Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus
Yeh 34:11-16
Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6
Rm 5:5b-11
Luk 15:3-7
Hati bening sang Gembala Baik
Hari ini seluruh Gereja katolik merayakan Hari Raya Hati Kudus Yesus. Devosi kepada Hati Yesus yang amat kudus ini bermula dari devosi para mistis Jerman, di antaranya Matilde Magdeburgo (1207-1282), Matilde Hackenborn (1241-1299), Gertrude Helfta (1256-1302), Enrico Suso (1295-1366). Devosi ini kemudian lebih berkembang pada zaman St.Yohanes Eudes (1601-1680). Devosi ini semakin popular dengan penampakan Yesus kepada St. Margherita Maria Alacoque dan disebarkan secara luas oleh Claude La Colombiere (1641-1682). Paus Leo XIII mengeluarkan Ensiklik Annum Sacrum dan mengajak seluruh Gereja untuk berdevosi kepada Hati Kudus Yesus. Devosi ini sangat berhubungan dengan Pribadi Kristus sendiri. Secara liturgis, Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus berkembang di Prancis sekitar tahun 1672 dan menjadi popular dalam liturgy Gereja katolik tahun 1856. Perayaannya diadakan pada hari Jumat setelah merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus.
Hati dalam bahasa Yahudi disebut
leb atau
lebab dan dalam Kitab Perjanjian Lama disebut
860 kali. Dalam Kitab Suci berbahasa Yunani disebut kardia juga terdapat ribuan kali kata dan ekspresi tentang hati. Pada umumnya hati itu berhubungan dengan kehidupan afektif manusia. Maka ada ungkapan hati yang mencinta, murah hati, baik hati. Apabila terjadi perubahan perilaku seseorang maka ia disebut sebagai pribadi yang keras hati, hatinya membatu, tidak punya hati, hati emas, iri hati. Jadi hati menjadi symbol hal-hal yang baik, dan bisa juga hal-hal yang buruk. Kita mengetahui sebuah doa singkat populer: “Hati Yesus yang lemah lembut dan rendah hati” Yesus menghendaki agar hati kita menyerupai hatiNya. Ia sendiri pernah berkata: “Apapun dari luar yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya karena dari hatimu timbullah segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat” (Mat 15: 11. 19; Mrk 7:15).
Bacaan-bacaan suci pada Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus ini mengarahkan kita untuk memahami Hati yang tidak lain adalah kasih dan perhatian Tuhan sebagai gembala bagi kawananNya. Yehezkiel dalam bacaan pertama menggambarkan Allah dengan hati sebagai gembala. Tuhan berfirman melalui Yehezkiel: “Dengar, Aku sendirilah yang akan memperhatikan domba-dombaKu dan mencari mereka…Aku akan mencari domba-dombaKu dan Aku akan menyelamatkan mereka dari segala tempat”. Tuhan berjanji untuk mengumpulkan mereka sebagai satu kawanan dan akan menggembalakan mereka di gunung-gunung Israel. Mereka akan berbaring di padang rumput dan rumput hijau akan menjadi makanan mereka. Domba yang hilang akan dicariNya, yang tersesat dibawa pulang, yang luka dibalut, yang sakit dikuatkan, yang gemuk akan dilindungi. Tuhan berjanji untuk tetap menggembalakan domba-dombaNya.
Luar biasa hati bening seorang gembala yang baik. Ia memilih untuk setia kepada domba-
dombanya dan sangat memperhatikan mereka. Itu juga yang dilakukan oleh Tuhan bagi umat manusia. Ia memiliki hati sang gembala dan terus menerus menunjukkan kasihNya kepada manusia dari segala lapisan: yang hilang, tersesat, terluka diperhatikan secara khusus, yang gemuk dilindungi. Tuhan ternyata tidak memperhitungkan dosa-dosa umat manusia tetapi melihat iman yang tergambar dalam hati nuraninya.
Yesus di dalam bacaan Injil melengkapi apa yang sudah diungkapkan oleh Yehezkiel dalam bacaan pertama. Ia memberi sebuah perumpamaan yang bagus. Ada seorang gembala yang memiliki 100 ekor domba. Ketika ada satu domba yang tersesat maka ia akan meninggalkan 99 ekor, pergi dan mencari satu ekor yang tersesat. Ketika menemukan domba itu, ia akan mengangkat dan meletakannya di atas bahu dan kembali dengan sukacita. Semua tetangga dan sahabat kenalan diundang untuk bersyukur karena
menemukan kembali domba yang tersesat. Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan semua orang yang tersesat. Dia tidak mencari orang-orang benar tetapi orang berdosa untuk diselamatkan. Yesus berkata: “Demikian juga aka nada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena 99 orang benar yang tidak bertobat.”
Paulus dalam bacaan kedua mencoba memberi kesimpulan tentang rencana Allah untuk menyelamatkan manusia. Paulus menulis,
“Saudara-saudara kekasih, kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita”. Perkataan Paulus ini menjadi dasar bagi kita untuk mengerti tentang sakramen pembaptisan yang telah kita terima. Kita menerima Roh Kudus dalam sakramen Pempatisan. Kristus sendiri telah wafat bagi kita semua dan hanya pada Kristus kita melihat mengalirnya kasih Allah yang tiada batasnya. Maka permenungan kita tentang hati Yesus yang Mahakudus
adalah kasihNya yang tiada batas dan selalu mengalir dalam kehidupan manusia.
Sabda Tuhan pada Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus mengajak kita untuk memiliki hati seperti hatiNya sendiri. Kita menyadari kebaikan hati Allah yang sempurna di dalam hidup Yesus sang gembala baik. Dengan inkarnasiNya, Ia menjadi sama seperti kita kecuali dalam hal dosa. Ia menjadi perantara dan penebus semua orang. Hati menunjuk kepada cinta kasih, keakraban, keramahtamahan, dan keterbukaan kepada sesama. Mari kita menerima ajakan sang Penebus, “Datanglah kepadaKu kalian yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat 11;28). Milikilah hati Tuhan, hati bening sang gembala baik yang penuh cinta kepada sesama manusia.
Doa kepada Hati Kudus Yesus:Doa kepada Hati Kudus Yesus
Ya Tuhan, aku berdoa, agar di rumahku ada damai, ketenangan dan kesejahteraan di dalam naungan-Mu. Berkatilah dan lindungilah usahaku, pekerjaanku, segala keingiananku dan semua yang Kauserahkan kepadaku. Usirlah nafsu dari dalam hatiku, rencana palsu dan pikiran jahat. Tuangkanlah di dalam hatiku, cinta kepada sesama dan anugerahkanlah kepadaku semangat penyerahan yang teguh, teristimewa pada saat kemalangan, agar supaya aku bangun dari kebimbangan.
Ya Tuhan, bimbinglah dan lindungilah hidupku dari bahaya-bahaya dan ketidaktentuan dunia. Jangan lupa, ya Yesusku, orang-orang yang kukasihi, baik yang masih hidiup maupun yang sudah meninggal, yang menyebabkan kesedihan kami. Tetapi kami dihibur oleh ketaatan mereka waktu mereka masih hidup, sehingga Engkau tidak menyerahkan mereka kepada maut. Kasihanilah mereka Tuhan, dan bawalah mereka kepada kemuliaan surgawi. Amen
PJSDB