Petrus dan Yudas Iskariot
Petrus mulanya adalah nelayan sederhana, dipanggil oleh Yesus bersama Andreas saudaranya untuk menjadi penjala manusia. Yesus berkata: “Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan Penjala Manusia” (Mat 4:19). Dengan bangga ia mengakui Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat 16:16). Dia juga menyatu dengan Yesus: “Tuhan, kepada siapa kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal” (Yoh 6:68). Dia bereaksi kalau ada sesuatu yang membahayakan Yesus. Ia bahkan berjanji akan menyerahkan nyawanya bagi Yesus (Yoh 13:37), tetapi ia masih sempat menyangkal Yesus tiga kali (Yoh 13:38). Setelah Yesus bangkit, Petrus mengikrarkan janjinya untuk mengasihi Yesus lebih dari yang lain (Yoh 21:15-17). Kelemahan dan kekuatan Petrus disempurnakan Yesus dan dijadikan sebagai Batu Karang bagi Gereja (Mat 16:18).
Yudas Iskariot juga mengikuti Yesus dan dipilih menjadi bendahara. Ia satu-satunya murid dari daerah Yudea. Ia selalu disebut sebagai nama terakhir dari keduabelas rasul dengan tambahan: “yang mengkhianati Yesus” (Mat 10:4). Ia cepat bereaksi seolah-olah peduli dengan kaum miskin tetapi nyatanya suka korupsi (Yoh 12:6). Ia menjual Yesus dengan uang harga 30 perak meskipun nantinya ia mengembalika uang itu kepada para imam kepala di dalam Bait Allah (Mat 27:3). Ia mati dengan tragis (Mat 27:3-9 dan Kis 1:16-19).
Kisah Petrus dan Yudas adalah bagian dari hidup kita. Anda dan saya juga pernah menyangkal dan mengkhianati Yesus berkali-kali. Yesus itu baik dan suka mengampuni. Ia tidak memperhitungkan dosa tetapi melihat iman kita!
PJSDB