm 116: 12-13.15.16bc.17-18
Ib 9:11-15
Mrk 14:12-16.22-26
“Inilah TubuhKu, Inilah DarahKu”
Hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Hari Raya ini juga dikenal dengan sebutan lain yakni Corpus Christi atau Ekaristi. Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus adalah sebuah kenangan. Kita mengenang perjamuan malam terakhir Yesus bersama para muridNya. Kita mengenang puncak keselamatan kita dalam diri Yesus Kristus Putera Allah. Dia membagi diriNya bagi kita.
Penginjil Markus menceritakan peristiwa memorial ini dalam Injilnya. Diceritakan bahwa sebagai kepala keluarga, Yesus menyuruh dua muridNya untuk mempersiapkan perjamuan paska bagiNya. Petunjuk untuk perjamuan paskah itu perlahan-lahan dipahami oleh dua utusanNya ini. Mereka menyiapkan ruangan itu sesuai selera Yesus. Yesus dan para murid lainnya datang dan berkumpul bersama sebagai sahabat, atau sebagai satu keluarga. Ia mengambil roti, mengucap berkat, membagi-bagikan roti, memberikan kepada para murid seraya berkata, “Ambillah, inilah TubuhKu!” Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur dan memberikannya kepada para murid seraya berkata, “Inilah DarahKu, Darah Perjanjian yang ditumpahkan bagi orang banyak.”
Perjamuan Ekaristi merupakan sebuah kenangan akan segala sesuatu yang Yesus adakan bersama para muridNya pada malam perjamuan terakhir. Sebuah kenangan bukan hanya atas peristiwa historis tersebut di Yerusalem, tetapi semua kata kenangan dari Yesus selalu diulangi setiap kali merayakan Ekaristi di dalam Gereja: “Ambillah, inilah TubuhKu… Inilah darahKu, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang.” Kata-kata ini merupakan kata-kata kenangan penuh kasih. Yesus menunjukkan kasihNya sampai tuntas dengan mengorbankan diriNya secara total. Tubuh dan DarahNya diberikan sebagai kurban penebusan kita.
Bagi penulis surat kepada umat Ibrani dalam bacaan kedua, Kristus telah datang sebagai Imam Agung demi kesejahteraan masa yang akan datang. Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu tetapi dengan membawa darahNya sendiri. Darah Kristus tidak bercacat, menyucikan hati nurani manusia dari dosa dan salahnya. Semua telah Yesus persembahkan bagi manusia. Yesus sendiri pernah berkata, “Tak ada kasih yang paling agung dari kasih seorang yang menyerahkan nyawa bagi sahabat-sahabatya” (Yoh 15:13).
Umat perjanjian lama dalam peziarahan mereka dari Mesir ke tanah terjanji juga mengalami pengalaman-pengalaman tertentu, terutama prefigurasi pengurbanan Yesus. Dalam bacaan pertama, kita mendengar bahwa ketika umat terpilih masih berada di Sinai Tuhan mengikat perjanjian dengan mereka melalui Musa. Musa menyampaikan kepada umat yang berkumpul dekat kemah pesan dan perintah Tuhan. Maka umat Israel pun menjawab dengan suara lantang, “Segala firman yang telah diucapkan Tuhan itu akan kami laksanakan!”. Di atas mezbah, Musa mempersembahkan kurban bakaran untuk Tuhan. Dengan darah lembu jantan itu Musa memerciki bangsa Israel dan mengatakan bahwa darah itu merupakan darah Perjanjian antara Yahve dengan mereka. Kita sadari sekarang bahwa di atas salib Yesus juga menumpahkan darahNya, dan Darah Yesus adalah Darah Perjanjian Baru. Darah manusia tanpa cacat mengganti darah lembu jantan yang saat itu dianggap tidak bercacat juga.
Sabda Tuhan hari ini mengungkapkan banyak hal yang dapat membangkitkan semangat iman kita:
Pertama, Perjamuan Tuhan itu membutuhkan persiapan istimewa. Yesus mengutus para muridNya untuk mempersiapkan perjamuan paskahNya. Dialah imam agung yang mempersembahkan diriNya sebagai kurban, bukan darah kurban bakaran. Kita pun diingatkan untuk mempersiapkan diri kita dalam merayakan Ekaristi. Dalam Tata Perayaan Ekaristi, kita menyiapkan batin dengan memeriksa bathin dan mengakui dosa-dosa kita seraya memohon belaskasih Tuhan pada awal Ekaristi. Tujuannya adalah supaya kita layak, tidak bercacat dalam merayakan Ekaristi. Persiapan diri juga membantu kita untuk nantinya dapat medengar Sabda dan melakukannya dan juga menerima Tubuh dan Darah Kristus. Apakah anda selalu siap untuk merayakan Ekaristi? Persiapan itu bukan hanya lahiri, misalnya dengan pakaian yang bagus dan rapi tetapi juga persiapan bathiniah untuk sungguh-sungguh masuk dalam misteri kasih Tuhan.
Kedua, Nilai sebuah pengurbanan itu mahal. Yesus menebus kita bukan dengan darah anak lembu atau domba. Yesus menebus kita bukan dengan darah orang lain. Mengikuti St. Petrus, Ia menebus kita “bukan dengan barang fana, bukan dengan emas dan perak melainkan dengan darah yang mahal yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat” (1 Pt 1:18-19). Inilah kasih yang paling agung dari Yesus bagi kita. Apakah anda menyadari bahwa anda di kasihi Yesus? Pandanglah Yesus dan resapi kata-kataNya: “Inilah TubuhKu yang dikurbankan bagimu. Inilah darahKu yang ditumpahkan bagimu”. Dia mengasihimu sampai tuntas!
Ketiga, Ekaristi. Ekaristi berarti syukur dan terima kasih. Hari Raya Tubuh dan darah Kristus menjadi hari dimana kita bersyukur dan berterima kasih. Kita berterima kasih kepada Tuhan karena kasihNya yang kekal melalui Yesus Kristus PuteraNya. Dia telah memberikan SabdaNya bagi kita dan disempurnakan melalui Tubuh dan DarahNya. Belajarlah bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan dan sesama. Jangan pelit untuk mengatakan terima kasih!
Doa: Tuhan, ajarilah aku untuk tahu bersyukur di dalam hidupku. Amen
PJSDB