Hari Jumad, Pekan Biasa XXVI
Ayb 38:1.12-21; 40:3-5
Mzm 139:1-3.7-10.13-14
Luk 10:13-16
Mendengar atau Menolak Yesus?
Salah satu keunikan Yesus adalah Ia selalu berkeliling dan berbuat baik. Para penginjil memberi kesaksian yang sama. Matius misalnya memberi kesaksian ini, “Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu” (Mat 4:23; 9:35). Penginjil Lukas juga memberi kesaksian yang mirip, “Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dari desa ke desa untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas muridNya bersama-sama dengan dia”. Di sini Lukas menambahkan bahwa Yesus tidak sendirian tetapi ditemani oleh keduabelas muridNya. Dalam Kisah Para Rasul, Lukas menambahkan lagi: “Yesus dari Nazaret: Bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai iblis, sebab Allah menyertai Dia” (Kis 10:38).
Menurut penginjil Lukas, Yesus mengutus para muridNya berjumlah 72 orang, pergi berdua-dua melewati kota dan desa yang akan dilewati oleh Yesus. Mereka mewartakan kabar sukacita dan damai dalam semangat kesederhanaan dan supaya dapat bertahan terhadap segala penderitaan. Sambil menunggu kedatangan kembali ketujuh puluh dua murid, Yesus mengungkapkan kesedihanNya terhadap kota-kota tertentu di Galilea. Dua kota pertama yang dikecam Yesus adalah Khorazim, Betzaida. Khorazim berada di atas bukit sekitar tiga kilometer dari Kapernaum dan dari sana bisa dilihat dengan jelas kota Betzaida di pinggir danau Galilea, daerah asal rasul Petrus dan kawan-kawan. Yesus mengatakan bahwa orang-orang di kedua daerah ini mengalami mujizat-mujizat tetapi mereka belum bertobat dan berkabung kalau dibandingkan dengan Tirus dan Sidon yang sudah menunjukkan pertobatan mereka. Padahal Tirus dan Sidon berada di luar komunitas Yahudi. Tanggungan Tirus dan Sidon pada saat pengadilan terakhir lebih ringan dibandingkan dengan Khorazim dan Betzaida.
Kota ketiga yang dikecam adalah Kapernaum. Kapernaum adalah markas bagi Yesus dan para muridNya. Mereka selalu melewati kebersamaan di tempat ini. Tetapi masalahnya tetap sama: orang-orang Kapernaum melihat mujizat dan mendengar Yesus tetapi tidak percaya padaNya. Oleh karena itu Yesus mengatakan bahwa Kapernaum akan diturunkan sampai ke sheol atau dunia orang mati (Yes 14:11dst). Satu alasan yang membuat Yesus mengecam mereka adalah mereka tidak bertobat dan percaya padaNya dan para utusanNya. Sikap Yesus terhadap kota-kota ini sama ketika Ia menangisi kota Yerusalem (Luk 19:41-44).
Pada bagian terakhir Injil hari ini, Yesus berkata, “Barangsiapa mendengar kamu, ia mendengarkan Aku. Barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku. Barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku”. Para murid yang diutus Yesus tidak mewartakan Injil atas namanya sendiri tetapi mewartakan Injil atas nama Yesus. Mereka telah diberi kekuatan dan kuasa untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit (Luk 9:1). Masing-masing pribadi harus memiliki kesadaran untuk mendengar Tuhan. Dengan mendengar Tuhan maka akan membantu setiap pribadi untuk semakin mencintaiNya.
Dalam bacaan pertama, kisah Ayub terus berlanjut. Ia mengalami penderitaan yang berat tetapi kini dia diuji apakah ia tetap setia kepada Tuhan atau tidak. Ia berpikir dapat membenarkan diri di hadirat Tuhan ternyata tidaklah demikian. Semua kelukesah Ayub dan usaha membenarkan dirinya buyar. Yahwe menjawab semua kelukesahnya dai dalam badai seperti yang terjadi sebelumnya di Sinai. Tuhan tidak memberi pernyataan yang menggambarkan kebijaksanaanNya tetapi pertanyaan-pertanyaan yang menunjukkan bahwa manusia yang diwakili Ayub itu kecil, tidak tahu apa-apa. Misalnya Tuhan bertanya, “Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh datang dini hari atau fajar kautunjukkan tempatnya?”
Kalau memperhatikan alam ciptaan Tuhan, kita juga memiliki kebingungan sendiri. mengapa Tuhan menurunkan hujan di tempat yang tidak ada penghuninya? Mengapa burung unta begitu saja meninggalkan telurnya di tanah seolah-olah ia tidak bertanggung jawab? Nah, banyak kali kita seperti Ayub yang merasa bahwa semuanya biasa saja dan tidak memiliki rasa kagum. Perlu adanya kesadaran manusia untuk kagum dan taat kepada Tuhan. Tuhan mahabesar, Dialah pencipta dan manusia patut tunduk kepadaNya. Ayub pada akhirnya mengakui dirinya di hadirat Tuhan, “Sesungguhnya aku ini terlalu hina, jawab apa yang dapat kuberikan kepadaMu? Mulutku kututup dengan tangan. Satu kali aku berbicara, tetapi tidak akan kuulangi, bahkan dua kali, tetapi tidak akan kulanjutkan” (Ayub 40: 3-5).
Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk mawas diri dan berusaha hidup layak di hadirat Tuhan. Kita semua mengatakan iman dan kepercayaan kepada Yesus Kristus dan mengimaniNya, tetapi pertanyaannya adalah apakah kita setia dan memiliki komitmen untuk bersaksi? Apakah ada rasa kagum dalam dirimu karena memiliki Yesus? Apakah anda mendengar Tuhan Yesus di dalam hidupmu? Hari ini dengarlah suara Tuhan, jangan bertegar hati!
Doa: Tuhan, kuatkanlah kami untuk berani mewartakan SabdaMu. Amen
PJSDB