Hari Jumat, Pekan Biasa XXXI
Rm 15:14-21
Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4
Luk 16: 1-8
Menjadi Pelayan Bagi Semua Bangsa
Mengimani Kristus berarti selalu siap untuk mempertanggungjawabkan iman kita di hadapan Tuhan dan sesama. Menurut Katekismus Gereja Katolik, Iman adalah keutamaan adikodrati yang mutlak perlu bagi keselamatan. Iman adalah anugerah cuma-cuma dari Allah dan tersedia bagi semua orang yang dengan rendah hati mencarinya. Tindakan iman adalah tindakan manusiawi, yaitu tindakan intelek manusia, terdorong oleh kehendak yang digerakkan oleh Allah yang dengan bebas mengamini kebenaran ilahi. Iman juga pasti karena mempunyai dasar pada sabda Allah, iman bekerja oleh kasih (Gal 5:6) dan iman berkembang terus menerus dengan mendengar Sabda Allah dan doa. Dengan iman, bahkan sekarang ini juga orang mencecap kegembiraan surga. (Kompendium KGK, 28). Iman adalah tindakan pribadi sejauh menjadi jawaban bebas pribadi manusiawi sejauh menjadi jawaban pribadi manusia kepada Allah yang mewahyukan diriNya.
St. Paulus dalam bacaan pertama hari ini membagi pengalaman iman dana pelayanannya di Roma. Kepada jemaat di Roma ia memulai pengajarannya dengan berkata: “Aku sendiri memang yakin tentang kamu, bahwa kamu juga telah penuh dengan kebaikan dan sanggup untuk saling menasihati”. (Rm 15:14). Ini adalah optimism yang dimiliki Paulus setelah memperkenalkan Kristus kepada jemaat di Roma. Ia yakin bahwa Tuhan telah melingkupi semua jemaat dengan segala kebaikanNya. Tuhan menularkan kebaikanNya kepada manusia dan manusia juga dipanggil untuk berbuat baik antar sesama manusia.
Selanjutnya Paulus membagi pengalaman imannya kepada jemaat di Roma. Ia menyadari bahwa Tuhan sudah memanggil dirinya untuk menjadi rasul bagi banyak orang atau banyak bangsa terutama bangsa-bangsa bukan Yahudi. Ia mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Mereka semua diterima oleh Allah sebagai persembahan yang layak dan berkenan kepadaNya, dan disucikan oleh Roh Kudus. Paulus juga mengatakan bahwa ia bermegah di dalam Kristus karena semua pelayanannya kepada Allah. Harapan Paulus adalah dengan pewartaan Injil ini banyak bangsa akan menjadi taat kepada Tuhan. Ia juga bersyukur karena tempat-tempat yang menjadi pewartaannya adalah di tempat-tempat yang belum mengenal Kristus. Mengutip Yesaya 52:15, Paulus berkata: “Mereka yang belum pernah menerima berita tentang Dia, akan melihat Dia, dan mereka, yang tidak pernah mendengarnya, akan mengertinya” (Rm 15:21).
Pengalaman iman Paulus ini sangat inspiratif. Ia mau mengatakan kepada kita bahwa keselamatan yang Tuhan tawarkan dan yang diwartakan dalam Injil itu untuk semua orang. Segala bangsa melihat keselamatan yang datang dari Allah kita (Yes 52:10). Maka keselamatan bukan lagi milik satu kelompok kecil atau suku tertentu, tetapi semua orang dipanggil dan diselamatkan oleh Tuhan. Peristiwa Inkarnasi menunjukkan betapa Tuhan mengasihi dan melayani semua orang. Pemikiran Paulus ini juga menghapus status quo dari orang tertentu yang mengatakan bahwa hanya mereka sendirilah yang memperoleh keselamatan. Manusia tidak memiliki hak untuk menyelamatkan Tuhan, Tuhanlah yang justru memiliki kuasa untuk menyelamatkan manusia. Itu sebabnya wujud nyata pelayanan Tuhan adalah Ia datang untuk mencari orang berdosa supaya diselamatkan. Tuhan tidak mau salah seorang di antara kita binasa karena dosa (Yoh 18:9).
Di dalam bacaan Injil Yesus memberi perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur. Bendahara ini dikatakan cerdik meskipun dalam mata manusiawi ia melakukan dosa yang melawan kejujuran dalam bekerja. Bendahara ini memiliki visi ke depan bahwa ia akan menderita, melarat maka ia mencari jalan kelicikannya untuk menyelamatkan diri. Surat utang palsu pun ia buat sebagai sarana untuk menyelamatkan dirinya ketika tidak bekerja pada majikannya. Perumpamaan ini mau mengatakan kepada kita sebagai anak-anak terang untuk cerdik dalam mengusahakan kebaikan. Janganlah kejahatan menguasai kebaikan tetapi anak-anak terang adalah mereka yang bersatu dengan Tuhan dan melayaniNya. Kita juga dipanggil oleh Tuhan untuk cerdas membaca tanda-tanda zaman untuk berani meruntuhkan penghalang-penghalang yang dapat mengganggu kita untuk berjumpa dengan Tuhan.
Sabda Tuhan pada hari ini memanggil kita untuk menjadi pelayan bagi semua orang. St. Paulus tak henti-henti mengundang kita untuk mengusahakan hidup yang layak dan berkenan di hadirat Tuhan. Paulus tidak hanya berbicara tentang pelayanan tetapi dia sendiri adalah pelayan para bangsa. Bagaiana dengan pelayananmu sebagai umat beriman? Apakah anda sudah melayani dengan tulus karena anda juga anak terang?
Doa: Tuhan, terima kasih karena hari ini Engkau menyadarkan kami untuk hidup layak di hadiratMu. Semoga kami dapat mengusahakan kebaikan bagi orang lain dan membawa mereka untuk bersatu dengan Dikau sendiri. Amen
PJSDB