Penginjil Matius hari ini membantu kita untuk memperdalam Sabda Bahagia dengan melihat hubungan antara Yesus dan hukum Taurat. Kepada orang-orang yang datang kepadaNya, Ia berkata: “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau Kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya melainkan untuk menggenapinya”. Dengan perkataanNya ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Penggenap atau Penyempurna semua hukum dan Kitab para nabi. Yesus menggenapi semua hukum, Ia menjadikan hukum Taurat dan Kitab Para nabi menjadi sempurna secara total. Misalnya tentang hari Sabat, Yesus memang memperhatikan hari Sabat tetapi Ia dengan tegas mengatakan: Hari Sabat dibuat untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabath. Ia mengetahui Hukum Taurat maka Ia mengajarkannya secara baru dalam bentuk hukum kasih: “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatan” (Ul 6:5) dan “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Im 19:18). Santo Paulus mengajarkan bahwa kasih merupakan pemenuhan dari hukum (Rom 13:10). Tuhan Yesus mengakui keabsahan hukum Taurat dan Kitab para nabi dan Ia mengajarkannya dengan hidupNya yang nyata dan sabdaNya supaya hukum itu dapat dihayati secara sempurna oleh manusia.
Mengapa Yesus mengatakan bahwa diriNya menggenapi hukum Taurat dan bukan menolaknya? Karena hukum Taurat itu mengandung kehendak Allah yang harus dilakukan oleh Yesus sendiri yakni menyelamatkan umat manusia. Itu sebabnya Ia mengatakan “bukan untuk meniadakan tetapi menggenapinya”. Ia menggenapi kehendak Allah dengan mengurbankan diriNya, mengasihi sampai tuntas! Bagaimana dampaknya bagi para pengikut Kristus? Kita sebagai orang-orang yang percaya kepada Kristus juga diajak untuk melihat nilai rohani hukum Taurat dan Kitab para nabi. Nilai rohaninya terletak pada kehendak Tuhan di dalamnya. Itu sebabnya tidak ada seorang pun yang diperbolehkan mengurangi atau menghilangkan kehendak Allah yang menyelamatkan di dalam hukum Taurat. Justru tugas seorang Kristiani adalah melakukan dan mengajarkannya di dalam hidupnya sesuai dengan Hukum baru yang diajarkan Kristus sendiri.
Yesus juga mengajar kita bahwa Kitab perjanjian Lama adalah bagian yang integral dari Pewahyuan Ilahi. Allah sendiri mewahyukan diriNya melalui para nabi. Pada zaman dahulu umat Israel selalu berkumpul bersama di Sinagoga untuk mendengar Sabda Tuhan dan melakukannya di dalam hidup mereka. Kita juga dipanggil untuk mendengar Sabda dan melakukannya hari demi hari.
Paulus dalam bacaan pertama mengatakan bahwa kesanggupannya adalah pekerjaan Allah. Tuhanlah yang memberikan RohNya untuk memampukan mereka untuk menjadi pelayan perjanjian baru dalam Roh bukan dengan hukum tertulis. Bagi Paulus, hukum tertulis itu mematikan sedangkan Roh menghidupkan. Kemuliaan dan pelayanan Roh itu lebih tinggi dari kemuliaan Musa dengan wajahnya yang bercahaya di hadapan umat Israel.Pelayanan Roh membawa kepada kehidupan. Artinya pelayanan ini benar-benar di dasarkan pada keyakinan dan kasih. Paulus menghayati semua ini hingga akhir hidupnya.


