Homili 2 April 2014 (Injil)

Hari Rabu Pekan Prapaskah IV

Yes 49: 8-15

Mzm 145: 8-9.13cd-14.17-18

Yoh 5:17-30

Orang mati saja mendengar suara Tuhan!

Fr. JohnPada suatu kesempatan misa arwah, saya bertanya kepada seorang anak:  “Bagaimana kesan dan ingatan-ingatan anda tentang ayahmu?” Anak itu menjawab: “Ayahku orang yang baik. Ia suka memanggil namaku. Ia juga suka mendengarkan aku ketika membicarakan kesulitan tertentu di sekolah.” Saya bertanya, “Maksud anda?” Ia menjawab, “Ya, saya berbicara dan ia mendengar dengan baik semua pembicaraan saya lalu ia memberi nasihat kepada saya”. Saya kembali ke komunitas dengan rasa bangga karena masih ada ayah yang mau mendengar anaknya. Mendengar seorang berbicara itu tidaklah mudah. Ketika seorang mendengar dengan baik, ia dapat mentaati dan ketika ia mentaati, ia juga bisa mengasihi dengan baik.

Pada hari ini kita mendengar kisah tentang Yesus bersaksi tentang diriNya dan diharapkan orang dapat mendengarNya. Ia pertama-tama menunjukkan identitasNya sebagai Putera Allah. Ia bertugas melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa. Jadi Yesus tidak melakukan pekerjaanNya sendiri tetapi melakukan pekerjaan Bapa. Ia sendiri mengakui: “BapaKu bekerja sampai sekarang maka Akupun bekerja juga” (Yoh 5: 17).  Dengan menunjukkan identitasNya ini maka muncul konflik antara orang-orang Yahudi dan Yesus. Mengapa? Karena sebelumnya Yesus dianggap melanggar hukum Taurat karena menyembuhkan orang pada hari Sabat dan orang yang disembuhkan itu memikul tilamnya. Yesus juga dipersalahkan karena memanggi Allah sebagai BapaNya. Bagi kaum Yahudi ini adalah kelemahan yang dimiliki oleh Yesus.

Reaksi Yesus adalah menjelaskan secara mendalam perutusanNya di dunia ini yakni melakukan pekerjaan Bapa kepada kaum Yahudi. Yesus mengatakan bahwa Ia melakukan pekerjaan Bapa yang dilihatNya sendiri dan Ia juga tertarik untuk tetap bekerja karena pekerjaan Bapa dan Dia adalah satu. Persekutuan Bapa dan Anak dalam Roh Kudus. Bapa membangkitkan orang mati, Anak juga memiliki kuasa untuk memberi hidup kekal.  Di samping melakukan pekerjaan Bapa, Yesus juga mengingatkan para muridNya untuk mendengar perkataanNya dan percaya kepada Allah Bapa yang telah mengutusNya. Dengan demikian maka hidup kekal menjadi jaminannya. Yesus juga mengatakan bahwa orang-orang yang sudah mati akan mendengar suara Anak Allah dan mereka yang mendengarNya akan hidup. Orang di dalam kubur mendengar suara Yesus. Orang yang berbuat baik akan berada bersama Yesus menikmati hidup kekal sedangkan yang berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.

Hal yang menjadi fokus permenungan kita pada hari ini adalah “mendengar suara Yesus.” Dalam perikop Injil dikatakan bahwa orang-orang yang sudah meninggal dunia dan berada di dalam kuburan akan mendengar suara Tuhan Yesus. Apakah anda juga ingin mendengar suara Tuhan? Sang Pemazmur berkata tentang suara Tuhan: “Suara Tuhan di atas air, Allah yang mulia mengguntur, Tuhan di atas air yang besar. Suara Tuhan penuh kekuatan, suara Tuhan penuh semarak. Suara Tuhan mematahkan pohon aras, bahkan, Tuhan menumbangkan pohon aras Libanon.” (Mzm 29:3-5). Suara Tuhan itu penuh kekuatan yang dapat mengubah hidup kita. Kekuatan suara Tuhan yang lain adalah: “Suara Tuhan menyemburkan nyala api. Suara Tuhan membuat padang gurun gemetar, Tuhan membuat padang gurun Kadesh gemetar. Suara Tuhan membuat beranak rusa betina yang mengandung, bahkan, hutan digundulinya; dan di dalam bait-Nya setiap orang berseru: “Hormat!” (Mzm 29:7-9).

Yesus adalah Putera Allah. Ia berkata: “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 10:30). Maka suara Yesus adalah Suara Bapa sendiri yang penuh dengan kuat kuasaNya. Suara Tuhan bagai desau air bah (Why 1:15). Pada hari ini kita semua diingatkan untuk memiliki kemampuan mendengar suara Tuhan di dalam hidup. Sebaiknya kita merasa malu karena orang yang ada di dalam kubur saja mendengar suara Tuhan.Janganlah kita menjadi tuli dan tidak peka terhadap suara Tuhan yang penuh kuasa itu. Maka hari ini kalau kita mendengar suaraNya hati kita janganlah menjadi tegar. Kita juga diingatkan untuk saling mendengar satu sama lain. Ketika kita saling mendengar maka cinta kasih akan bertumbuh subur di antara kita.

Doa: Tuhan, kami bersyukur kepadaMu karena Engkau mengingatkan kami untuk mendengar suaraMu. Semoga kami membuka diri dan setia kepadaMu. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply