Hari Sabtu, Pekan Biasa IV
1Raj. 3:4-13;
Mzm. 119:9,10,11,12,13,14;
Mrk. 6:30-34
Peka Terhadap Kebutuhan Sesama
Ada seorang anak yang berulang tahun ke-10. Dia adalah putra tunggal di dalam keluarga maka tentu saja hadia ulang tahunnya disiapkan special oleh orang tuanya. Mereka berencana membeli sebuah Gadget terbaru yang sedang digemari oleh anak-anak seusianya. Dua hari sebelum merayakan ulang tahunnya, ibunya bertanya kepadanya: “Thomy, mintalah sebuah hadiah istimewa kepada ayahmu”. Thomy memandang ibunya seraya menjawab: “Saya mau minta dua hal dari ayah, mi. Satu, aku mau supaya ayah datang lebih cepat ke rumah dan bermain denganku. Dua, Saya mau supaya ayah jangan merokok lagi”. Ibunya berkata, “Apakah hanya itu yang mau kamu minta dari ayah?” Thomy menjawab, “Ya”. Ketika ayahnya pulang, ibunya Thomy membisikan kedua permintaan itu kepada ayahnya. Ayahnya terharu dan diam. Ia berjanji dalam hatinya untuk memenuhi permintaan anaknya.
Pada hari ini kita berjumpa dengan salah seorang figur penting di dalam Kitab Suci yakni Salomo yang barusan menjadi raja menggantikan ayahnya Daud. Pengangkatannya menjadi raja tentu merupakan sebuah kebanggaan dan kepercayaan dari Tuhan yang patut disyukuri. Untuk menyatakan rasa syukur maka, Salomo pergi ke Gibeon untuk mempersembahkan korban bakaran. Gibeon sendiri adalah bukit pengorbanan. Di tempat inilah Tuhan menampakkan diriNya dalam mimpi kepada Salomo. Dalam mimpi itu, Tuhan berlaku seperti orang tua berbicara kepada anakNya. Ia berkata: “Mintalah apa yang kauharapkan dari padaKu”. (1Raj 3: 5).
Tawaran dari Tuhan ini memang menggiurkan hati. Tuhan yang mahabaik, siap untuk memberi apa saja yang dibutuhkan oleh manusia. Salomo berdoa: “Engkaulah yang telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada hamba-Mu Daud, ayahku, sebab ia hidup di hadapan-Mu dengan setia, benar dan jujur terhadap Engkau; dan Engkau telah menjamin kepadanya kasih setia yang besar itu dengan memberikan kepadanya seorang anak yang duduk di takhtanya seperti pada hari ini. Maka sekarang, ya Tuhan, Allahku, Engkaulah yang mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman. Demikianlah hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya. Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?” (1Raj 3:6-9).
Tuhan mendengar doa permohonan Salomo. Ternyata diluar dugaan Salomo membutuhkan kebijaksanaan dari Tuhan untuk memimpin umatNya, padahal pada saat itu banyak orang berlomba-lomba untuk memiliki banyak harta supaya sejahtera di dalam hidupnya dan memiliki usia yang panjang. Orang yang memiliki harta kekayaan yang berlimpah dan usia panjang adalah orang yang diberkati Tuhan. Oleh karena itu, ketika mendengar permintaan Salomo, Tuhan menambahkan hal lain yang juga sangat dibutuhkan Salomo. Tuhan berkata: “Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau. Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti engkau di antara raja-raja”. (1Raj 3:11-13).
Relasi persahabatan antara Tuhan dan Salomo sangatlah akrab. Tuhan membuka peluang kepada Salomo untuk membuka diri kepadaNya dan meminta apa saja yang dia butuhkan.Salomo yang masih muda belia ini memang hanya meminta anugerah kebijaksanaan dalam hal ini hati yang paham menimbang perkara untuk menghakimi dengan tepat dan kemampuan untuk membedakan manakah hal baik dan jahat. Tuhan menambahkan dua hal yang diperlukan Salomo yakni harta kekayaan dan usia yang panjang. Kita juga diarahkan untuk memiliki relasi yang mendalam dengan Tuhan. Dengan demikian apa saja yang kita butuhkann pasti Tuhan kabulkan.
Apa yang harus kita lakukan? Penginjil Markus menawarkan kepada kita suatu kesempatan untuk tenang di hadirat Tuhan. Dikisahkan bahwa setelah para murid diutus, mereka kembali dan Yesus melihat bahwa mereka kelelahan. Ia mengumpulkan mereka di tempat yang sunyi, sendirian denganNya untuk beristirahat sejenak. Hal yang penting di sini adalah bahawa para murid tidak bekerja sendiri. Mereka sedang melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan Yesus. Untuk itu mereka butuh waktu untuk selalu bersama dengan Tuhan. Para murid Yesus juga diharapkan memiliki hati yang berbelas kasih seperti Yesus. Ia juga selalu terbuka pada kebutuhan-kebutuhan orang yang berharap kepadaNya.
Yesus menunjukkan kepada kita satu sikap positif yaitu Ia peka terhadap kebutuhan para muridNya. Ia tahu bahwa mereka telah bekerja keras maka Ia mau menyenangkan mereka, membiarkan mereka bersama denganNya sambil menimba kekuatan baru. Tentu saja yesus tahu bahwa manusia itu bukan mesin tetapi makhluk yang secara fisik juga lemah. Orang memang harus bekerja tetapi butuh istirahat sejenak supaya lebih baik lagi dalam melayani.
Bacaan-bacaan Suci pada hari ini mengajak kita untuk peka terhadap kebutuhan sesama. Apakah kita bisa melakukannya di dalam hidup?
Doa: Tuhan, buatlah kami bertumbuh menjadi orang yang bijaksana dan peka terhadap kebutuhan sesama. Amen
PJSDB