Masalahnya kelihatan sederhana komunikasi pasangan muda ini keburu macet. Tuhan sudah menciptakan dua telinga, satu mulut dan volume otak yang memadai tetapi kelihatan berubah: satu telinga, dua mulut dan volume otaknya mengecil. Dengan banyak doa maka mereka berusaha menata kembali keluarga muda itu, mulai lagi mengulangi kembali komitmen di hari perkawinan dan maju meskipun tertatih-tatih. Kiranya keluarga muda itu akan kembali memiliki kebahagiaan karena mulut mereka kembali menjadi satu, telinga kembali menjadi dua dan volume otak mereka kembali bertambah.
Dalam pengajaranNya di atas bukit Yesus juga berbicara tentang hal-hal yang sedang marak pada saat itu terutama tentang kehidupan perkawinan. Di satu pihak ada kebiasaan orang untuk berbuat zinah secara langsung, di lain pihak ada juga orang memiliki nafsu seksual yang menggebu-gebu. Akibatnya adalah perceraian padahal Tuhan menghendaki persekutuan selamanya di antara pasangan. Situasi konkret ini mengundang Yesus untuk mengajar para muridNya supaya berubah dari kebiasaan ini.
Yesus memulai pengajarannya: “Kalian telah mendengar sabda ‘Jangan berzinah!’ Tetapi aku berkata kepadamu, ‘Barangsiapa memandang seorang wanita dengan menginginkannya dia sudah berbuat zianah dalam hatinya’. Semua orang Yahudi saat itu sudah tahu bahwa berbuat zinah itu dosa. Ini adalah perintah Tuhan yang patut di laksanakan. Ternyata Tuhan Yesus mengungkapkan ajaran baru: “Barangsiapa memandang seorang wanita dengan menginginkannya dia sudah berbuat zinah di dalam hatinya”. Bagi Yesus berzinah tidak hanya dalam arti persetubuhan antara pria dan wanita yang bukan memiliki hubungan sebagai suami dan istri tetapi dengan melihat dan menginginkannya, ia sudah berzinah di dalam
hatinya. Artinya dengan bernafsu yang menggebu-gebu melalui memandang dan menginginkan saat itu sudah berbuat zinah. Tentu saja ini tidak hanya berlaku bagi seorang pria yang memandang dan menginginkan tetapi terjadi juga dengan seorang wanita yang memandang dan menginginkan seorang pria yang bukan suaminya juga sudah berzinah di dalam hatinya.
Selanjutnya Yesus mengatakan kepada para muridNya untuk mencungkil matanya, memenggal dan membuan tangannya yang menyesatkan. Bagi Yesus lebih baik hanya satu anggota badan yang binasa dari pada seluruh tubuh masuk ke dalam neraka. Tentu saja Yesus tidak maksudkan untuk mencungkil dan memenggal bagiann tubuh lalu membuangnya, tetapi Yesus menghendaki supaya masing-masing orang mematikan sumber nafsu birahi yang dialami dengan memandang dan melakukan dengan tangan. Orang memiliki kecenderungan untuk melihat hal-hal yang
porno dan menggunakan tangannya untuk memberi kenikmatan tertentu di dalam tubuhnya sendiri. Untuk itu Yesus menghendaki supaya sumber dosa ini harus dimatikan.
Yesus dalam Injil hari ini menekankan bagaimana kita dapat mengontrol diri dengan mematikan semua keinginan jahat di dalam diri terutama dalam hal perzinahan. Orang harus berani mematikan bagian-bagian tubuh yang menjadikannya jatuh ke dalam dosa. Apakah kita berani bermatiraga, mengontrol panca indera kita? Hiduplah murni di hadirat Tuhan.



