St. Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja
Hari Sabtu, Pekan Adven I
Yes 30: 19-21. 23-26
Mzm 147:1-2.3-4.5-6
Mat 9:35-10:1.6-8
Bahagia menantikan Tuhan
Pada hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan peringatan St. Ambrosius. Ia lahir di Trier, Jerman pada tahun 334. Ia mendapat pendidikan yang baik dalam bahasa Latin, Yunani dan ilmu hukum. Karena kemampuannya yang luar biasa dalam bidang hukum maka Kaisar Valentinianus mengangkatnya menjadi gubernur Liguria dan Emilia yang berkedudukan di Milano, Italia Utara. Uskup kota Milano pada saat itu bernama Auxentius meninggal dunia. Ada kesulitan untuk mendapat pengganti yang tepat. Lagi pula saat itu sedang terjadi pertikaian dan juga konflik kepentingan antara pihak kristen dan para bidaah Arianis. Pertikaian itu bahkan melibatkan Kaisar Valentinianus. Kaisar memilih untuk menyerahkan semuanya kepada para imam dan umat di Milano untuk memilih uskupnya. Dalam situasi chaos, Ambrosius datang ke Basilika untuk melerai pertikaian itu. Ia memberi pidato yang mengesankan banyak orang. Ada seorang anak kecil yang berteriak dari tengah umat, “Ambrosius, Uskup”. Semua orang pun ikut beteriak “Ambrosius Uskup”. Maka secara aklamasi Ambrosius diangkat menjadi uskup di Milano, padahal pada saat itu ia belum dibaptis. Selama enam hari berturut-turut Ambrosius menerima enam sakramen. Ia adalah uskup yang praktis. Ia membagi waktunya untuk berdoa dan menulis kebenaran-kebenaran iman. Dialah yang juga membaptis Agustinus. Ambrosius meninggal dunia pada tahun 397. Ia meninggalkan banyak tulisan dan juga sebuah ritus yang masih dipakai sekarang yakni Ritus St. Ambrosius.
Apa pesan Tuhan kepada kita melalui SabdaNya pada hari ini? Bacaan Injil hari ini sekali lagi berbicara tentang belas kasih Tuhan Yesus terhadap manusia. Penginjil Matius menggambarkan bagaimana Yesus memiliki hati yang tergerak oleh belas kasihan kepada banyak orang. Ini tandanya bahwa manusia itu tidak dapat berdiri sendiri. Manusia membutuhkan Tuhan di dalam seluruh hidupnya. Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa terlepas dariNya, manusia tidak dapat berbuat apa-apa (Yoh15:5). Wujud belas kasih Yesus adalah Ia selalu bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain! Iaberkeliling dan berbuat baik. Apa yang Ia lakukan? Ia menghadirkan Kerajaan Allah dengan mengajar, mewartakan Injil Kerajaan Surga dan melayani kaum papa miskin. Semua tugas kerasulan ini nantinya akan diberikanNya kepada para rasul. Ia berkata, “Tuaian memang banyak tetapi pekerjanya sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja” (Mat 9:37-38).
Siapakah yang akan menjadi mitra kerja dari Yesus? Yesus memilih dari banyak murid yang mengikutiNya 12 orang yang disebut rasul atau utusan. Ia memberikan kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat, melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Para rasul juga nantinya diutus kepada domba-domba yang hilang di Israel. Mereka akan memberitakan Kerajaan Allah, menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, menyembuhkan orang kusta dan mengusir setan-setan. Para rasul tidak akan melakukan pekerjaanya sendiri tetapi mereka akan melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus adalah gembala yang baik maka para rasulnya pun akan menghayati sifat kegembalaanNya. Bagaimana dengan hidup kita di hadiratNya?
Tantangan bagi para pelayan zaman ini adalah banyak pelayan yang menjadi pelupa bahwa drinya adalah milik Tuhan dan bahwa Tuhan mengutusnya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan sendiri. Yesus berkata: “Kamu telah menerima dengan cuma-cuma maka berikanlah juga dengan cuma-cuma” (Mat 10:8). Oleh karena itu dalam melayani tidak perlulah menggunakan perhitungan-perhitungan tertentu. Ada seorang umat yang mengkritisi hidup para imam karena seolah-olah mereka memasang tarif dalam pelayanan. Ketika uang juga berperan aktif dalam pelayanan maka kehampaan akan cepat menguasainya. Tuhan Yesus tidak pernah membuat perhitungan dengan nilai uang tertentu. Ada providentia divina, penyelenggaraan ilahi dari Tuhan. Maka jangann kuatir akan apa yang akan kamu makan dan pakai (Mat 6;25). Menaruh harapan kepada Tuhan adalah jalan yang terbaik bagi manusia.
Nabi Yesaya di dalam bacaan pertama hari ini menghibur umat Israel dengan mengatakan bahwa Sion tidak akan tetap menangis karena Tuhan mengasihaninya. Ketika Sion berteriak minta tolong, Tuhan pasti menjawabnya. Mata semua orang akan terbuka dan telinga mereka juga akan mendengar semua perkataan Tuhan. Tuhan akan membuka jalan dan mengharapkan agar kita mengikuti jalanNya. Tuhan akan tetap menunjukkan kebaikanNya dengan memberi hujan bagi benih yang ditanam dan menghasilkann roti yang lezat dan berlimpah-limpah. Ternak-ternak akan mengerjakan tanah sehingga tetap subur dan dari gunung akan mengalir sungai yang jernih. Situasi harmoni antara alam dan manusia adalah harapan dari Tuhan untuk diwujudkan di dalam hidup manusia. Dia yang mengatur keharmonisan alam semesta maka tugas kita adalah membangun dunia ini menjadi harmonis.
Doa: Tuhan Yesus Kristus, Engkau adalah Tuhan dan Raja kami. Bantulah kami supaya setia mengikuti kehendakMu dan melayaniMu dengan sukacita. Amen
PJSDB