Hari Kamis, Pekan Biasa XX
Yeh. 36:23-28
Mzm. 51:12-13,14-15,18-19
Mat. 22:1-14.
Tuhan Sabar dan Mengasihimu
Ada seorang sahabat yang baru sadar bahwa ia dikasihi Tuhan. Bertahun-tahun lamanya ia merasa begitu jauh dari Tuhan. Berbagai perbuatan salah dan dosa dilakukannya dengan sadar tetapi usaha membenarkan dirinya tetap ada yakni bahwa ia tidak berbuat salah dan dosa apa pun. Pada suatu kesempatan ia melewati sebuah gereja dan melihat sebuah spanduk dengan tulisan: “Tuhan sabar dan mengasihimu” Ia merasakan sebuah sapaan yang luar biasa dari tulisan ini. Mungkin karena selama ini ia tidak pernah mengalami kekuatan yang dahsyat seperti ini. Ia baru menyadari kesabaran dan kasih Tuhan meskipun sebelumnya ia lebih menyukai salah dan dosa dari pada Tuhan dengan kasih dan kesabaranNya. Pengalaman sahabat ini adalah pengalaman banyak di antara kita dalam berelasi dengan Tuhan.
Pada hari ini nabi Yehezkiel menunjukkan kepada kita sosok seorang Allah sebagai Bapa dan gembala yang baik terhadap anak-anaknya yang selalu jatuh dalam dosa. Ia menunjukkan kasih dan kesabaran kepada mereka yang keras hatinya dan lebih menyukai hidup dalam dosa bukan rahmat. Melalui Yehezkiel Tuhan menjanjikan hal-hal yang indah bagi umat Israel yang masih berada di Babel sebagai berikut:
Pertama, Tuhan berkehendak untuk menguduskan namaNya di tengah bangsa yang telah menajiskannya. Nama Tuhan itu kudus dan menunjukkan diri Tuhan yang kudus adanya. Karena manusia sudah menajiskan nama Tuhan yang kudus ini maka Ia menguduskannya kembali. Konsekuensinya adalah semua bangsa dapat mengakuiNya sebagai Tuhan yang kudus.
Kedua, Tuhan berjanji kepada umat Israel bahwa Ia sendirilah yang akan menjemput mereka untuk kembali mendiami tanah air yang dijanjikanNya. Lihatlah bahwa Tuhan kita itu sabar dan tidak membuat perhitungan tertentu dengan manusia yang berdosa. Ia tidak menghukum manusia yang berdosa. KasihNya kekal selamanya!
Ketiga, Tuhan berjanji untuk menguduskan kembali Israel dengan air jernih. Air jernih akan diberikan kepada mereka untuk menyembuhkan mereka dari segala kenajisan dan berhala-berhala. Air adalah simbol kehadiran Roh Kudus yang sifatnya menguduskan dan menyucikan. Roh yang satu dan sama juga menyembuhkan kita semua.
Keempat, Tuhan menguduskan umatNya. Ia memberikan hati dan roh yang baru. Hati yang keras dijauhkan dari umatNya sehingga yang ada hanya hati yang taat dan mengasihi. Hati adalah simbol totalitas hidup manusia. Orang yang memiliki hati yang murni akan melihat Allah.
Kelima, Tuhan memberikan rohNya untuk berdiam di dalam batin manusia. Roh itu memampukan kita untuk taat dan mampu melakukan hukum dan ketetapan serta peraturan Tuhan.
Keenam, Tuhan akan menempatkan kembali umatNya yang terceraiberai di negeri yang pernah didiami oleh nenek moyang mereka. Tuhan tetaplah menjadi Allah bagi umat Israel meskipun mereka sedang berada di pembuangan di Babel.
Tuhan yang sabar dan berbelas kasih juga dihadirkan oleh Yesus dalam perumpamaan tentang perjamuan kawin. Ia berkehendak untuk menyelamatkan semua orang tetapi manusia lebih menyukai kesibukannya sendiri-sendiri. Yesus mengalamatkan perumpamaan ini kepada para imam kepala dan tua-tua Yahudi. Dikisahkan bahwa ada seorang raja yang melakukan perjamuan nikah. Ia menyuruh para hambanya untuk memanggil para tamu yang sudah direkadu tetapi mereka tidak mau datang karena mereka masih sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan mereka. Bahkan ada di antara para hamba itu ditangkap, dianiaya dan dibunuh. Raja itu pun murka sehingga memerintahkan pasukannya untuk membinasakan para pembunuh dan membakar kota mereka. Raja itu ahirnya memerintahkan lagi hambanya untuk memanggil orang-orang dari jalan, orang jahat dan baik untuk datang memenuhi ruang perjamuan. Sayang sekali ada seorang undangan yang tidak berpakaian pesta. Orang itu dicampakkan ke dalam kegelapan yang kekal.
Kesabaran sang raja diungkapkan dalam suruhannya kepada para hamba: “Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini.” (Mat 22:4). Tuhan juga melakukan hal yang sama. Ia senantiasa mengundang kita untuk menikmati perjamuanNya terutama di dalam Ekaristi. Banyak kali mungkin kita merasa bahwa Ekaristi itu biasa-biasa saja maka meskipun banyak dosa, kita tetap menerimanya seperti biasa. Seharusnya kita sadar diri untuk bertobat sehingga layak menikmati perjamuan Tuhan ini.
Pada hari ini kita berjumpa dengan sosok Tuhan Allah yang sabar dan baik dengan kita umatNya. Bagaimana dengan kita di hadapanNya dan sesama? Apakah kita juga sabar dan berbelas kasih dengan sesama?
Doa: Tuhan, bantulah kami untuk memiliki anugerah kesabaran di dalam hidup setiap hari. Amen
PJSDB