Hari Selasa, Pekan Prapaskah IV
Yeh 47:1-9.12
Mzm 46: 2-3.5-6.8-9
Yoh 5:1-16
Jangan berbuat dosa lagi!
Dalam masa Prapaskah, satu hal yang dilakukan Gereja sebagai sarana keselamatan adalah menyiapkan para katekumen untuk dibaptis di dalam Gereja Katolik. Katekumen berarti memberi instruksi lisan kepada para calon baptis dewasa melalui tiga tahap persiapan katekumenat. Pada setiap tahap, para katekumen diberi pengajaran iman, diijinkan berpartisipasi dalam Liturgi Sabda hingga Liturgi Ekaristi. Masa Katekumenat ini penting untuk menyadarkan setiap calon baptis bahwa melalui sakramen pembaptisan kita semua bersatu dengan Yesus Kristus. Sakramen ini menyaturagakan kita dengan wafatNya Yesus Kristus di atas kayu Salib sehingga membebaskan kita dari kuasa dosa dan kita pun bangkit bersama Dia. Paus Emeritus Benedictus XVI, dengan kuasa mengajarnya, menegaskan makna pembaptisan sebagai berikut: “Anugerah baptisan yang diterima oleh bayi yang baru lahir, harus diterima dengan bebas dan bertanggungjawab setelah mencapai dewasa nanti; proses pertumbuhan harus menyiapkan mereka untuk menerima sakramen Penguatan yang secara pasti menguatkan baptisan dan membantu mereka menerima meterai Roh Kudus”
Air adalah materi yang penting dalam sakramen pembaptisan. Di dalam Kitab Suci, air merupakan unsur pertama yang paling penting untuk hidup. Pada umumnya di dalam Kitts Suci, air melambangkan berbagai jenis pencobaan atau hukuman. Tuhan Allah menggunakan air untuk menyadarkan manusia supaya bertobat (2Sam 5:20; Yes 28:17…). Air melambangkan Roh Kudus di mana melaluinya Allah mencurahkan berkatNya bagi manusia (Bil 20:8.10.11; Yer 2:13; Yeh 47:1-12; Yoh 4: 10-15. 7:38; Ef 5:26…). Air pembaptisan melambangkan penyucian hati kita dari dosa (Mat 3:11; Yoh 1:26.31.33). Air bisa juga melambangkan hubungan kelamin (Ams 5:15; Yoh 3:5) dan masih banyak simbol dalam Kitab Suci dengan menggunakan air. Kiranya dua hal yang paling penting dalam masa prapaskah adalah air sebagai simbol Roh Kudus dan lambang penyucian hidup manusia.
Pada hari ini kita mendengar pengalaman rohani Yehezkiel akan Roh Kudus yang dilambangkan dengan lambang air di dalam Bait Suci di Yerusalem. Dalam penglihatannya ia melihat air laksana sungai yang keluar dari Bait Suci. Bait Suci sendiri adalah shekina, tempat bersemayamnya Allah. Yehezkiel melihat air memancar keluar berlimpah-limpah. Ketika berada di pintu Bait Suci, ia menyaksikan air yang keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci dan mengalir ke timur, mengalir dari bawah bagian samping kanan Bait Suci, sebelah selatan mezbah. Air juga membual dari sebelah selatan Bait Suci. Air itu mengalir dan bertambah dalam dan lebar (Yeh 47:2-5), menyuburkan semua tumbuhan yang disentuhnya (Yeh 47:9-12). Sungai ini mengalir dari Bait Suci sebelah Timur menuju ke laut mati dan menghilangkan unsur keasinan atau kematiannya (Yeh 47:8-9). Tujuan dari sungai yang keluar dari Bait Suci ini adalah membawa hidup berkelimpahan dan kesembuhan dari Allah bagi manusia (Yeh 47:12).
Pengalaman akan Roh Kudus di dalam Kitab nabi Yehezkiel ini memang menarik perhatian kita. Tentu saja ini adalah sebuah penglihatan dan bukanlah sebuah kenyataan sebagaimana dikisahkan tetapi makna yang terkandung di dalamnya adalah bahwa Allah selalu hadir dan mencurahkan berkat-berkatNya melalui RohNya yang kudus bagi manusia. Dampak kehadiran Allah dalam RohNya adalah kehidupan yang berkelimpahan sebagaimana digambarkan dalam penglihatan Yehezkiel ini: air kehidupan mengalir ke wilayah timur sehingga tempat itu menjadi subur dengann aneka tanaman buah-buahan. Laut mati yang asin pun bisa menjadi tawar dan memberi kehidupan kepada ikan (meskipun saat ini laut mati tak ada kehidupan). Artinya kasih Allah melalui RohNya yang kudus memberi kelimpahan yang besar kepada manusia. Bagi Allah tidak ada yang mustahil.
Kita akan memahami penglihatan Yehezkiel ini dalam konteks sakramen pembaptisan. Pada saat dibaptis, kita menerima Roh Kudus. Roh Kudus itulah yang menguduskan kita sehingga layak memperoleh kehidupan baru di dalam Kristus. Roh Kudus itulah yang membangkitkan kita dari kematian karena dosa, dan bangkit bersama Kristus. Roh Kudus itulah yang memberikan anugerah hidup berkelimpahan. Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena kehadiran RohNya yang kudus di dalam Gereja. Dialah yang menguduskan dan mempersatukan setiap pribadi.
Di dalam bacaan Injil kita mendengar kisah penyembuhan yang dilakukan Yesus pada hari Sabat di kolam Betesda yang memiliki lima serambi. Pada setiap serambi terdapat banyak orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang, dan orang-orang lumpuh yang selalu menantikan goncangan air. Diyakini bahwa malaikat selalu turun, menggoncangkan air dan menyembuhkan siapa yang pertama masuk ke dalam kolam itu. Yesus mengenal seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun sakit dan berbaring di situ. Dialah yang punya inisiatif untuk bertanya kepadanya: “Maukah engkau sembuh?” (Yoh 5:6). Orang itu menjelaskan pengalaman dan perjuangannya tetapi tidak berhasil sembuh. Yesus menaruh belas kasihNya maka Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat. Dengan sadar orang itu mengangkat tilamnya dan berjalan.
Pengalaman kesembuhan orang sakit itu menimbulkan pertentangan, apalagi di hari sabat. Orang yang sembuh itu menjelaskan bahwa orang menyembuhkannya yang menyuruhnya mengangkat tilam dan berjalan. Ketika Yesus bertemu lagi denganNya, Ia berkata: “Engkau telah sembuh, jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk” (Yoh 5:14). Orang itu pun keluar dan mewartakan bahwa Yesuslah yang menyembuhkannya sehingga orang-orang Yahudi pun mau menganiaya Yesus.
Bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini mengatakan kepada kita dua hal penting. Pertama, Tuhan senantiasa mencurahkan rahmatNya baru setiap hari bagi kita. Ia melimpahkan Roh KudusNya untuk memberi daya hidup bagi setiap orang dan bagi GerejaNya. Kedua, Tuhan memberikan anugrah hidup baru kepada setiap orang yang percaya kepadaNya. Orang-orang yang berdosa dicari oleh Tuhan dan disembuhkan atau diselamatkan. Mari kita menyadarinya dalam masa prapaskah ini seraya bersyukur kepada Tuhan. Semoga kita semua juga menjadi baru dalam Kristus.
Doa: Tuhan, baharuilah hidup kami dengan RohMu yang Kudus. Amen
PJSDB