Hari ini seluruh Gereja katolik merayakan peringatan St. Barnabas, Rasul. Kita dapat menemukan kisah hidup Barnabas di dalam tulisan St. Lukas yakni Kisah Para Rasul, khususnya Bab 4,9,11,13 dan 15. Ia berasal dari Siprus, keturunan Yahudi dari suku Lewi. Nama aslinya Yosef tetapi oleh para rasul diganti menjadi Barnabas berarti Putra Penghiburan. Dalam Bahasa Aram bar naḇyā berarti Putra Nabi. Dari makna nama ini, memang sangat melekat dengan personalitasnya. Ia berjumpa dengan Paulus dan membawanya kepada para murid serta menceritakan kisah pertobatan Saulus menjadi Paulus dalam perjalanan ke Damsyik. Ketika Paulus berada di Tarsus, Barnabas menjemputnya dan membawanya ke Antiokhia. Di Antiokhia, Tuhan Allah Roh Kudus sungguh-sungguh bekerja di dalam diri mereka. Pada suatu ketika, sambil berpuasa dan berdoa, Roh Kudus menaungi mereka dan berkata: “Khususkanlah Barnabas dan Paulus bagiKu untuk tugas yang telah kutentukan bagi mereka!” Setelah berpuasa dan berdoa, mereka meletakkan tangan ke atas kedua orang itu dan membiarkan keduanya pergi. Mereka berlayar ke Siprus. Di Antiokhia, untuk pertama kali para pengikut Kristus di sebut Kristiani.
Kiranya apa yang dilakukan Barnabas seratus persen sesuai amanat Yesus Kristus sendiri. Ia berkata dan memberi kuasa kepada mereka: “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang-orang sakit, bangkitkanlah orang-orang mati, tahirkanlah orang kusta, usirlah setan-setan. Kamu telah memperoleh dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah juga dengan cuma-cuma” (Mat 10: 7-8). Para murid juga diingatkan untuk menjadi rasul yang sederhana dalam hidup, bersahaja. Prioritas mereka adalah Kerajaan Surga maka hidup sederhana dan membawa damai itu juga menjadi tugas penting para rasul.
Semua pekerjaan atau kerasulan ini dilakukan secara cuma-cuma karena mereka sudah menerima cuma-cuma dari Yesus sendiri. Jadi kuasa untuk mewartakan Kerajaan Surga, menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang yang mati, menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan-setan dilakukan secara cuma-cuma oleh seorang murid, tanpa menuntut balas sehingga kuasa itu betul-betul berdaya guna. Tugas perutusan lebih penting dari pada hal-hal duniawi.