“Pikullah kuk yang Kupasang karena enak!”
(Mt 11:29-30)
Hari ini Penginjil Matius mengisahkan Yesus yang berbagi dengan manusia. Yesus mengajak: “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadaMu. Pikulah kuk yang Kupasang dan belajarlah kepadaKu…Kuk yang Kupasang itu enak” Kalimat-kalimat ini sudah dihafal banyak orang tetapi makna kata kuk belum banyak yang mengerti. Ketika merayakan misa saya bertanya kepada umat, apakah kalian mengerti kata kuk? Ada seorang guru bahasa Indonesia menjawab, “Kuk adalah kayu lengkung yg dipasang di tengkuk kerbau (lembu) untuk menarik bajak.” Umat lain lagi mengatakan kuk adalah cara membenamkan atau menekan ke atas tepi pelat atau profil baja sepanjang sambungan keling dengan suatu alat agar sambungan tersebut kedap air. Yah, jawaban persis di Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Di dalam Alkitab, Kuk memiliki banyak makna. Kuk adalah perkakas yang dikenal sebagai alat yang menghubungkan dua (atau lebih) lembu menjadi satu. Kuk menjadi kiasan atau metafora bagi perbudakan atau pekerjaan yang sangat berat. Mungkin ini merupakan akibat hukuman Allah atas orang berdosa. Allah memakai kuk sebagai gambaran bagi orang yang terjerat dalam perbudakan salah dan dosa. Dan hanya dengan iman kepada Kristus-lah pribadi itu dapat terlepas dari kuk ini. Bacalah: Im 26:13; Ul 28:48; Yes 9:3; 10:27; 14:25; 47:6; 58:6, 9; Yer 2:20; 27:2-12; 28:2-14; 30:8; Rat 1:14; 3:27; Yeh 34:27; Hos 11:4; Kis 15:10; Gal 5:1.
Kuk juga merupakan pelayanan kepada Tuhan oleh orang yang sungguh-sungguh percaya. Pelayanan itu membuahkan sukacita karena kasih mereka kepada Tuhan, tapi merupakan beban bagi orang munafik (Yer 5:5; Mat 11:29, 30). Secara kiasan, kuk itu berarti kesukaran atau ketaatan paksa. Dalam gaya kenabian, Yeremia memakai kuk pada lehernya sebagai lambang beritanya bahwa Yehuda akan tunduk paksa kepada Babel (Yer. 27:2). Yesus berkata-kata tentang kuk yang ringan (Mat. 11:29-30) yang tidak melukai. Para Rabi Yahudi berbicara tentang memakai Kerajaan Surga, yang maksudnya ialah tunduk pada kedaulatan kehendak Allah. Para imam menggunakan stola sebagai lambang pelayanan dan kepatuhan kepada Tuhan.
Ada juga terjemahan dari beberapa kata Ibrani dan Yunani, dipakai baik secara harfiah untuk kerangka kayu yang menghubungkan dua ekor binatang (biasanya lembu jantan), maupun secara metaforis untuk melukiskan takluknya seorang pribadi kepada orang lain. Kata-kata itu ialah mot (Nah 1:13) dan mota (Yes 58:6; Yet 27:2, dst), ‘balok’; ‘ol (Kej 27:40; Rat 1:14, dst), ‘kuk’; tsemed (1 Sam 11:7; Ayb 1:3, dst), ‘pasangan lembu’; zeugos (Luk 14:19), ‘pasangan’; zygos (Mat 11:29; 1 Tim 6:1, dst), ‘kuk’, ‘beban’. Dalam 2 Kor 6:14 Paulus menggunakan heterozygeo, ‘berpasangan dengan lawan jenis’. Untuk ‘teman sekerja’ dalam Flp 4:3.
Jadi kuk berarti saat berbaginya Tuhan dengan manusia. Dia mengajak kita untuk datang kepadaNya dan Dia akan tunduk dan ikut memikul beban kita. Kita berjalan bersama Dia! Kita tidak sendirian. Kuk bukan saja lambang penindasan tetap lambang kepatuhan kepada kehendak Allah. Pikulah kuk Yesus dalam hidupmu.
PJSDB