Solemnitas St. Yusuf
2Sam 7:4-5a.12-14a.16
Mzm 89:2-3.4-5.27.29
Rom 4:13.16-18.22
Luk 2:41-51a
BapaMu dan aku cemas mencari Engkau
Yusuf adalah Bapa Pemelihara Yesus, berasal dari keturunan Daud. Itulah sebabnya secara manusiawi Yesus, sebagai Mesias sungguh-sungguh berasal dari keturunan Daud sebagaimana sudah dikatakan dalam Kitab Suci (Mat 1:1-17; Luk 3:23-28). Pribadi Yusuf menyerupai para Bapa bangsa dalam Perjanjian Lama karena berjumpa dengan Allah dalam mimpi (Mat 1:20-24; 2:13-19) di mana Tuhan sendiri berkomunikasi dengannya dan menyampaikan semua kehendakNya. Boleh dikatakan bahwa Yusuf juga menjadi seorang bapa bangsa Israel terakhir yang menerima anugerah “mimpi” dari Tuhan (Kej 28: 10-20; 37:6-11). Ada kemiripan dengan para bapa bangsa dalam Kitab Kejadian. Yusuf juga membawa Yesus dan Maria untuk pindah ke Mesir dan dari Mesir, ia membawa Yesus kembali ke Nazaret. Ini adalah sebuah pengalaman eksodus baru yang di alami oleh Yesus (Mat 2:13-23; Hos 11:1;Kej 37; 50: 22-26).
Yusuf adalah kepala keluarga kudus di Nazaret. Di dalam keluarga ini Yesus sebagai Sabda yang menjelma menjadi manusia atau Sabda yang berinkarnasi bertumbuh dan berkembang. Tuhan memilih Yusuf sebagai bapa pemelihara bagi Yesus PuteraNya karena Yusuf itu rendah hati. Di samping kerendahan hati, Yusuf juga orang yang benar, jujur dan setia karena menginmani Allah. Dengan iman ia melindungi “Janji Tuhan” yang menjadi nyata dalam “Misteri keselamatan”. Itu sebabnya para penginjil menghadirkan Yusuf sebagai figur penting kasih Allah Bapa dengan satu komitmen yakni “sebagai tanda yang menghadirkan” kebapaan Allah. Dengan semua kebajikan luhur yang dimilikinya dan Tuhan mempercayakan PuteraNya ke dalam tangan pemeliharaannya maka Paus Pius IX mengatakan bahwa Yusuf adalah pelindung Gereja universal. St. Bernardinus dari Siena mengatakan bahwa Yusuf adalah orang yang dipilih secara khusus; dengan perantaraannya dan di bawah perlindungannya, Kristus masuk ke dalam dunia secara tepat dan sesuai.
Pada kesempatan merayakan pestanya hari ini, Sabda Tuhan menuntun kita untuk melihat bagaimana Yusuf memiliki peranan penting dengan Yesus. Dalam Kitab kedua Samuel kita mendapat gambaran bagaimana Daud juga diperhatikan dan dikasihi oleh Tuhan. Melalui Natan, Tuhan berfirman kepada Daud: “Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat istirahat bersama nenek moyangmu, Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan Kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi namaKu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi namaKu dan Aku akan mengokohkan takhta Kerajaannya untuk selamanya”. Luar biasa kedekatan antara Tuhan dengan Daud. Tuhan sendiri mengatakan akan menjadi Bapa dan Daud menjadi anak. Hubungan kedekatan atau kekeluargaan seperti ini memiliki makna yang mendalam dan sempurna di dalam Yesus. Yesus adalah Anak Daud (Mat 1:1). Santo Yusuf juga disebut anak Daud (Mat 1:20).
Paulus dalam bacaan kedua mengambil figur Abraham sebagai model orang percaya. Paulus mengatakan bahwa kebenaran atas dasar iman adalah hal yang penting sebagai perwujudan janji Tuhan. Janji Tuhan itu berlaku turun temurun bagi semua orang, lebih khusus lagi bagi mereka yang hidup dalam iman. Di hadapan Allah, Abraham adalah bapa semua orang.
Penginjil Lukas menggambarkan Yesus yang hilang di dalam Bait Allah ketika berusia dua belas tahun. Kita mengingat episode-episode sebelumnya bahwa hidup St. Yusuf tidak terlepas dari Yesus dan Bunda Maria. Yusuf tidak banyak omong, dia diam tetapi memiliki tugas yang istimewa bagi Yesus dan Bunda Maria. Contohnya, bersama bunda Maria, mereka berdua cemas mencari Yesus. Setelah tiga hari baru mereka menemukan Yesus. Yusuf tidak berbicara, hanya bunda Maria yang berbicara tentang kecemasan mereka untuk mencari Yesus.
Sambil kita merayakan pesta St. Yusuf, kita mendoakan keluarga-keluarga untuk hidup berkenan di hadirat Tuhan. Tuhan punya rencana bagi setiap keluarga untuk bersatu dan mendidik anak-anak. Orang tua yang bersatu memiliki kecemasan untuk mencari hal yang terbaik di dalam diri anak-anak mereka. Bunda Maria pergi bersama Yusuf untuk mencari Yesus. Keduanya bersama-sama mendidik Yesus. Bercermin dari keluarga kudus ini, keluarga-keluarga hendaknya menyadari tugas dan tanggung jawab mereka sebagai pendidik ulung.
Kebersamaan Yusuf dan Maria mengingatkan para pasutri yang telah berjanji untuk sehati dan sejiwa, dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit. Para pasutri juga menyadari tugas dan panggilan mereka sebagai pendidik yang pertama di dalam keluarga. Ada kecemasan untuk mencari yang terbaik di dalam diri anak-anak. Ada pencarian istimewa supaya anak-anak memiliki masa depan yang baik. Ini tidak hanya dilakukan oleh suami atau isteri tetapi kedua-duanya sebagai satu daging mewujudkan panggilan yang sama. Bagaimana dengan anak-anak? Yesus digambarkan dalam bagian terakhir Injil hari ini: “Yesus pulang bersama-sama mereka ke Nazaret dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka.” Anak-anak juga diharapkan untuk patuh kepada orang tuanya seperti Yesus. Dia adalah Tuhan tetapi rendah hati dan patuh kepada Bunda Maria dan Yusuf.
Doa: St. Yusuf, doakanlah kami untuk menjadi jujur dan setia dalam hidup setiap hari. Amen
PJSDB