Hari Sabtu, Pekan Biasa ke XIV
Yes: 6:1-8
Mzm 93:1ab.1c-2.5
Mat 10:24-33
Murid sama seperti gurunya!
Seorang ibu guru matematika mengeluh karena muridNya memiliki kemampuan yang luar biasa. Siswanya menghitung lebih cepat dibandingkan dengan dirinya. Tanpa sadar dia sangat iri dengan siswanya. Setelah meneliti ternyata siswanya mengikuti Kumon saat masih kecil, memiliki guru privat matematika yang hebat dan memiliki self regulated learning. Memang pengalaman ibu guru ini sangat lumrah dan bahayanya, ketika para guru tidak mengetahui latar belakang siswanya, belum terbiasa berinteraksi dengan siswanya maka mudah sekali memiliki persepsi negative dengan siswanya.
Tuhan Yesus melanjutkan nasihat-nasihatNya kepada para rasulNya:”Seorang murid tidak melebihi gurunya dan seorang hamba tidak melebihi tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya”. Nasihat Yesus ini menjadi permenungan yang mendalam dari para RasulNya. Mereka diutus bukan untuk menjalankan proyek pribadi sebagai rasul, tetapi menjalani misi Yesus sendiri. Misi Yesus adalah membaharui dunia dan seluruh isinya. Para rasul diingat untuk membaharui dunia dengan jalan mengusir roh-roh jahat, menyembuhkan yang sakit dan menguatkan yang lemah sebagaimana dilakukan Yesus sendiri. Segala sesuatu yang diperintahkan Yesus ini merupakan satu model pembinaan bagi kita semua. Dia sebagai guru dan kita mengikutiNya dari dekat. Setiap orang harus belajar mengikuti Yesus dan gaya hidupnya sebagai Imam Agung.
Yesus menasihati para RasulNya untuk tetap teguh dan setia dalam panggilan Tuhan. Ia juga menasihati para rasulNya untuk hidup sederhana dan berani dalam pewartaan, bertahan dalam penderitaan. Kesetiaan itu ditunjukan dengan mewartakan apa adanya: “Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah dalam terang. Apa yang Kubisikkan ke telingamu, beritakanlah dari atas atap rumah” Selain nasihat-nasihat ini, Yesus menasihati para RasulNya untuk tidak takut akan kematian: “Jangan kalian takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi tidak memiliki kuasa untuk membunuh jiwa.” Penyertaan Tuhan juga dialami para rasul. Rambut kepala saja semuanya dihitung Tuhan. Maka tugas semua orang adalah siap menjadi saksi Kristus. Jangan pernah menyangkal adanya Tuhan. Akuilah Dia dalam hidup imanmu.
Pengakuan iman tentang adanya Tuhan juga dialami Yesaya dalam bacaan pertama. Mula-mula ia merasa tidak layak untuk bersatu dengan Tuhan. Ia tahu diriNya sebagai orang berdosa. Ia najis bibir tetapi ketika bibirnya disentuh seorang seraphim dengan api maka ia menjadi baru, dosanya diampuni. Seorang yang terbuka pada rencana Tuhan akan membaktikan diri seutuhnya. Yesaya menjadi seorang nabi besar meskipun harus melewati banyak kesulitan.
Sabda Tuhan pada hari ini memampukan kita untuk sadar akan penyertaan Tuhan tanpa henti dan tanpa batasnya bagi kita. Kesadaran akan penyertaan Tuhan membuat kita mawas diri terhadap kuasa kegelapan yang menantang Tuhan sendiri. Tugas kita sekarang adalah menjadikan dunia ini sebuah dunia yang baru, teratur dan penuh kedamaian. Gereja membutuhkan nabi-nabi baru untuk menyerukan seruan tobat sehingga dunia dapat berubah menjadi baru. Apakah ada yang berani berseru dan mendorong orang untuk berubah?
Doa: Tuhan bantulah kami untuk bertumbuh menjadi baru. Amen
PJSDB