Santapan Ekaristi
Food For Thought hari ini berjudul: “Santapan Ekaristi.” Sumber inspirasinya adalah pengajaran Yesus di dalam Rumah Ibadat di Kapernaun tentang Roti Hidup yang turun dari Surga.
Yesus berkata: “Qui manducat meam carnem et bibit meum sanguinem, in me manet, et ego in illo, dicit domino.” (Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, tinggal di dalam Aku dan Aku tinggal di dalam dia, Sabda Tuhan, Yoh 6:56). Kata-kata Yesus ini sangat dalam dan hanya bisa diterima dengan iman. Memakan dagingNya, meminum darahNya berarti sungguh menyatu, melebur di dalam diri Yesus dan di dalam diri kita yang menyantapNya.
Katekismus Gereja Katolik mengajarkan bahwa Yesus Kristus hadir dalam sakramen Ekaristi dalam cara yang unik dan tak tertandingi. Dia hadir dalam cara yang sungguh-sungguh, nyata, dan substansial, dengan Tubuh dan DarahNya, dengan Jiwa dan keilahianNya. Karena itu di dalam Sakramen Ekaristi, Dia hadir secara sacramental, yaitu di dalam rupa Roti dan Anggur Ekaristis, Kristus penuh dan total, Allah dan manusia. (KGK, 1373-1375.1413).
St. Yohanes Paulus II dalam suratnya “Dominicae cenae, 3” menulis: “Gereja dan dunia sangat membutuhkan Ekaristi. Di dalam sakramen cinta ini Yesus sendiri menantikan kita. Karena itu tiada waktu yang lebih berharga daripada menemui Dia di sana: dalam penyembahan, dalam kontemplasi dengan penuh iman, dan siap memberi silih bagi kesalahan besar dan ketidakadilan yang ada di dunia. Penyembahan kita tidak boleh berhenti.” Ekaristi mempersatukan,menyembuhkan dan meneguhkan kita semua.
P. John SDB