Hari Minggu Paskah VII
Komunikasi Sedunia
Kis 1:12-14
Mzm 27: 1.4.7-8a
1Ptr 4:13-16
Yoh 17:1-11a
Kuasa Doa
Kalau kita membuka Kitab Suci, kita akan menemukan figur-figur yang mengajar kita untuk selalu hidup dalam doa. Dalam Kitab Perjanjian Lama, kita temukan Abraham dan Ayub. Mereka pengusaha yang sangat sukses di zamannya karena mereka tekun berdoa. Begitu juga dengan Daniel, dikenal sabagai pejabat yang berkedudukan tinggi di empat masa pemerintahan yang berbeda. Ia berdoa tiga kali sehari pada Tuhan. Daud, raja yang sering disebut-sebut namanya dalam Alkitab juga dikenal kedekatannya dengan Tuhan melalui doa dan puji-pujian. Samuel menjadi pemimpin rohani Israel karena doa-doanya kepada Tuhan. Figur-figur ini adalah sahabat-sahabat Allah di dalam Kitab Perjanjian Lama. Di dalam Kitab Perjanjian baru, kita melihat Figur Yesus. Meskipun Tuhan tetapi Ia selalu memiliki waktu dan tempat istimewa untuk berdoa. Ia bersyukur kepada Bapa, Ia juga mendoakan manusia. Para rasul juga berdoa bersama Yesus, meskipun sebagai manusia selalu lupa untuk bersyukur, lebih banyak memohon kepada Tuhan.
Penginjil Yohanes pada hari Minggu Paskah VII ini melaporkan bahwa Yesus sebagai imam Agung melebihi Melkhzedek menaikan doa syukur dan pujian kepada Bapa di surga. Ia mengangkat kepala dan mengatakan kepada Bapa supaya mempermuliakanNya sebagai Anak sehingga Ia juga dapat mempermuliakan Bapa. Bapa memberi segala kuasa kepadaNya termasuk kuasa untuk memberikan hidup kekal kepada semua orang yang percaya kepadaNya. St. Paulus menunjukkan betapa besar kuasa Yesus sehingga Ia berkata: “Dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi.” (Flp 2:10).
Hidup kekal bagi Yesus adalah Allah sungguh-sungguh dikenal sebagai satu-satunya dan paling utama dari segalanya oleh orang yang percaya kepadaNya dan bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya utusan Bapa untuk menebus dunia. Tuhan Yesus mempermuliakan Allah Bapa di bumi dengan setia melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa. Yesus memohon agara Bapa juga mempermuliakan Yesus PuteraNya karena semua pekerjaan itu membantu manusia untuk mengimani dan memuliakan Bapa sendiri. Pekerjaan-pekerjaan Tuhan Yesus yang dilakukan manusia adalah mendengar dan melakukan Sabda. Dengan jalan ini kita semua menjadi milik Tuhan. Kita sungguh-sungguh tinggal di dalamNya dan Dia di dalam kita.
Ada dua hal yang ditekankan Yesus di sini. Pertama, Yesus sebagai Tuhan mendoakan para murid untuk bersatu sebagai sesama dan bersatu dengan Tuhan sebagaimana Yesus sendiri bersatu dengan Bapa. Yesus sebagai Tuhan kita saja berdoa, maka patutlah kita bertanya di dalam hati kita, apakah kita sungguh-sungguh berdoa? Apakah kita memiliki kerinduan, merasa sebagai kebutuhan untuk berdoa. Kedua, pentingnya persekutuan sebagai sesama manusia dan bersekutu dengan Tuhan. Yesus dengan tegas mengatakan bahwa segala sesuatu adalah milik Bapa dan Bapa memberikannya kepada Yesus sebagai Putera. Dan bahwa semua orang yang diberikan kepada Yesus, akan diantar untuk bersatu dengan Bapa.
Para rasul menghayati persekutuan dengan baik sesuai dengan perintah Yesus untuk saling mengasihi. Dalam bacaan Pertama kita mendengar bahwa setelah menyaksikan kenaikan Yesus ke Surga mereka kembali untuk berkumpul bersama sebagai komunitas. Kecuali Yudas Iskariot, para rasul berkumpul bersama Bunda Maria, beberapa perempuan lain serta saudara-saudara Yesus. Mereka bersekutu, sehati dan sejiwa dan berdoa. Kita mengingat perkataan Yesus ini: “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam namaKu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” (Mat 18:20). Yesus adalah Imanuel yang selalu berada dan menyertai para muridNya. Persekutuan seperti ini merupakan inspirasi yang bagus bagi Gereja. Gereja memiliki ciri khas sebagai satu persekutuan pribadi-pribadi yang percaya kepada Tuhan. Persekutuan dengan tidak membedakan pribadi-pribadi di dalam Gereja.
Dalam bacaan kedua kita mendengar St. Petrus mengingatkan kita bahwa dalam persekutuan sebagai saudara di dalam Gereja, kita harus bersukacita sesuai dengan bagian yang kita peroleh dalam penderitaan Kristus. Petrus berkata: “Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus sebab Roh kemuliaan yaitu Roh Allah ada padamu.” (1Ptr 4:14). Sebagai pengikut Kristus, bagi Petrus butuh kesetiaan, tidak cepat merasa malu kalau menderita demi Kristus. Sifat kemartiran diminta dari kita untuk berkorban demi kasih kepada Yesus.
Sabda Tuhan pada hari Minggu ini membawa kita kepada pribadi Yesus yang kita sembah dan muliakan. Hanya kepada Tuhan Bapa di Surga, kita arahkan doa permohonan dan pujian syukur kita dalam nama Yesus Kristus. Dialah segalanya bagi hidup kita. Hanya kepadaNya kita arahkan doa-doa kita. Doa memiliki daya untuk mempersatukan kita semua. Doa berarti kita mengarahkan hati dan pikiran kita hanya kepada Tuhan.
Doa: Tuhan bantulah kami untuk selalu berdoa dengan mengucapkan pujian dan syukur kepadaMu. Amen
PJSDB