Hari Sabtu Pekan Biasa XXVII
Ayb 42:1-3.5-6.12-17
Mzm 119:66.71.75.91.125.130
Luk 10:17-24
Namamu terdaftar di Surga!
Seorang Pastor misionaris melayani sebuah Paroki selama lebih kurang 50 tahun. Semua umat di paroki itu sangat bahagia dan mencoba mengingat kembali masa-masa silam terutama sejak awal kedatangannya. Pastor misionaris itu tidak hanya bekerja dan melayani mereka secara rohani tetapi aspek-aspek kehidupan manusiawi juga di jangkau. Orang-orang yang tadinya dianggap terkebelakang perlahan-lahan mengalami situasi modern. Sumber daya manusia meningkat karena pemberdayaan yang dilakukan sang misionaris. Ketika merayakan HUT kehadirannya yang ke-50, Provinsialnya mengatakan kepada anak-anak dalam perayaan ekaristi: “Berbahagialah kamu yang melihat”. Hingga seminggu setelah perayaan syukur akbar itu, anak-anak masih tetap mengingat kalimat ini “Berbahagialah kamu yang melihat”. Mereka melihat sosok misionaris yang bekerja untuk kebahagiaan mereka. Misionaris itu sungguh-sungguh penjala manusia!
Ketujuh puluh dua murid Yesus kembali dengan sukacita. Mereka bersukacita karena segala kuasa yang Tuhan Yesus berikan kepada mereka betul-betul mereka alami. Padahal sebelumnya mereka pasti merasa takut karena Yesus berpesan kepada mereka, “Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah serigala”. Pengalaman penderitaan dan kemiskinan juga dirasakan oleh mereka. Namun para murid mengakui kuasa Yesus, “Tuhan, bahkan setan-setan takluk kepada kami dengan namaMu”. Ya, mereka tidak sadar bahwa Tuhan memberi kuasa, Tuhan juga yang menyertai mereka dalam perjalanan.
Yesus mengakui laporan perjalanan para muridNya. Ia berkata: “Aku melihat setan jatuh seperti kilat dari langit. Aku sudah memberi kuasa kepadamu untuk menginjak ular dan kalajengking.” Kuasa Yesus tidak dapat ditandingi oleh kuasa apa pun di dunia ini. Untuk membuat para muridNya itu sadar diri, Yesus mengingatkan mereka untuk rendah hati. Ia menghimbau mereka untuk tidak bersukacita karena roh-roh itu takluk tetapi mereka harus bersukacita karena nama mereka terdaftar di surga. Tugas para murid adalah membawa semua orang kepada Kristus. Upah para murid adalah nama mereka terdaftar di Surga.
Yesus mengakui laporan perjalanan para muridNya. Ia berkata: “Aku melihat setan jatuh seperti kilat dari langit. Aku sudah memberi kuasa kepadamu untuk menginjak ular dan kalajengking.” Kuasa Yesus tidak dapat ditandingi oleh kuasa apa pun di dunia ini. Untuk membuat para muridNya itu sadar diri, Yesus mengingatkan mereka untuk rendah hati. Ia menghimbau mereka untuk tidak bersukacita karena roh-roh itu takluk tetapi mereka harus bersukacita karena nama mereka terdaftar di surga. Tugas para murid adalah membawa semua orang kepada Kristus. Upah para murid adalah nama mereka terdaftar di Surga.
Tentu saja tugas mewartakan Injil bukan berarti berusaha memperdagangkan Injil melainkan membuktikan bahwa Injil memiliki kekuatan untuk menyembuhkan orang dari kuasa kejahatan. Yesus dalam kuasa Roh Kudus menyadari kuasa Bapa maka Ia bersyukur dalam seruan ini: “Aku bersyukur kepadaMu, Bapa Tuhan langit dan bumi karena Engkau menyembunyikan semua ini bagi orang bijak dan orang pandai dan Engkau nyatakan kepada orang-orang kecil. Itulah yang berkenan padaMu”. Yesus mengakui bahwa segala sesuatu diserahkan di bawah kuasaNya.
Siapakah orang kecil yang dimaksud Yesus? Tentu saja para murid adalah orang-orang kecil yang dipilih dan diutus Yesus untuk pergi berdua-dua ke kampung-kampung yang akan dilalui Yesus sendiri. Mereka memberi kesaksian bahwa kuasa-kuasa duniawi hancur karena kuasa nama Yesus. Itu sebabnya Yesus berkata, “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat.” Boleh dikatakan bahwa ini adalah keuntungan yang dimiliki oleh para murid. Banyak nabi, raja dan orang-orang besar yang mau melihat Yesus dan kuasaNya tetapi mereka tidak dapat. Para murid adalah orang-orang sederhana, mereka bukan nabi atau raja tetapi mereka dapat melihat Yesus. Ini sungguh suatu sukacita yang besar.
Para murid berhasil karena penyertaan Yesus. Yesus yang menguatkan mereka untuk bersaksi di kampung-kampung. Namun demikian penderitaan tetap menjadi bagian yang penting di dalam hidup. Ayub dari bacaan pertama memberi inspirasi yang luar biasa bagi kita. Ia telah menderita, imannya dicobai Tuhan tetapi dia tetap bersekutu dengan Tuhan. Tuhan memberkati Ayub karena kesetiaannya, segala miliknya baik harta maupun keluarga dipulihkan kembali. Perjalanan hidup Ayub di akhiri dengan kebahagiaan yang berlimpah dan usia yang panjang.
Hidup Kristiani akan bernilai ketika masing-masing pengikut Kristus boleh mengalami penderitaan, memikul salib kehidupan. Para pengikut Kristus menunjukkan keberanian untuk menyatakan imannya akan Kristus kepada sesama. Hidup kita adalah syukur yang tiada batasnya karena Tuhan Allah Roh Kudus juga berkarya di dalam diri kita. Mari kita terbuka pada Roh Kudus dan membiarkan Ia membimbing kita dalam setiap karya dan pelayanan. Kita bersyukur karena Tuhan juga memakai kita sebagai murid-murid yang diutusNya. Berbahagialah mata hati dan mata iman kita yang menyaksikan karyaNya yang agung.
Doa: Tuhan, semoga kami dapat melihatMu dengan mata iman dan memiliki rasa syukur di dalam hidup. Amen
PJSDB