Pesta St. Markus
Hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan pesta st. Markus Penginjil. Markus dikenal dengan nama lain Yohanes Markus (Kis 12:12.25; 15:37). Dia adalah anak dari Maria di Yerusalem. Keluarganya merupakan bagian dari keluarga Helenis di Yerusalem. Rumahnya terbuka bagi para rasul dan para pengikut Kristus umumnya yang tergabung dalam komunitas gereja purba (Kis 12:12-16). Ia mendampingi Barnabas dan Paulus dalam perjalanan misi pertama, tetapi kembali ke Yerusalem seorang diri karena merasa terlalu melelahkan. Markus kemudian mendampingi Petrus ke Roma. Kebersamaan dengan Petrus ini digambarkan dalam Injil yang ditulis sebelum tahun 70 Masehi. Dia menjadi martir di Alexandria dan pada abad ke-9 relikinya dibawa ke Venetia, Italia.
sebagai seorang penginjil. Di bacaan pertama kita mendapat gambaran penyertaan Markus bersama Petrus, bahkan Petrus menyapanya sebagai anaknya. Sapaan-sapaan yang meneguhkan iman di sampaikan Petrus untuk jemaat di Asia kecil. Petrus menulis: “Saudara-saudari terkasih, rendahkanlah dirimu satu sama lain sebab Allah menentang orang yang congkak tetapi mengasihani orang yang rendah hati. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan”. Kerendahan hati itu sebuah kebajikan yang tidak bisa dibicarakan tetapi ditunjukkan dalam perbuatan nyata. Tuhan Yesus sendiri merendahkan diriNya dalam pristiwa inkarnasi, bahkan sampai wafat di kayu salib. Orang yang rendah hati dapat melayani Tuhan dan sesama dengan baik.
Petrus mengakhiri suratnya dengan salam-salam. Ini merupakan tanda persaudaraan dalam Kristus. Kadang kita menganggap bahwa salam-salam itu tidak berguna lagi. Padahal salam-salam ini bersifat mengikat pribadi-pribadi di dalam Tuhan. Semuanya merasakan kasih karunia dari Allah dan menjadi satu keluarga Allah. Pada zaman ini memberi salam sudah terlalu mahal. Orang jarang saling menyalami. Petrus punya pengalaman, dengan memberi salam, damai sejahtera juga tinggal dalam hati setiap pribadi. Salam membuat orang bersaudara.
kepada kita masing-masing. Ia juga mengutus kita pergi sampai ujung dunia untuk mewartakan Injil. Bagaimana menjadi pewarta Injil yang sukses? Petrus membagi pengalamannya dalam bacaan pertama, sebuah ajakan pertobatan melalui kebajikan kerendahan hati, tidak kuatir dalam melakukan evangeliasasi atau membawa kabar sukacita kepada para orang-orang miskin dan membutuhkan. Mari kita menimba pengalaman Markus yang setia menyertai Barnabas dan Paulus dan juga Petrus.