Hari Minggu Biasa VIII/A
Yes 49:14-15
Mzm 62:2-3.6-7.8-9ab
1Kor 4:1-5
Mat 6:24-34
Janganlah kuatir!
Ada seorang pemuda yang datang untuk berbicara dengan saya. Ia selalu mengalami kekuatiran di dalam hidupnya terutama dalam menghadapi masa depannya. Ia sudah berumur 30an tahun tetapi belum memiliki pekerjaan tetap karena selalu berpindah-pindah tempat dan jenis kerjanya. Ia juga belum menemukan pasangan hidup yang tepat padahal orangtuanya merindukan adanya cucu. Rasanya setiap hari semua hal ini selalu menjadi pergumulan hidupnya. Dia juga menghendaki bagaimana menjadi orang yang bahagia dan sejahtera. Saya mendengar dengan saksama semua “curhatnya”. Nasihat saya sangat singkat baginya yang saya kutip dari perkataan Yesus: “Janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” (Mat 6: 34). Saya juga mengutip perkataan St. Petrus: “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu” (1Ptr 5:7). Ia mengangguk, merenung dan mau melakukannya.
Ketika mengajar Sabda Bahagia, kelihatan Tuhan Yesus sangat mengenal para murid dan semua kebutuhan hidup. Sebelumnya Ia juga sudah menasihati mereka untuk bijaksana dalam menggunakan harta milik. Tentang hal ini Yesus berkata: “Di mana hartamu berada, di sana hatimu juga berada” (Mat 6:21). Mengapa Yesus berkata demikian? Karena Ia tahu bahwa para muridNya memiliki keterikatan tertentu pada harta duniawi. Para murid disadarkan untuk tidak mengabdi dua tuan yakni mengabdi Allah dan Mamon. Orang harus memiliki pilihan yang tepat untuk mengabdi. Sebagai anak-anak Allah kita mengabdi kepada Tuhan Allah sang Pencipta. Banyak orang terlalu terikat pada Mamon yakni harta duniawi dan lupa pada Tuhan sang Pencipta.
Orang yang terikat pada harta duniawi juga memiliki kekuatiran tertentu khususnya dalam hal kebutuhan primer seperti makanan, minuman dan pakaian. Menurut Yesus, hanya orang-orang yang tidak mengenal Allah yang dapat kuatir akan makanan, minuman dan pakaian. Hidup itu lebih penting daripada makanan, dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian. Manusia adalah ciptaan Allah yang paling luhur maka semua kebutuhannya pasti akan dipenuhi oleh Tuhan. Tuhan Yesus mengambil contoh-contoh yakni burung-burung di udara diberi makan dengan cuma-cuma oleh Tuhan. Bunga bakung di ladang juga dipelihara oleh Tuhan. Nah, kalau burung-burung dan bunga bakung saja diperhatikan oleh Tuhan maka Ia akan melakukan hal yang terbaik bagi manusia. Allah yang memiliki rencana luhur untuk untuk memenuhi semua kebutuhan hidup manusia. Ia mengetahui semua kebutuhan dan Ia jugalah yang akan memberikannya kepada kita.
Banyak kali kita mudah sekali lupa dengan Tuhan sehingga yang ada di dalam diri kita adalah kekuatiran yang berkepanjangan. Banyak orang kuatir dan takut menjadi miskin sehingga lupa dengan saudara-saudara yang miskin dan papa. Dengan demikian rasa kepeduliaan terhadap sesama juga menjadi kurang. Ketika orang diajak untuk berbagi selalu ada kekuatiran melanda hatinya. Padahal Tuhan menyiapkan segala sesuatu bagi kita semua. Ketika orang tidak terbuka kepada Tuhan dan sesama, hatinya terikat pada harta duniawi maka Ia juga terhalang untuk berjumpa dengan Tuhan. Apa yang harus kita lakukan? Tuhan Yesus berkata: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat 6:33).
Kerajaan Allah adalah suasana bathin di mana Tuhan Allah sungguh-sungguh merajai kehidupan kita. Allah adalah kasih (1Yoh 4:8.16) maka Kerajaan Allah adalah kerajaan kasih dan damai sejahtera. Di dalam Kerajaan Allah, kasih Tuhan menguasai seluruh hidup kita sehingga kita pun mengalami dan bertumbuh dalam kasih. Oleh karena itu carilah lebih dahulu kasih Tuhan, nikmatilah segalah kasihNya itu maka kasih Tuhan akan menjadi milikmu. Terimalah dan bagilah kasih Tuhan kepada sesama manusia.
Tuhan mengasihi dan tidak akan melupakan kita. Nabi Yesaya dalam bacaan pertama menegaskan bahwa Tuhan tidak akan melupakan kita semua. Tuhan berfirman: “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.” (Yes 49:15). Perkataan Tuhan ini memang ditujukan kepada umat Israel yang sedang berada di Babel tetapi pesannya selalu aktual bagi kita saat ini. Kita boleh berkali-kali lupa Tuhan karena hati kita dikuasai harta duniawi, tetapi Tuhan tidak akan melupakan kita semua. Tuhan tidak berhenti menyayangi kita. Kasih sayang Tuhan melebihi kasih sayang seorang ibu terhadap anak-anaknya. Nabi Hosea membandingkan kasih sayang Tuhan dengan kasih sayang seorang ayah terhadap anaknya (Hos 11:8-9; Yer 31:20). Kasih sayang Tuhan jauh lebih besar ketika harus mengorbankan PutraNya yang tunggal untuk keselamatan kekal setiap pribadi (Yoh 3:16). Maka janganlah kuatir dengan hidupmu, Tuhan mengasihi dan tidak akan melupakanmu.
St. Paulus dalam bacaan kedua juga menunjukkan kekuatirannya terhadap umat di Korintus. Rasanya seperti ada krisis kepercayaan dari para pemimpin jemaat di Korintus.Paulus berkata: “Saudara-saudara, hendaklah orang memandang kami sebagai hamba Kristus dan pengurus rahasia Allah.” Dengan jelas Paulus mengatakan bahwa para pengurus jemaat itu nyata-nyata dapat dipercaya. Paulus juga menghimbau komunitas Korintus untuk tidak saling menghakimi. Yang punya kuasa untuk menghakimi adalah Tuhan sendiri. Jadi kalau Tuhan sendiri belum datang, janganlah mansia saling menghakimi. Tuhan mengobati kekuatiran manusia ketika Dia sendiri menerangi apa yang tersembunyi dalam kegelapan, di dalam hati sekali pun Tuhan tahu. Ketika orang terbuka, hatinya tembus pandang maka Tuhan akan memujinya. Tuhanlah Bapa yang mahaadil. Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang, dari padaNyalah keselamatanku. (Mzm 62: 2).
Sabda Tuhan pada hari ini sangatlah menguatkan kita semua. Hidup kita selalu diliputi kekuatiran. Mengapa kita kuatir? Karena kita selalu melupakan Tuhan. Tetapi Tuhan tidak akan melupakan kita semua. Hanya dekat dengan Allah hati kita menjadi tenang karena keselamatan datang daripadaNya. Dialah harapan kita maka curahkanlah isi hatimu di hadapanNya.
Doa: Tuhan, bantulah kami semua supaya jangan kuatir dengan hidup kami, biarlah kami selalu berpasrah kepadaMu. Engkaulah yang tidak pernah melupakan kami sebagai ciptaanMu. Amen.
PJSDB